
Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Jika seorang laki-laki yang memilih tinggal di rumah sambil mengurus anak dan mencuci piring bisa disebut “kurang tangguh”? Apakah justru ini sebuah pola bentuk baru dari keberanian dan tanggung jawab?
Suatu pagi di pinggiran kota, seorang ayah terlihat menjemur pakaian sambil mengawasi anak bungsunya bermain di halaman.
Pemandangan itu sebenarnya sederhana—namun masih saja membuat beberapa orang berhenti sejenak, ada yang tersenyum simpul, ada pula yang saling berbisik pelan.
Dalam banyak lingkungan, pemandangan seperti itu masih dianggap janggal. Seolah laki-laki yang tidak berangkat ke kantor setiap pagi adalah sesuatu yang “kurang pas”.
Padahal, zaman sudah banyak berubah: perempuan kini bisa menjadi menteri, CEO, bahkan presiden.
Tetapi, mengapa ketika seorang pria memutuskan untuk fokus mengurus rumah, sebagian dari kita masih merasa ada yang “tidak beres”?
Ketika Peran Bergeser, Persepsi Belum
Fenomena bapak rumah tangga bukanlah hal baru, tapi gaungnya semakin terasa dalam beberapa tahun terakhir.
Pandemi membuat banyak keluarga beradaptasi; ada yang kehilangan pekerjaan, ada pula yang memilih menyesuaikan peran demi menjaga keseimbangan rumah tangga.
Beberapa ayah memilih tinggal di rumah, sementara istrinya melanjutkan karier. Sebagian menjalaninya dengan penuh kesadaran, sebagian lagi dengan pergulatan batin yang panjang.
Sebab, di tengah masyarakat yang masih kental dengan nilai patriarki, peran laki-laki sering kali masih diukur dari seberapa besar penghasilan yang ia bawa pulang.
Padahal, kehadiran ayah di rumah tak kalah penting dari kontribusi finansial.
Keterlibatan emosional seorang ayah—dalam pengasuhan, dalam mendengar, dalam menemani—adalah bentuk lain dari tanggung jawab yang justru kian dibutuhkan di masa kini.
Pergulatan Sunyi di Balik Pintu Rumah
Seorang teman pernah bercerita, ia meninggalkan pekerjaannya di bank demi merawat anak-anak ketika sang istri mendapat kesempatan kerja di luar kota.