Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Maria Tanjung Sari
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Maria Tanjung Sari adalah seorang yang berprofesi sebagai Full Time Blogger. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Adakah Cara biar Adil Memberi Nafkah ke Orangtua?

Kompas.com - 30/10/2025, 18:11 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Siapa yang pernah berada di posisi membagi nafkah bukan hanya untuk keluarga kecilmu, tapi juga untuk dua pihak orangtua?

Pertanyaan sederhana ini ternyata tidak semudah dijawab dengan angka. Sebab, “adil” dalam memberi nafkah sering kali tidak berarti sama rata, tapi lebih kepada bagaimana kita memahami kebutuhan dan situasi masing-masing keluarga.

Ketika Tinggal Serumah dengan Orangtua

Tika dan suaminya sudah belasan tahun menikah. Keduanya tinggal di rumah ibunda Tika yang kini telah beranjak lansia.

Mereka berdua bertugas merawat sang ibu sekaligus menanggung seluruh kebutuhan rumah tangga sehari-hari.

Dalam kondisi ini, Tika memang tidak memberikan uang bulanan dalam bentuk tunai kepada ibundanya, karena hampir semua kebutuhan rumah sudah ia tanggung—mulai dari bahan makanan, tagihan air, hingga listrik.

Namun di sisi lain, suami Tika juga memiliki ibu yang masih hidup dan memerlukan nafkah bulanan.

Oleh karena penghasilan mereka tergolong sederhana, keduanya sepakat untuk membantu ibu dari pihak suami dengan cara membayar biaya operasional rumah dan kebutuhan harian di sana.

Tika dan suami menyadari satu hal penting: tidak semua bentuk bantuan kepada orangtua harus diwujudkan dalam bentuk uang. Ada kalanya menanggung kebutuhan pokok sehari-hari jauh lebih berarti, sekaligus memastikan orangtua hidup dengan nyaman tanpa harus menghitung rupiah.

Ketika Orangtua Sudah Mapan

Lain halnya dengan Rendy dan istrinya. Mereka hidup mandiri dengan dua anak, sementara kedua pihak orangtua sudah mapan secara finansial.

Orangtua Rendy memiliki usaha yang masih berjalan, sementara mertuanya masih menerima uang pensiun setiap bulan.

Dalam situasi seperti ini, orangtua tidak menuntut bantuan materi dari anak-anaknya. Namun Rendy dan istri tetap berupaya memberikan uang bulanan dalam jumlah yang sama, sekadar bentuk penghormatan dan kasih sayang.

Keduanya memilih untuk terbuka soal nominal dan waktu pemberian. Tidak ada yang merasa lebih atau kurang. Justru keterbukaan itu yang membuat hubungan keluarga tetap hangat tanpa menyinggung perasaan siapa pun.

Belajar Soal Keadilan dan Prioritas

Dari dua kisah di atas, tampak bahwa keadilan dalam memberi nafkah kepada orangtua tidak bisa disamaratakan.

Ada keluarga yang lebih membutuhkan bantuan praktis seperti biaya hidup, ada pula yang cukup dengan perhatian dan dukungan kecil dari anak-anaknya.

Yang terpenting adalah keterbukaan dengan pasangan. Jangan sampai salah satu pihak memberi bantuan secara diam-diam hingga menimbulkan salah paham.

Diskusi terbuka akan membantu menyeimbangkan kewajiban antara merawat orangtua dan menafkahi keluarga sendiri.

Selain itu, kemampuan finansial juga perlu diukur dengan realistis. Jangan sampai niat berbakti justru membuat keuangan keluarga goyah. Jika kamu memiliki saudara, bicarakan bersama agar tanggung jawab tidak hanya dipikul sendiri.

Dan terakhir, ingat bahwa nafkah tidak selalu berbentuk uang. Bisa saja dalam bentuk bahan pokok, pembayaran tagihan bulanan, atau sekadar perhatian yang konsisten—hal-hal kecil yang sebenarnya punya nilai besar di mata orangtua.

***

Adil dalam memberi nafkah bukan berarti membagi sama rata, melainkan memberi dengan rasa ikhlas dan penuh tanggung jawab.

Sebab, keadilan dalam keluarga tidak diukur dari jumlah yang diberikan, tapi dari keseimbangan antara niat, kemampuan, dan kasih yang tulus.

Mungkin, itulah cara paling adil untuk tetap berbakti—tanpa merasa terbebani, dan tanpa membuat siapa pun merasa dilupakan.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Cara agar Tetap Adil Memberi Nafkah ke Orangtua Sesuai Kemampuan Finansial"

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Kata Netizen
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Kata Netizen
'Financial Freedom' Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
"Financial Freedom" Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
Kata Netizen
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus 'Dosa Sampah' Kita
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus "Dosa Sampah" Kita
Kata Netizen
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Kata Netizen
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Kata Netizen
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan 'Less Cash Society'?
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan "Less Cash Society"?
Kata Netizen
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Kata Netizen
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Kata Netizen
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Kata Netizen
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Kata Netizen
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Kata Netizen
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Kata Netizen
Menerangi 'Shadow Economy', Jalan Menuju Inklusi?
Menerangi "Shadow Economy", Jalan Menuju Inklusi?
Kata Netizen
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau