Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yonathan Christanto
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Yonathan Christanto adalah seorang yang berprofesi sebagai Penulis. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Black Adam, Film DC yang Menyenangkan

Kompas.com - 29/10/2022, 12:24 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul ""Black Adam", Sudah Lama DC Tidak Menelurkan Film Semenyenangkan Ini!"

Film Black Adam bagi saya benar-benar berhasil memberikan sajian di luar ekspektasi. Hal tersebut bukan karena ekspektasi terhadap film ini yang rendah, melainkan karena memang saya yakin bahwa Black Adam akan memberikan sesuatu yang segar, seru, dan menyenangkan.

Meski film ini memiliki pola cerita seperti film superhero pada umumnya, namun dalam Black Adam ditambahkan berbagai elemen lain yang membuat film ini terasa segar.

Hal tersebut terlihat dari hadirnya negara fiksi Khandaq lengkap dengan budaya kunonya. Ditambah sisipan jokes yang tak berlebihan, kemunculan perdana tim superhero Justice Society, hingga adegan aksi yang terlihat banyak mengambil referensi dari film-film DCEU-nya Zack Snyder.

Seperti misalnya sisi visual, tone warna yang digunakan dalam film ini memberikan rasa yang sama dengan film Man of Steel atau Batman vs Superman.

Dengan begitu film Black Adam terasa dewasa, terkesan gelap, tetapi juga tetap sesuai dengan profil sang tokoh utama yang memang antihero. Tentu akan menjadi aneh jika tone warna dalam film ini dibuat semeriah Shazam.

Apresiasi juga layak diberikan kepada penulis dan sutradara film ini karena mampu menghasilkan output cerita dan adegan yang terasa komikal namun tidak mencederai kharisma sang tokoh utama.

Jika dibandingkan dengan kebanyakan film MCU, tentu hal tersebut terasa lebih unggul, karena biasanya jokes yang disajikan dalam kebanyakan film MCU malah menghilangkan kharisma sang jagoan.

Di sisi lain adegan pertarungan dalam film ini jelas menjadi elemen paling mewah. Terlihat dari betapa intens namun dengan pace yang terjaga sehingga terasa seru dari awal hingga akhir.

Level pertarungan yang disajikan film Black Adam terasa cepat, destruktif, dan sosok Black Adam itu sendiri terlihat begitu kuat alias over power dan bagi saya agak mirip dengan yang disakan di film Man of Steel.

Hal tersebut terasa lumrah karena Black Adam memang memiliki kekuatan yang bisa dikatakan setara dengan Superman.

Elemen brutal dalam film ini juga ditambahkan walau memang beberapa adegan mengerikan tidak ditampilkan secara eksplisit akibatnya tetap membuat rating film ini PG-13.

Sedangkan referensi dari Zack Snyder jelas sangat terasa ketika Black Adam menggunakan kecepatannya dalam menghadapi ratusan musuh dengan persenjataan yang lengkap.

Salah satu momen Black Adam yang terlihat keren, stylish, unik, dan juga kocak tersaji saat adegan slow motion yang buat saya teringat akan adegan The Flash ketika menyelamatkan Iris di film Zack Snyder's Justice League.

Buat saya Dwayne Johnson cukup berhasil memerankan karakter Black Adam yang penuh karismatik, egois, serta idealis. Meski memang akan sulit membuatnya terasa ikonik di film ini mengingat keterlibatanya di banyak film lain.

Yang paling membedakan Dwayne “The Rock” Johnson di Black Adam dan di filmnya yang lain adalah di film ini dia mengenakan jubah. Itu Saja. Selebihnya, ia tetap menjadi Dwayne Johnson yang kita kenal.

Justru malah kehadiran Justice Society yang cukup mencuri perhatian, karena penonton awam akhirnya diperkenalkan pada karakter superhero DC lainnya yang walau tak begitu terkenal, namun memiliki kekuatan super yang unik.

Pierce Brosnan, Aldis Hodge, Dwayne Johnson, Noah Centineo, and Quintessa Swindell in Black Adam (2022)IMDb Pierce Brosnan, Aldis Hodge, Dwayne Johnson, Noah Centineo, and Quintessa Swindell in Black Adam (2022)
Sebut saja misalnya sosok Doctor Fate yang diperankan Pierce Brosnan dengan kekuatan sihirnya, Atom Smasher yang diperankan Noah Centineo dengan kemampuan mengubah tubuhnya menjadi raksasa, Aldis Hodge sebagai Hawkman sang petarung andal, serta Quintessa Swindell sebagai Cyclone dengan kekuatan memanipulasi angin.

Kehadiran para superhero tersebut mengingatkan pada karakter yang ada di MCU, Doctor Fate yang kekuatannya mirip dengan Dr. Strange, Hawkman yang kekuatannya mirip seperti Falcon, dan Atom Smasher yang mirip seperti Ant-Man.

Jika melihat catatan sejarahnya, akan bisa diterima karena meskipun kehadiran karakter-karakter superhero DC pada era keemasan komik superhero Amerika tahun 1940-an, kehadirannya di layar lebar lebih lambat ketimbang karakter-karakter dari MCU.

Akan tetapi, terlepas dari hal-hal di atas, Black Adam sejatinya adalah sebuah comic book movie yang sangat menyenangkan dari DC.

Saya merasa DC sudah lama tidak membuat film superhero yang fun seperti ini yang terakhir kali terlihat lewat film Shazam!.

Black Adam terasa sangat menyenangkan karena penonton disuguhi superhero stuff yang membuat film ini tidak terasa membosankan.

Faktor lainnya juga mendukung, seperti porsi drama yang pas, komedinya pas, dan yang paling penting adegan pertarungannya yang benar-benar memuaskan.

Apalagi film Black Adam didukung oleh musik latar yang juga asyik didengarkan, sehingga film ini berhasil menjadi kombinasi audio visual yang sangat menyenangkan untuk ditonton.

Walau memang mesti diakui bahwa dari segi cerita film ini tak begitu kuat, khususnya dalam menyajikan backstory sang tokoh utama.

Padahal jika saja porsi drama pada bagian ini disajikan lebih mendalam rasanya akan bisa lebih memantik emosi pada momen penting jelang adegan pamungkasnya.

Terlepas dari itu, dari apa yang disajikan film ini sudah cukup jelas menceritakan mengenai asal-usul Black Adam dan kekuatan yang dimilikinya.

Bagi saya pribadi kehadiran Justice Society yang banyak mengundang kritik dari penonton serta kritukus film karena porsi yang sangat sedikit, justru sudah cukup dan tak ada masalah sama sekali mengingat film ini adalah film solo Black Adam.

Kehadiran Justice Society di sini hanya sebagai pelengkap dan (mungkin) benang merah bagi kelanjutan DCEU nantinya.

Saya yakin kehadiran Justice Society di film ini sudah cukup untuk membangkitkan awareness penonton serta tak menutup kemungkinan bahwa di film-film DC lainnya Justice Society akan mendapat porsi tampil yang lebih banyak.

Jadi, jika Anda suka dengan film superhero yang benar-benar ringan namun memberikan atmosfer seru yang menghibur maka Black Adam adalah jawabannya.

Film ini sekaligus menjadi oase di tengah kekeringan film-film dari DC lain yang banyak mengalami penundaan jadwal tayang hingga pembatalan karena adanya perbedaan visi dari para petinggi DC terdahulu.

Dwayne Johnson memang belum terbukti mampu menjadi penyelamat kapal DCEU yang sejatinya hampir karam ini.

Namun saya bisa percaya bahwa Black Adam bisa menjadi titik balik masa depan DCEU yang lebih fokus, terarah, menyenangkan untuk penonton dan pastinya punya warna tersendiri.

Ceritanya ringan, action melimpah, CGI yang bagus, musiknya bagus, dan ensemble cast-nya pun benar-benar menarik saya rasa sudah cukup dijadikan alasan untuk berangkat ke bioskop menyaksikan Black Adam.

Dan yang terpenting, layaknya film superhero pada umumnya, jangan langsung pulang setelah film selesai, karena ada Mid Credit scene yang menurut saya akan sukses membuat para fans DC merinding!

Skor 8/10 untuk Black Adam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Daripada Dikirim ke Barak, Lebih Baik Rehabilitasi Sosial

Daripada Dikirim ke Barak, Lebih Baik Rehabilitasi Sosial

Kata Netizen
Di Balik Layar Cerita Mengompos dengan Komposter Drum

Di Balik Layar Cerita Mengompos dengan Komposter Drum

Kata Netizen
Jika MBG Dimasak oleh Ibu Sendiri...

Jika MBG Dimasak oleh Ibu Sendiri...

Kata Netizen
Standarisasi MBG, dari Pengawasan hingga Sanksi

Standarisasi MBG, dari Pengawasan hingga Sanksi

Kata Netizen
Mencari Jalan Tengah Wisuda Sekolah agar Terlaksana

Mencari Jalan Tengah Wisuda Sekolah agar Terlaksana

Kata Netizen
6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

Kata Netizen
Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai 'Skin Tone'?

Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai "Skin Tone"?

Kata Netizen
Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kata Netizen
'Deep Talk' Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

"Deep Talk" Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

Kata Netizen
Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Kata Netizen
Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Kata Netizen
Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Kata Netizen
Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kata Netizen
Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film 'Jumbo'

Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film "Jumbo"

Kata Netizen
Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau