Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Efwe
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Efwe adalah seorang yang berprofesi sebagai Administrasi. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Daya Beli Masyarakat Perlu Diperkuat

Kompas.com - 06/09/2023, 13:58 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Satu hal yang terus jadi perbincangan sejak awal tahun 2023 adalah soal menurunnya daya beli masyarakat Indonesia. Hal ini terliat setelah sejumlah sinyal pelemahan daya beli terdeteksi, seperti merosotnya permintaan domestik.

Akan tetapi, benarkah daya beli masyarakat Indonesia saat ini tengah mengalami fase penurunan?

Untuk mencari tahu, saya coba bertanya langsung pada pelaku UMKM di sekitar Stasiun Cilebut beberapa waktu lalu. Kenapa bertanya pada pelaku UMKM? Sebab, salah satu sektor yang terkena dampak penurunan daya beli itu adalah pelaku UMKM.

Menurut Acong, salah satu pelaku UMKM yang saya tanya, jumlah omzet yang ia dapat belakangan ini tidak jauh berbeda dengan sebelum-sebelumnya, bahkan cenderung stabil.

"Biasa lah mas, namanya juga jualan kadang rame, kadang sepi, yang jelas sih jualan saya selalu habis, cuma waktu menghabiskannya agak lama," kata Acong.

Lain Acong, lain juga pengakuan pedagang aksesoris HP yang memiliki lapak tak jauh dari tempat Acong.

Menurutnya, belakangan ini sedang sepi pelanggan dan ketika tiba waktu magrib, biasanya ia mengaku sudah bisa menjual lebih dari 3 aksesoris.

Dari sedikit wawancara saya dengan sebagian pelaku UMKM yang ada di sekitar Stasiun CIilebut memang tidak bisa langsung mencerminkan kondisi ekonomi nasional secara keseluruhan.

Sebab, mungkin saja penyebab mengapa ada yang masih memiliki omzet penjualan stabil karena sudah memiliki pelanggan tetap dan ditambah lagi sifat dari barang yang dijualnya termasuk dalam kategori barang fast moving.

Hal itu berbeda dengan penjual aksesoris HP yang barang jualannya tidak habis dikonsumsi langsung, karena memang mustahil banyak orang yang setiap hari membeli aksesoris Hp.

Di samping itu masyarakat juga kerap menganggap bahwa tanda-tanda daya beli masyarakat menurun setelah mengunjungi mal yang kebetulan sepi pengunjung dan banyak toko-toko di dalamnya sudah tutup.

Padahal pada saat bersamaan, banyak juga mal yang pengunjungnya ramai sekali, dan toko-tokonya meraih omzet penjualan lumayan tinggi.

Artinya, kita tidak bisa menentukan daya beli masyarakat Indonesia turun atau naik hanya dari keluhan individu pelaku usaha atau melihatnya secara kasuistis.

Maka dari itu, untuk mengetahui apakah benar daya beli masyarakat Indonesia sedang turun, harus dilihat dari indikator-indikator yang valid dan bisa diukur secara komprehensif.

Faktor yang Memengaruhi Daya Beli Masyarakat

Jika berbicara mengenai daya beli masyarakat, sebaiknya kita pahami dulu apa sebenarnya yang dimaksud dengan daya beli masyarakat itu.

Yang dimaksud dengan daya beli masyarakat adalah seberapa tinggi tingkat kemampuan masyarakat dalam membeli barang atau jasa yang dibutuhkan.

Selanjutnya, daya beli masyarakat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya sebagai berikut.

Pertama, perubahan harga. Faktor yang menjadi penentu daya beli masyarakat adalah harga barang dan jasa.

Semakin tinggi harga jual sebuah barang atau jasa, maka daya beli masyarakat akan cenderung menurun. Sebaliknya, jika harga jual barang atau jasa tergolong rendah, maka daya beli masyarakat akan cenderung naik.

Apabila perubahan harga terus menunjukan kenaikan secara konsisten dan terus menerus, maka akan timbulah apa yang kita kenal dengan istilah inflasi.

Kondisi ini dapat terjadi apabila permintaan atas suatu barang dan jasa tinggi, sementara stok barang dan jasa yang ada terbatas, sederhananya supply dan demand-nya tak seimbang, karena berbagai alasan.

Jika inflasi tidak bisa dikendalikan, penurunan daya beli masyarakat akan menjadi sebuah keniscayaan.

Kedua, pendapatan riil masyarakat yang dihitung dari jumlah pemasukan setelah disesuaikan dengan perubahan harga.

Maksudnya, jika pendapatan masyarakat naik karena pemerintah menaikkan UMR, tetapi pada saat bersamaan harga barang dan jasa juga mengalami kenaikan, maka otomatis daya beli masyarakat akan cenderung stagnan.

Bahkan bisa jadi malah merosot karena presentase kenaikan barang dan jasa justru lebih tinggi daripada kenaikan pendapatan masyarakat.

Kondisi tersebut juga bisa diperparah dengan menyusutnya lapangan pekerjaan. Minimnya ketersediaan lapangan kerja tentu akan membuat angka pengangguran bertambah.

Bertambahnya angka pengangguran ini otomatis juga akan membuat masyarakat kehilangan daya beli karena tidak bisa menghasilkan uang.

Penurunan atau peningkatan daya beli masyarakat itu sebenar bersifat interdependensi terhadap kondisi perekonomian nasional.

Level daya beli masyarakat sangat ditentukan oleh situasi perekonomian nasional, tapi pada saat bersamaan naik-turunnya daya beli akan berdampak terhadap perekonomian nasional.

Indikator untuk Mengukur Daya Beli Masyarakat

Selanjutnya, untuk bisa mengukur daya beli masyarakat, salah satunya bisa dilihat dari Indeks Keyakinan Konsumen. Survei ini dilakukan dan dirilis secara berkala oleh Bank Indonesia.

Infografis Survei Konsumen Juli 2023Dok.Bank Indonesia Infografis Survei Konsumen Juli 2023

Survei ini terdiri dari dua jenis indeks, yakni pertama survei untuk mengukur tingkat kepercayaan konsumen terkait pendapatan saat ini dibandingkan enam bulan lalu, biasanya disebut Indeks Kepercayaan Konsumen Saat ini.

Kedua, Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi yang mengukur tingkat kepercayaan konsumen terkait kondisi ekonomi enam bulan mendatang.

Aspek-aspek yang diukur dalam kedua survei itu meliputi, lapangan pekerjaan, penghasilan, serta kegiatan usaha yang memengaruhi daya beli masyarakat.

Tujuannya dibuat indeks ini adalah untuk mengetahui dan melakukan evaluasi terhadap optimisme atau pesimisme konsumen atau masyarakat mengenai kondisi perekonomian.

Minat konsumen yang tinggi atau rendah untuk berbelanja akan berpengaruh terhadap iklim kegiatan industri dan bisnis di suatu negara.

Angka Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) yang tinggi menunjukan konsumsi masyarakat naik dan daya beli masyarakat cukup baik. Sebaliknya, ketika angka IKK rendah artinya konsumsi masyarakat turun dan daya beli masyarakat turun.

Dalam indeks ini digunakan peniliaian angka 100, artinya jika indeks berada di atas angka 100 itu berarti kondisi konsumen/masyarakat optimis, sementara bila indeks berada di bawah 100 itu menunjukkan kondisi konsumen/masyarakat yang pesimis.

Pada bulan Juli 2023, berdasarkan Laporan BI tentang Indeks Kepercayaan Konsumen menunjukkan IKK mencapai angka 123,5. Itu artinya masyarakat/konsumen cenderung optimis terhadap kondisi perekonomian nasional.

Akan tetapi sayangnya, angka tersebut ternyata telah mengalami penurunan dari sebelumnya 128,3 di bulan Mei 2023, dan 127,1 di bulan Juni 2023.

