Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Teopilus Tarigan
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Teopilus Tarigan adalah seorang yang berprofesi sebagai ASN. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Melihat dari Dekat Prosesi Jamuan Makan Pesta Adat Karo

Kompas.com - 14/11/2022, 16:59 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Potret Adat dan Adab dalam Jamuan Makan Pesta"

Apa yang kita makan dan bagaimana cara kita makan merupakan potret diri kita. 

Hari masih gelap meskipun waktu sudah menunjukkan pukul 05.00 WIB. Beberapa orang pria tampak akan sibuk di sebuah dapur.

Satu orang dari mereka menurunkan satu potongan besar paha babi yang tergantung di salah satu sudut dapur. Sementara yang seorang lagi dengan sigap membentangkan selembar alas plastik, menempatkan dua talenan besar dari potongan kayu di atasnya, lalu menyiapkan pisau dan parang.

Mereka sedang bersiap memasak sarapan pagi, tapi itu bukan sarapan pagi biasa. Mereka yang disebut anak beru (pihak penerima istri) bertanggung jawab menyiapkan jamuan makan dalam sebuah pesta adat menurut adat istiadat Karo.

Dalam menjalankan tugasnya, anak beru tidak hanya menyiapkan konsumsi, tetapi juga bertanggung jawab mempersiapkan dan menyukseskan pelaksanaan seluruh tahapan pesta adat, mulai dari mengirim surat undangan, mempersiapkan tempat dan peralatan pesta, hingga menyusun dan memastikan jalannya acara pada hari H pesta adat.

Potret adat dan adab dalam mempersiapkan jamuan makan dalam sebuah pesta adat KaroKompasianer Teopilus Tarigan Potret adat dan adab dalam mempersiapkan jamuan makan dalam sebuah pesta adat Karo

Kalimbubu (pihak pemberi istri) karena perannya itu menjadi pihak yang patut untuk dihormati dalam sistem adat Karo. Salah satu wujudnya tampak melalui penyiapan jamuan makan pesta adat dengan baik oleh anak beru-nya.

Potret Pelaksanaan Jamuan Makan Pesta Adat Karo

Menyiapkan jamuan makan dalam sebuah pesta adat memang bukan sekadar memasak. Ada silaturahmi, kebersamaan, pembinaan sikap dan tanggung jawab, serta tolong menolong di dalamnya, begitulah idealnya.

Namun dalam perkembangannya, berbagai hal mengalami penyesuaian dalam pelaksanaan pesta adat Karo. Termasuk dalam menyiapkan jamuan makan, yang mana kini sudah bisa disiapkan oleh pengusaha jasa katering.

Pihak yang melaksanakan pesta tinggal menyiapkan biaya sesuai dengan menu masakan yang diinginkannya. Anak beru hanya perlu mengoordinasikan pembagian jamuan saat tiba waktunya makan.

Memasak gulai ayam kampung untuk disajikan pada jamuan pesta adatKompasianer Teopilus Tarigan Memasak gulai ayam kampung untuk disajikan pada jamuan pesta adat
Biasanya, muncul pro dan kontra terkait realitas ini. Pihak yang pro menyatakan bahwa hal ini tidak bisa dihindari lagi, karena setiap orang kini sudah semakin sibuk bila dibandingkan dengan orang-orang pada masa dulu.

Kesibukan masing-masing orang pada masa kini dirasa sudah dirasa merepotkan, terutama  bagi yang tinggal di kota-kota besar.

Sedangkan, pihak yang kontra mengatakan bahwa hal ini sudah mendegradasi peran anak beru terhadap kalimbubu dalam adat Karo. Realitas ini dipandang dapat menjadi cikal bakal semakin berkurangnya kadar tanggung jawab dan sikap hormat menghormati dalam hidup beradat.

Terlepas, dari pro dan kontra atas realitas sosial itu. Ada hal menarik untuk diamati terkait penyiapan jamuan makan dalam sebuah pesta adat Karo.

Bila ada pandangan bahwa dalam sistem sosial patriarki, yang mana laki-laki hanya sibuk mempercakapkan hal-hal rumit soal adat di atas tikar yang digelar di tengah pesta, sedangkan kaum perempuan hanya sibuk memasak di dapur, maka nyatanya tidak demikian.

Seorang pria tengah mempersiapkan bahan-bahan masakan di dapurKompasianer Teopilus Tarigan Seorang pria tengah mempersiapkan bahan-bahan masakan di dapur
Dalam setiap pesta adat Karo, mulai dari pesta yang kecil hingga pesta yang besar, kaum pria terlihat berkolaborasi dengan kaum perempuan di dapur. Bahkan, mulai dari berbelanja bahan-bahan dan bumbu kelengkapannya ke pasar hingga juru masak utama didominasi oleh pihak anak beru dari kaum pria.

Melihat Prosesi Jamuan Makan dalam Adat Istiadat Karo

Pada sebuah kesempatan menghadiri pesta adat pernikahan Karo, kebetulan saat itu jamuan makan siang disiapkan oleh anak beru, bukan oleh pengusaha jasa katering. Saya pun mencoba mendokumentasikan sebagian potretnya, sebelum nanti sepenuhnya mungkin hilang atau berubah ditelan perkembangan zaman.

Pada masa-masa sebelum pandemi, makan siang pada sebuah pesta adat Karo berarti jamuan makan bersama sekitar 1.500 hingga 1.700 orang sekaligus yang diselenggarakan pada balai adat yang disebut jambur.

Para pria sedang memasak jamuan makan pada sebuah persiapan pesta adat KaroKompasianer Teopilus Tarigan Para pria sedang memasak jamuan makan pada sebuah persiapan pesta adat Karo

Jamuan makan untuk sebuah pesta adat pada hari H setidaknya sudah disiapkan sejak sarapan pagi. Walaupun jumlahnya tidak terlalu banyak, dan biasanya berlangsung hingga sekitar pukul 09.00 atau 09.30 WIB. Namun, puncak jamuan itu dilaksanakan saat makan siang.

Proses persiapan memasak sudah sejak pagi. Ada yang memotong daging, mengiris sayuran, menghidupkan api dan menyiapkan kuali besar, sedangkan sebagian lagi menanak nasi.

Uniknya, dalam pelaksanaannya, anak beru yang bertanggung jawab mengkoordinasikan pelaksanaan jamuan makan akan memberikan aba-aba melalui mikrofon untuk menghidangkan sajian.

Arsik ikan mas sebagai sajian dalam jamuan makan pesta adat Kompasianer Teopilus Tarigan Arsik ikan mas sebagai sajian dalam jamuan makan pesta adat
Pertama-tama disajikanlah 14 piring sajian adat yang disebut nakan pengadati kepada 14 pihak yang sudah ditentukan sebagai yang berhak menerima.

Sebenarnya nakan pengadati berisi sajian dengan menu yang sama dengan sajian untuk khalayak ramai.

Nasi dikemas dengan wadah anyaman pandan yang disebut sumpit dan lauknya dikemas di dalam ruas bambu yang dilapisi dan ditutup dengan daun pisang.

Sajian tersebut disuguhkan sebagai wujud penghormatan ke pihak-pihak yang patut dihormati dalam sebuah pesta adat.

Sajian nakan pengadati dalam jamuan makan pesta adat Karo Kompasianer Teopilus Tarigan Sajian nakan pengadati dalam jamuan makan pesta adat Karo

Setelah nakan pengadati disajikan, berduyun-duyun anak beru akan membentuk rantai manusia untuk mengangsur penyajian piring-piring dari dapur ke tengah pesta adat.

Kemudian, akan datang orang-orang yang membawa keranjang berisi nasi hangat yang ditanak dengan kukusan besar. Diikuti dengan orang-orang yang membawa ember-ember plastik berisi lauk dan sayur berkuah yang masih panas mengepul karena baru diangkat dari kuali besar.

Keranjang berisi nasi dan ember-ember berisi sayur berkuah untuk disajikan pada jamuan makan pesta adat KaroKompasianer Teopilus Tarigan Keranjang berisi nasi dan ember-ember berisi sayur berkuah untuk disajikan pada jamuan makan pesta adat Karo
Dari prosesi jamuan makan adat Karo, dapat ditarik kesimpulan bahwa apa yang kita makan bisa saja merupakan pantangan bagi orang lain di saat yang sama, dan cara kita menyajikan makanan bisa jadi merupakan sesuatu yang dipandang rentan oleh orang lain di belahan bumi yang lain.

Namun, makan dan makanan adalah cara dan sarana manusia untuk merayakan kehidupan. Di antaranya ada adat dan adab dalam menyiapkan, menyajikan, dan menyantap makanan.

Lomok-lomok, salah satu sajian yang umum dalam jamuan makan pesta adat KaroKompasianer Teopilus Tarigan Lomok-lomok, salah satu sajian yang umum dalam jamuan makan pesta adat Karo
Suka atau tidak, di mana bumi dipijak di situlah langit dijunjung. Sebab, lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya.

Mejuah-juah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Apa yang Membuat 'Desperate' Ketika Cari Kerja?

Apa yang Membuat "Desperate" Ketika Cari Kerja?

Kata Netizen
Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Kata Netizen
Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kata Netizen
Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Kata Netizen
Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Kata Netizen
Menyoal Kerja Bareng dengan Gen Z, Apa Rasanya?

Menyoal Kerja Bareng dengan Gen Z, Apa Rasanya?

Kata Netizen
Solidaritas Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur

Solidaritas Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur

Kata Netizen
Kenali 3 Cara Panen Kompos, Mau Coba Bikin?

Kenali 3 Cara Panen Kompos, Mau Coba Bikin?

Kata Netizen
Tips yang Bisa Menunjang Kariermu, Calon Guru Muda

Tips yang Bisa Menunjang Kariermu, Calon Guru Muda

Kata Netizen
Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Kata Netizen
Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Kata Netizen
Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kata Netizen
Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Kata Netizen
Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Kata Netizen
Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau