Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
bustanol arifin
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama bustanol arifin adalah seorang yang berprofesi sebagai Full Time Blogger. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Memaknai Idul Kurban dan Diplomasi Kemanusiaan

Kompas.com - 30/05/2025, 13:22 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Bila ditarik ke dalam dunia diplomasi, maka ibadah kurban dapat menjadi jembatan yang bisa menghubungkan Indonesia sebagai sebuah negara dan bangsa dengan mayoritas umat Islam dengan bangsa dan negara lain di seluruh dunia. Mempromosikan nilai-nilai Islam ke seluruh masyarakat internasional.

Tujuan Utama Diplomasi Kurban

Merawat apalagi meningkatkan hubungan antarbangsa dan negara memanglah tidak mudah, terlebih bilamana sebuah bangsa atau negara sudah pernah tercoreng nama baiknya di mata internasional.

Diplomasi kurban merupakan salah satu strategi mencapai tujuan diplomatik yang terbagi dalam beberapa tujuan.   

Pertama, meningkatkan citra negara. Bagaimanapun, pemerintah harus menjaga citra positif bangsa sekaligus negara Indonesia di mata Internasional. 

Melalui pengiriman hewan kurban, dunia akan melihat serta mencatat bahwa Indonesia adalah bangsa serta negara yang sangat peduli terhadap krisis kemanusiaan dunia.

Kedua, mempererat hubungan antarnegara. Secara tidak langsung, tindakan nyata semisal pengiriman hewan kurban ke negara yang membutuhkan dapat memperkuat hubungan dua negara. 

Mereka (para penerima) akan sangat berterima kasih kepada pemerintah Indonesia karena telah hadir saat mereka benar-benar membutuhkan.

Ketiga, memperluas pengaruh sosial budaya. Selain kemanusiaan, diplomasi kurban juga bisa berfungsi sebagai sarana penyebaran nilai-nilai ajaran Islam khususnya yang universal seperti kasih sayang, kepedulian sosial, kebersamaan, persatuan dan sebagainya yang selama ini lekat dengan karakter bangsa Indonesia itu sendiri.

Laznas BMH, Contoh Praktik Diplomasi Kurban

Indonesia yang menjadi rumah bagi 229,62 umat Islam, sejak dahulu hingga saat ini senantiasa aktif merespon dinamika krisis kemanusiaan dunia. Di mana ada tragedi kemanusiaan, di situ Indonesia hadir mengulurkan tangan, memberi bantuan.

Melalui Kementerian Luar Negeri, organisasi kemanusiaan, lembaga zakat dan semisalnya jadi garda terdepan mewakili bangsa serta negara Indonesia. Salah satunya mengirimkan hewan kurban ke beberapa negara yang sedang mengalami krisis kemanusiaan.

Di antara lembaga yang selalu konsisten melakukan diplomasi kurban mewakili pemerintah, masyarakat dan umat Islam Indonesia adalah Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) BMH. Ia, setiap tahun tahun tidak hanya menyalurkan hewan kurban ke seluruh pelosok negeri, tetapi juga berbagai negeri.

Laznas BMH telah mendistribusikan hewan kurban ke negara terdampak krisis seperti Suriah, Palestina, Somalia, Jordania, Afrika, Myanmar dan lainnya. Di sana, terjadi krisis kemanusiaan dan pangan akibat perang yang tak berkesudahan.

Tentu saja, langkah ini bukan sekadar mengirimkan paket bantuan berupa hewan kurban, tapi bentuk nyata dari diplomasi kemanusiaan yang merepresentasikan kepedulian bangsa serta negara Indonesia terhadap penderitaan masyarakat dunia.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Kata Netizen
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Kata Netizen
'Financial Freedom' Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
"Financial Freedom" Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
Kata Netizen
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus 'Dosa Sampah' Kita
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus "Dosa Sampah" Kita
Kata Netizen
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Kata Netizen
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Kata Netizen
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan 'Less Cash Society'?
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan "Less Cash Society"?
Kata Netizen
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Kata Netizen
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Kata Netizen
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Kata Netizen
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Kata Netizen
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Kata Netizen
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Kata Netizen
Menerangi 'Shadow Economy', Jalan Menuju Inklusi?
Menerangi "Shadow Economy", Jalan Menuju Inklusi?
Kata Netizen
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau