Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Andi Firmansyah
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Muhammad Andi Firmansyah adalah seorang yang berprofesi sebagai Penulis. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Aslinya Baik, Sedangkan di Media Sosial Kok Berbuat Jahat?

Kompas.com - 23/05/2025, 20:47 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Di dunia nyata, kita punya banyak petunjuk dari ekspresi wajah, bahasa tubuh, hingga nada suara; sedangkan secara daring kita sebagian besar berdikusi lewat teks.

Inilah mengapa kita kesulitan mencari cara yang tepat untuk berdiskusi dan bekerja sama di dunia maya. Suatu hari, kita mungkin akan memperkenalkan sinyal-sinyal tertentu, mungkin padanan digital dari ekspresi wajah, untuk membantu kelancaran diskusi online.

Terlepas dari itu, kita tidak harus menunggu tanpa berbuat apa-apa.

Untuk saat ini, kita bisa mengharapkan perubahan dari atas ke bawah, misalnya dengan menuntut perusahaan media sosial agar merancang ruang publik yang mendorong perilaku pro-sosial dan partisipatif, serta institusi yang menciptakan dan menegakkan format dan aturan untuk partisipasi demokratis.

Jika kita menginginkan perbaikan radikal dalam media sosial di mana kita terlibat (hampir) setiap saat, perusahaan platform tersebut harus tanpa henti mengarahkan algoritma mereka ke arah integrasi dan bukannya perpecahan, pengalaman daring bermakna alih-alih penyalahgunaan.

Sebagai contoh, mereka dapat memperkuat akuntabilitas dengan memaksa pengguna untuk mendaftarkan akun mereka dengan nama asli. Bahkan penggunaan emotikon dan avatar yang sederhana bisa membantu mengurangi toksisitas online akibat anonimitas, karena membuat orang lain tampak lebih nyata dan perasaan mereka lebih jelas.

Selain itu, untuk mengatasi rendahnya insentif hukuman atas perilaku buruk secara daring, perusahaan dapat memperkenalkan (lebih tepatnya, memperkuat) moderator konten berbasis artificial intelligence (AI). Menghapus konten berbahaya secara manual tidak lagi praktis karena volume dan keragaman bahasa konten yang luar biasa banyak.

Namun, hal itu tetap terbatas; lihatlah bagaimana konten-konten promosi judi online tetap tersebar dan sulit dihentikan oleh mesin otomatis. Dalam kasus-kasus tertentu, dan bukannya jarang, moderator AI menghukum konten yang salah berdasarkan fitur leksikal yang keliru. Para ahli masih berupaya untuk terus menyempurnakannya.

Alternatif lainnya, perusahaan mungkin dapat merancang semacam hukuman sosial. Satu satu perusahaan game, League of Legends, pernah melakukannya dengan memperkenalkan fitur "Tribunal", yang mana perilaku negatif dipidanakan oleh pemain lain.

Fitur tersebut mendorong pemain untuk memikirkan ulang konsekuensi dari tindakan mereka. Perusahaan melaporkan bahwa hampir 300 ribu pemain "berubah" dalam satu tahun, artinya setelah dihukum oleh Tribunal, mereka memperbaiki perilaku dan kemudian meraih reputasi positif dalam komunitas.

Di atas segalanya, kita juga harus memobilisasi gerakan dari bawah.

Sebagai anggota komunitas (besar maupun kecil), kita harus mengakui bahwa batasan dunia maya dan dunia nyata semakin mengabur; apa yang kita katakan dan lakukan di dunia yang satu akan memiliki konsekuensi di dunia lainnya. Tidak kalah pentingnya, selalu ingat bahwa pengguna media sosial (setidaknya sebagian besar) bukanlah bot, melainkan orang-orang biasa seperti Anda dan saya.

Apa yang Anda katakan kepada mereka memengaruhi bagaimana mereka berpikir dan merasa, demikian pula mereka kepada Anda. Ya, mereka terkadang bertindak buruk di media sosial, dan itu membuat Anda marah. Namun, ingat kembali bahwa terkadang Anda juga seperti itu, untuk alasan yang tidak jelas.

Saya tidak menyerukan kesopanan berlebihan yang berisiko membungkam diskusi penting karena kita terlalu takut menyakiti perasaan satu sama lain; ini juga bukan tentang instrumentalisasi nada bicara sebagai alat kekuasaan. Sebaliknya, ini adalah pengingat bahwa setiap orang berhak mengakses manfaat internet tanpa pelecehan dan kekerasan.

Tanggung jawab ini menuntut kita untuk proaktif mengadvokasi teknologi etis yang melindungi nilai dan integritas ruang digital kita. Sebagaimana ungkap Toni Morrison, bahasa adalah agensi dengan konsekuensi serius. Apa yang kita lakukan dengan bahasa dan bagaimana kita menggunakannya bisa jadi merupakan ukuran masyarakat kita.

Kini, lebih dari sebelumnya, kita perlu membicarakan bagaimana kita berbicara satu sama lain.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Mengapa Banyak Orang Baik Berbuat Jahat di Media Sosial?"

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Kata Netizen
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Kata Netizen
'Financial Freedom' Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
"Financial Freedom" Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
Kata Netizen
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus 'Dosa Sampah' Kita
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus "Dosa Sampah" Kita
Kata Netizen
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Kata Netizen
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Kata Netizen
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan 'Less Cash Society'?
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan "Less Cash Society"?
Kata Netizen
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Kata Netizen
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Kata Netizen
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Kata Netizen
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Kata Netizen
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Kata Netizen
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Kata Netizen
Menerangi 'Shadow Economy', Jalan Menuju Inklusi?
Menerangi "Shadow Economy", Jalan Menuju Inklusi?
Kata Netizen
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau