Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Suprihati
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Suprihati adalah seorang yang berprofesi sebagai Administrasi. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Mengenal Sabo, Sistem Pengendali Aliran Lahar Dingin Gunung Berapi

Kompas.com - 13/01/2023, 15:13 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Sebagai negara yang berada di kawasan cincin api, Indonesia memiliki banyak sekali gunung berapi. Tentu, berulang kali juga Indonesia dilanda bencana letusan gunung berapi.

Belajar dari pengalaman itulah, akhirnya dibuat Sabo yang berfungsi sebagai pengendali aliran lahar dingin. Apa itu Sabo dan bagaimana cara kerja Sabo mengendalikan lahar dingin? Simak penjelasannya berikut ini.

Mengenal Apa Itu Sabo

Akhir tahun 2022 kemarin, Gunung Semeru kembali erupsi. Berbagai peringatan akan bahaya awan panas, debu volkanik, lava pijar, hingga muntahan materi di seputar puncang gunung sudah diberikan.

Erupsi Semeru 2022 yang diikuti banjir lahar mengingatkan akan kejadian serupa pada tahun 2010. Waktu itu Gunung Merapi juga mengalami erupsi yang diikuti banjir lahar dingin.

Lahar dingin yang mengalir dari puncak akan mengarah ke sungai. Di saat-saat inilah peran Sabo terlihat. Pada hakikatnya, Sabo ialah sistem pengendalian aliran lahar dingin.

Fungsinya untuk mengurangi kecepatan aliran lahar dingin sehingga memberi kesempatan pengendapan material yang dibawa.

Aliran lahar dingin ini mengandung materi muntahan gunung berapi yang memiliki daya rusak besar. Dengan adanya Sabo, daerah tengah dan hilir akan terlindungi dengan meminimalkan potensi kerusakan.

Sabo ialah suatu sistem teknologi yang berasal dari Jepang. Sistem inilah yang diadaptasi dan diaplikasikan di sekitar gunung berapi, salah satunya Gunung Merapi.

Sabo atau yang juga dikenal dengan Dam atau bendung di sekitar Gunung Merapi ini terletak di Kali Apu dan Kali Pabelan.

Berikut amatan saya terhadap Sabo di dua wilayah tersebut antara 2013-2022.

Sabo Kali Apu

Sabo pertama ini berada di Kali Apu, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Sabo Kali Apu dibangun sebanyak 5 buah dengan kapasitas hadang mencapai 650.000 meter kubik material lahar dingin.

Sabo di Kali Apu ini dibuat bertingkat untuk meredam dan meminimalkan energi gerak perusak aliran lahar dingin dari puncak Merapi. Sabo di sini terdiri dari tiga area, yakni area pengendapan, tanggul penghadang, dan jalan luapan banjir.

Aliran lahar dingin yang mengarah ke Kali Apu ini terdiri dari campuran batu, kerikil, pasir, dan debu vulkanik dengan bobot total mencapai 2 ton/meter kubik. Dengan bobot sebesar itu tentu daya rusaknya juga sangat besar.

Potret Sabo Kali Apu pada tahun 2013. Anak panah menunjukkan aliran lahar dingin yang melewati Sabo.Suprihati Potret Sabo Kali Apu pada tahun 2013. Anak panah menunjukkan aliran lahar dingin yang melewati Sabo.
Batu-batu besar yang terbawa lahar dingin akan terhadang dinding Sabo, sementara material lain yang lebih kecil akan melewati lubang-lubang kecil di antara dinding kokoh Sabo.

Jalan luapan yang terletak di atas lubang kecil, akan difungsikan sebagai jembatan untuk menyeberang kali saat keadaan normal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Mengapa 'BI Checking' Dijadikan Syarat Mencari Kerja?

Mengapa "BI Checking" Dijadikan Syarat Mencari Kerja?

Kata Netizen
Apakah Jodohku Masih Menunggu Kutemui di LinkedIn?

Apakah Jodohku Masih Menunggu Kutemui di LinkedIn?

Kata Netizen
Pendidikan Itu Menyalakan Pelita Bukan Mengisi Bejana

Pendidikan Itu Menyalakan Pelita Bukan Mengisi Bejana

Kata Netizen
Banjir Demak dan Kaitannya dengan Sejarah Hilangnya Selat Muria

Banjir Demak dan Kaitannya dengan Sejarah Hilangnya Selat Muria

Kata Netizen
Ini yang Membuat Koleksi Uang Lama Harganya Makin Tinggi

Ini yang Membuat Koleksi Uang Lama Harganya Makin Tinggi

Kata Netizen
Terapkan Hidup Frugal, Tetap Punya Baju Baru buat Lebaran

Terapkan Hidup Frugal, Tetap Punya Baju Baru buat Lebaran

Kata Netizen
Emoji dalam Kehidupan Kita Sehari-hari

Emoji dalam Kehidupan Kita Sehari-hari

Kata Netizen
Ini yang Membuat Komik Cetak Bisa Bertahan di Era Digital

Ini yang Membuat Komik Cetak Bisa Bertahan di Era Digital

Kata Netizen
Setelah All England, Kini Bersiap Olimpiade Paris 2024

Setelah All England, Kini Bersiap Olimpiade Paris 2024

Kata Netizen
Kenyataan Pahit di Balik Tagar #JanganJadiDosen

Kenyataan Pahit di Balik Tagar #JanganJadiDosen

Kata Netizen
Simak Tips Memilih Akomodasi Saat Liburan Bersama Orangtua

Simak Tips Memilih Akomodasi Saat Liburan Bersama Orangtua

Kata Netizen
Perhatikan Asupan Gizi pada Makanan agar Puasa Lancar

Perhatikan Asupan Gizi pada Makanan agar Puasa Lancar

Kata Netizen
Beras Porang, Alternatif Kaya Manfaat Ketika Harga Beras Putih Meroket

Beras Porang, Alternatif Kaya Manfaat Ketika Harga Beras Putih Meroket

Kata Netizen
Salah Kaprah Kita Soal Penggunaan QRIS

Salah Kaprah Kita Soal Penggunaan QRIS

Kata Netizen
Kelas Menengah: Di Antara Gaji Pas-pasan dan Mimpi Jadi Kaya

Kelas Menengah: Di Antara Gaji Pas-pasan dan Mimpi Jadi Kaya

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com