Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Ketika Anda memasuki sebuah toko buku, akan ada dua kemungkinan yang terjadi. Pertama, Anda sudah tahu buku apa yang mau dibeli sejak dari rumah. Kedua, Anda tidak tahu mau membeli buku apa, biarlah takdir yang menentukan.
Apabila yang terjadi adalah kemungkinan yang kedua, kemungkinan Anda akan menuju ke displai buku baru. Dan mungkin juga Anda melihat sebentar ke displai buku best seller seraya menimbang-nimbang akan membeli buku apa.
Setalah itu. Anda akan berjalan dari satu rak ke rak yang lain untuk mencari buku apa yang hendak dibeli.
Ada sebuah survei lawas yang dilakukan pada September tahun 1997 silam namun saya kira masih relevan dengan zaman sekarang.
American Book Buyers Study yang disponsori majalah Publisher Weekly dan Book Industry Study Group melakukan survei terhadap pembeli buku.
Hasilnya 59% dari grup yang disurvei telah merencanakan membeli buku dengan judul tertentu sebelum mereka pergi ke toko buku.
Sebanyak 40% membeli buku karena ada dorongan saat di toko (impulse buyer). Sisanya 1% menjawab tidak tahu---mungkin tidak pernah ke toko buku.
Jika melihat survei tersebut, Anda termasuk yang mana?
Membicarakan soal buku yang masuk kategori best seller atau diberi cap best seller di kovernya, apakah status best seller memengaruhi Anda membeli buku?
Hasil survei menunjukkan bahwa 63% dari grup yang disurvei menyatakan bahwa daftar buku best seller memberi pengaruh kecil bagi keputusan mereka membeli buku. Ingat, pengaruh kecil.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.