Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aji Mufasa
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Aji Mufasa adalah seorang yang berprofesi sebagai Wiraswasta. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Menghadapi Keinginan Anak Beli Gadget Setelah Lebaran

Kompas.com, 27 April 2023, 12:41 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Bukan rahasia lagi, jika momen lebaran banyak digunakan sejumlah anak untuk membeli gadget baru.

Adapun faktor pemicu keinginan anak membeli gadget baru setelah lebaran, antara lain pengaruh teman sebaya dan juga sosial media.

Namun, sebagai orang tua, perlu diingat bahwa keinginan anak untuk memiliki gadget baru setelah lebaran mungkin tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor di atas, tetapi juga bisa dikarenakan munculnya tren terbaru dan keinginan untuk memenuhi ekspektasi teman sebaya.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami alasan di balik keinginan anak dan menghadapinya dengan bijaksana dalam memastikan bahwa gadget yang dibeli sesuai dengan kebutuhan dan usia anak.

Dilema Orang tua Menghadapi Keinginan Anak Beli Gadget Baru

Bagi banyak orang tua, menghadapi keinginan anak untuk membeli gadget baru setelah lebaran bisa memicu dilema. Terutama jika dompet sudah terkuras habis dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan dan kegiatan selama perayaan. Orang tua sering kali merasa bingung tentang bagaimana harus merespon keinginan anak yang begitu kuat untuk memiliki gadget baru.

Tekanan emosional juga bisa dirasakan oleh orang tua dalam menghadapi permintaan anak untuk membeli gadget. Mereka mungkin merasa bersalah jika tidak dapat memenuhi keinginan anak atau khawatir anak akan merasa kecewa.

Selain itu, orang tua juga kerap kali diliputi rasa cemas akan dampak gadget pada anak, mulai dari potensi ketergantungan pada teknologi, penurunan interaksi sosial, atau pengaruh konten yang tidak sesuai usia.

Pertimbangan finansial juga menjadi hal yang penting, karena membeli gadget baru dapat mempengaruhi anggaran keluarga dan mengganggu prioritas keuangan yang sudah direncanakan.

Solusi Menghadapi Keinginan Anak Membeli Gadget Baru

Dalam menghadapi dilema ini, orang tua perlu mengambil pendekatan yang bijaksana. Mengedukasi anak tentang pentingnya mengatur keuangan, bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi, dan memprioritaskan kebutuhan sehari-hari bisa menjadi langkah awal yang baik.

Orang tua juga bisa berdiskusi terbuka dengan anak tentang batasan anggaran keluarga dan mengajak anak berpartisipasi dalam memilih gadget yang sesuai dengan kebutuhan dan usia mereka.

Pada saat yang sama, orang tua juga harus menyeimbangkan antara memenuhi keinginan anak dan menjaga kesehatan finansial keluarga.

Mencari alternatif solusi seperti mengatur tabungan atau memberikan reward berbasis prestasi bisa menjadi cara yang baik untuk membantu anak belajar tentang pentingnya mengelola uang dengan bijaksana.

Dalam menghadapi dilema ini, penting bagi orang tua untuk menjaga komunikasi yang terbuka, menghadapi tekanan emosional dengan bijaksana, dan membuat keputusan yang berdasarkan pertimbangan matang.

Mengenali keinginan anak, merespons dengan bijaksana, dan membantu anak belajar mengelola uang dengan bertanggung jawab dapat menjadi langkah yang baik dalam menghadapi tantangan keinginan anak untuk membeli gadget baru setelah lebaran.

Meski tantangan bagi orang tua tidak mudah. Namun, ada beberapa tips yang bisa membantu orang tua dalam menghadapi keinginan anak dengan bijaksana:

1. Mengajarkan nilai-nilai finansial kepada anak

Salah satu cara untuk menghadapi keinginan anak untuk membeli gadget adalah dengan mengajarkan nilai-nilai finansial kepada mereka.

Mengenalkan konsep mengatur uang, menabung, dan menghargai uang yang diberikan pada lebaran dapat membantu anak mengerti pentingnya mengelola uang dengan bijaksana.

2. Membatasi penggunaan gadget anak

Orang tua perlu mengatur batasan waktu layar dan mengawasi konten yang diakses oleh anak pada gadget.

Menggunakan fitur pengaturan waktu layar pada gadget atau mengatur aturan penggunaan gadget dapat membantu mengurangi ketergantungan anak pada teknologi.

3. Mencari alternatif hiburan atau kegiatan lain

Selain membeli gadget baru, orang tua dapat mencari alternatif hiburan atau kegiatan lain yang dapat memenuhi keinginan anak.

Misalnya, mengajak anak bermain di luar rumah, bermain bersama teman, atau mengikuti kegiatan olahraga atau seni yang diminati anak.

4. Berbicara terbuka dengan anak tentang batasan finansial keluarga

Orang tua perlu berbicara terbuka dengan anak mengenai batasan finansial keluarga.

Mengajak anak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan keuangan, seperti memprioritaskan kebutuhan keluarga, dapat membantu anak memahami bahwa membeli gadget baru bukanlah prioritas utama.

***

Menghadapi keinginan anak untuk membeli gadget memang bisa menjadi tantangan, namun dengan pendekatan yang bijaksana, orang tua dapat membantu anak memahami pentingnya mengelola uang dengan bijaksana, membatasi penggunaan gadget, mencari alternatif hiburan, dan berbicara terbuka mengenai batasan finansial keluarga.

Dengan demikian, anak dapat belajar untuk bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi dan menghargai nilai-nilai finansial yang ditanamkan oleh orang tua.

Keinginan anak untuk membeli gadget baru setelah lebaran seringkali menjadi dilema bagi orang tua. Dalam menghadapi permintaan anak tersebut, penting bagi orang tua untuk menggunakan pendekatan yang bijaksana.

Mengajarkan nilai-nilai finansial kepada anak, membatasi penggunaan gadget, mencari alternatif hiburan, dan berbicara terbuka mengenai batasan finansial keluarga dapat membantu menghadapi keinginan anak dengan bijaksana.

Orang tua juga perlu memprioritaskan kebutuhan keluarga dan keseimbangan penggunaan gadget anak.

Mengenali bahwa membeli gadget bukanlah prioritas utama, dan bahwa keberadaan gadget dalam hidup anak harus dikendalikan dengan bijaksana, dapat membantu mengurangi risiko dampak negatif dari penggunaan gadget yang berlebihan.

Sebagai kesimpulan, menghadapi keinginan anak untuk membeli gadget setelah lebaran bisa menjadi dilema bagi orang tua. Namun, dengan menghadapinya secara bijaksana, mengajarkan nilai-nilai finansial kepada anak, serta memprioritaskan kebutuhan dan keseimbangan penggunaan gadget anak, orang tua dapat membantu anak mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi.

Merenungkan dan mengambil langkah bijaksana dalam menghadapi keinginan anak yang ingin memiliki gadget baru pasca lebaran adalah langkah yang penting bagi setiap orang tua.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Lebaran dan Dompet Bolong: Anak-Anak Tetep Kepengen Gadget!"

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Kata Netizen
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Kata Netizen
'Financial Freedom' Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
"Financial Freedom" Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
Kata Netizen
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus 'Dosa Sampah' Kita
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus "Dosa Sampah" Kita
Kata Netizen
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Kata Netizen
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Kata Netizen
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan 'Less Cash Society'?
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan "Less Cash Society"?
Kata Netizen
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Kata Netizen
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Kata Netizen
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Kata Netizen
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Kata Netizen
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Kata Netizen
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Kata Netizen
Menerangi 'Shadow Economy', Jalan Menuju Inklusi?
Menerangi "Shadow Economy", Jalan Menuju Inklusi?
Kata Netizen
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau