
Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Langkah besar lainnya terjadi pada 25 September 2025, ketika PT Sepatu Bata Tbk melalui RUPS Luar Biasa resmi menghapus kegiatan produksi sepatu dari anggaran dasarnya.
Angka-angka di laporan keuangan menggambarkan kenyataan yang tak bisa dihindari: penjualan menurun hampir 39 persen, dengan kerugian bersih mencapai Rp 40,62 miliar.
Pasar berubah. Selera bergeser. Konsumen kini mencari sepatu yang ringan, modis, dan instan—sesuatu yang mungkin tak lagi sejalan dengan filosofi Bata yang klasik dan tahan lama.
Transformasi yang Menyentuh Emosi
Kini, Bata tak lagi memproduksi sepatu sendiri. Perusahaan ini beralih menjadi distributor dan ritel, memperkuat penjualan daring, dan menggandeng produsen lokal.
Bagi dunia bisnis, ini disebut “transformasi”. Tetapi bagi banyak orang, ini lebih menyerupai “perpisahan yang diam-diam”.
Karena bagi mereka, Bata bukan sekadar merek. Ia bagian dari album foto keluarga, dari momen kecil seperti mengikat tali sepatu di pagi hari, atau berjalan kaki pulang sekolah sambil menendang kerikil di trotoar.
Bata dalam Ingatan Kolektif
Ada hal menarik, banyak orang Indonesia mengira Bata adalah merek lokal. Padahal, ia merek global yang luar biasa “membumi” di sini.
Sepatu Bata tahu jalan ke sekolah, ke pasar, ke masjid, ke kantor, hingga ke rumah nenek di kampung.
Kini, mungkin sepatu itu sudah tak lagi dibuat di pabrik, tetapi kisahnya tetap hidup—di rak-rak tua, di memori orang tua, dan di hati mereka yang pernah bangga menyemir sepatu hitam setiap Minggu sore.
Lebih dari Sekadar Sepatu
Ketika sebuah merek bertahan selama lebih dari 90 tahun di sebuah negara, artinya ia telah menjadi bagian dari kebudayaan.
Bata bukan hanya perusahaan, tapi juga simbol nilai-nilai lama yang kini semakin langka: kesederhanaan, ketekunan, dan kebanggaan atas kerja keras.
Mungkin kelak, Bata akan dikenang sebagaimana kita mengenang mesin tik atau radio tabung—bukan sekadar benda usang, melainkan simbol masa di mana sesuatu dibuat dengan hati.