Penurunan IKK bulan Juli ini ditandai dengan menurunnya Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi Saat ini dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Juli 2023 yang tercatat masing-masing sebesar 113,8 dan 133,2, lebih rendah dari 116,8 dan 137,5 pada bulan sebelumnya.

Meskipun Pemerintah dan BI memiliki optimisme bahwa daya beli masyarakat masih tetap terjaga, beberapa pengamat menyebutkan bahwa penurunan angka IKK selama 3 bulan berturut-turut dan diperkirakan bakal terus berlanjut dalam skala yang sangat kecil sampai dengan bulan Agustus menandakan bahwa ada yang tak beres soal daya beli masyarakat kita, meskipun memang belum sepenuhnya terjadi penurunan daya beli.

Alasan lain yang juga menyebabkan hal itu adalah, bisa jadi mayoritas masyarakat Indonesia, terutama mereka yang memiliki penghasilan kurang dari 5 juta rupiah, sengaja menahan pengeluaran karena adanya kebutuhan lain, seperti biaya awal sekolah anak yang lebih diprioritaskan.

Indikasi lain yang menyebutkan bahwa daya beli masyarakat saat ini sedang dalam tren menurun adalah melandainya inflasi inti. Sebaliknya, jika inflasi inti naik maka menunjukan tren daya beli masyarakat tengah menggeliat naik.

Berdasarkan data yang dirilis BPS, pada bulan Juli 2023, inflasi inti ada di angka 2,43%, naik sebesar 0.13% dibandingkan bulan lalu, dan naik sekitar 1,2% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022 lalu.

Melihat data inflasi inti yang mengalami kenaikan tersebut mengisyarakatkan daya beli masyarakat justru relatif terjaga. Kondisi ini juga diperkuat dengan solidnya pertumbuhan ekonomi yang terus berada di atas 5% selama 7 kuartal berturut-turut dengan tren menguat.

Pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan II 2023 berdasarkan data BPS mencapai angka 5,17%, naik sedikit dibandingkan triwulan I 2023 yang hanya 5,03%.

Pertumbuhan ekonomi di level tersebut didorong oleh sektor konsumsi rumah tangga yang tumbuh tinggi di angka 5,23%.

Tingginya kenaikan konsumsi rumah tangga ini menunjukkan masyarakat mengeluarkan uangnya untuk berbelanja yang juga bisa menandakan bahwa memang daya beli masyarakat terjaga.

Secara logika, jika memang benar daya beli masyarakat kita sedang menurun, tentu tingkat konsumsi rumah tangga juga tak akan setinggi itu. Di samping itu jika memang daya beli masyarakat turun, hal itu akan berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi kita.

Akan tetapi faktanya justru pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini sudah hampir mendekati masa-masa sebelum pandemi COVID-19 melanda.

Meskipun begitu, harus diakui bahwa daya beli masyarakat memang belum pulih sepenuhnya seperti sebelum pandemi COVID-19.

Oleh sebab itu agar daya beli masyarakat bisa lebih menguat, pemerintah harus lebih agresif dalam membelanjakan anggarannya.

Menurut laporan APBN Kita bulan Juli 2023, kinerja APBN selama 6 bulan pertama 2023 mencatat surplus sebesar 152,3 triliun rupiah.

Surplus ini menggambarkan realisasi belanja pemerintah belum optimal dan perlu diakselerasi di paruh kedua tahun ini yang baru saja kita masuki.

Meskipun bobot pengaruhnya terhadap peningkatan daya beli masyarakat tak terlalu signifikan, tapi paling tidak gelontoran belanja pemerintah itu akan memberi ruang bagi masyarakat untuk memperkuat daya belinya.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Daya Beli Masyarakat Masih Terjaga, Meskipun Masih Perlu Diperkuat"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Kata Netizen
Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Kata Netizen
Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Kata Netizen
Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Kata Netizen
Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Kata Netizen
Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Kata Netizen
Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Kata Netizen
Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Kata Netizen
Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Kata Netizen
Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kata Netizen
Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Kata Netizen
Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Kata Netizen
Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Kata Netizen
Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Kata Netizen
Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com