Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Veronika Gultom
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Veronika Gultom adalah seorang yang berprofesi sebagai Konsultan. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Standarisasi MBG, dari Pengawasan hingga Sanksi

Kompas.com - 08/05/2025, 13:04 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Siswa SMPN 35 Bandung diberitakan telah keracunan makanan dari makanan yang disediakan dari catering program MBG. Ternyata, masih ada beberapa kasus keracunan yang lain. Wow!

Ternyata Makan Bergizi Gratis tak selalu seindah sebutannya. Makan Bergizi Gratis (MBG) pastinya distandarkan dengan nilai gizi tertentu yang sudah diperhitungkan oleh pemerintah dengan bantuan para ahli gizi yang ada di Indonesia.

Akan tetapi yang jadi pertanyaanya sekarang bagaimana pengawasannya?

Adakah standard kerja yang harus diikuti oleh penyedia katering yang mendapat pekerjaan menyediakan makanan tersebut?

Saya jadi ingat ketika pelajaran PKK di SMP dulu. Ada tugas membuat daftar menu makan sehari-hari, kemudian sesekali ada praktek memasak secara berkelompok di mana hasil masakannya akan dinilai oleh para guru yang mencicipi. 

Tentunya, dalam membuat daftar menu dan praktek memasak dengan bimbingan para guru, anak-anak murid diarahkan untuk juga memperhitungkan nilai gizi. Nilai gizi yang harus diperhitungkan dari bahan makanan dan jenisnya, cara memasak, dan juga cara menyajikan.

Kalau bahan makanan sudah oke, tetapi dimasak dengan cara yang salah tentunya nilai gizinya juga menjadi berkurang.

Misalkan masakannya terlalu matang, atau malah masih mentah sementara bahan makanannya adalah tipe yang harus dimasak matang, dst.

Tentunya itu semua akan memengaruhi nilai gizi dari bahan makanan yang diharapkan akan memberi gizi yang baik tadi.

Cara menyajikan? Selain ada seninya, juga ada tata caranya. Contoh: jenis masakan tertentu tidak bisa langsung ditaruh dalam wadah tertutup ketika baru matang dan masih panas, karena akan mengakibatkan cepat basi. 

Apalagi kalau katering dalam jumlah banyak. Antara waktu memasak dan waktu mengkonsumsi perlu diperhitungkan dengan benar.

Jangan sampai masakan sudah matang, tetapi waktu mengkonsumsi masih lama. Sementara jenis makanan yang dimasak adalah jenis yang cepat basi.

Pertanyaannya, apakah katering-katering yang mendapatkan tugas menyediakan MBG sudah dipilih dengan benar, atau asal ada saja?

Adakah ahli gizi yang memastikan bahwa makanan yang disiapkan sudah cukup gizi dan sesuai dengan aturan yan disepakati bersama?

Atau, jangan-jangan dibiarkan tanpa pengawasan dan akhirnya seperti warung-warung di pinggir jalan yang nampaknya tidak diawasi kebersihan dan kesehatannya. Yang ada hanya tukang tagih retribusi, yang tidak peduli dengan kualitas dan kebersihan makanan yang dijual.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Melihat Sisi Lain MBG dari Sudut Keamanan Pangan
Melihat Sisi Lain MBG dari Sudut Keamanan Pangan
Kata Netizen
Daripada Dikirim ke Barak, Lebih Baik Rehabilitasi Sosial
Daripada Dikirim ke Barak, Lebih Baik Rehabilitasi Sosial
Kata Netizen
Di Balik Layar Cerita Mengompos dengan Komposter Drum
Di Balik Layar Cerita Mengompos dengan Komposter Drum
Kata Netizen
Jika MBG Dimasak oleh Ibu Sendiri...
Jika MBG Dimasak oleh Ibu Sendiri...
Kata Netizen
Standarisasi MBG, dari Pengawasan hingga Sanksi
Standarisasi MBG, dari Pengawasan hingga Sanksi
Kata Netizen
Mencari Jalan Tengah Wisuda Sekolah agar Terlaksana
Mencari Jalan Tengah Wisuda Sekolah agar Terlaksana
Kata Netizen
6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban
6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban
Kata Netizen
Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai 'Skin Tone'?
Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai "Skin Tone"?
Kata Netizen
Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?
Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?
Kata Netizen
'Deep Talk' Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?
"Deep Talk" Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?
Kata Netizen
Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan
Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan
Kata Netizen
Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca
Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca
Kata Netizen
Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata
Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata
Kata Netizen
Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?
Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?
Kata Netizen
Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film 'Jumbo'
Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film "Jumbo"
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau