Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Dalam setiap pesta adat Karo, mulai dari pesta yang kecil hingga pesta yang besar, kaum pria terlihat berkolaborasi dengan kaum perempuan di dapur. Bahkan, mulai dari berbelanja bahan-bahan dan bumbu kelengkapannya ke pasar hingga juru masak utama didominasi oleh pihak anak beru dari kaum pria.
Pada sebuah kesempatan menghadiri pesta adat pernikahan Karo, kebetulan saat itu jamuan makan siang disiapkan oleh anak beru, bukan oleh pengusaha jasa katering. Saya pun mencoba mendokumentasikan sebagian potretnya, sebelum nanti sepenuhnya mungkin hilang atau berubah ditelan perkembangan zaman.
Pada masa-masa sebelum pandemi, makan siang pada sebuah pesta adat Karo berarti jamuan makan bersama sekitar 1.500 hingga 1.700 orang sekaligus yang diselenggarakan pada balai adat yang disebut jambur.
Jamuan makan untuk sebuah pesta adat pada hari H setidaknya sudah disiapkan sejak sarapan pagi. Walaupun jumlahnya tidak terlalu banyak, dan biasanya berlangsung hingga sekitar pukul 09.00 atau 09.30 WIB. Namun, puncak jamuan itu dilaksanakan saat makan siang.
Proses persiapan memasak sudah sejak pagi. Ada yang memotong daging, mengiris sayuran, menghidupkan api dan menyiapkan kuali besar, sedangkan sebagian lagi menanak nasi.
Uniknya, dalam pelaksanaannya, anak beru yang bertanggung jawab mengkoordinasikan pelaksanaan jamuan makan akan memberikan aba-aba melalui mikrofon untuk menghidangkan sajian.
Sebenarnya nakan pengadati berisi sajian dengan menu yang sama dengan sajian untuk khalayak ramai.
Nasi dikemas dengan wadah anyaman pandan yang disebut sumpit dan lauknya dikemas di dalam ruas bambu yang dilapisi dan ditutup dengan daun pisang.
Sajian tersebut disuguhkan sebagai wujud penghormatan ke pihak-pihak yang patut dihormati dalam sebuah pesta adat.
Setelah nakan pengadati disajikan, berduyun-duyun anak beru akan membentuk rantai manusia untuk mengangsur penyajian piring-piring dari dapur ke tengah pesta adat.
Kemudian, akan datang orang-orang yang membawa keranjang berisi nasi hangat yang ditanak dengan kukusan besar. Diikuti dengan orang-orang yang membawa ember-ember plastik berisi lauk dan sayur berkuah yang masih panas mengepul karena baru diangkat dari kuali besar.
Namun, makan dan makanan adalah cara dan sarana manusia untuk merayakan kehidupan. Di antaranya ada adat dan adab dalam menyiapkan, menyajikan, dan menyantap makanan.
Mejuah-juah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.