Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Pada saat mengunjungi Sabo Kali Apu tahun 2014 tampilannya sudah jauh berubah dibandingkan saat bulan Septermber 2013.
Aliran lahar dingin yang turun dari puncak Merapi memenuhi area pengendapan yang tingginya hampir menyamai tinggi jembatan.
Selain berfungsi sebagai pengendali aliran lahar dingin, Sabo Kali Apu juga difungsikan sebagai jembatan bagi kendaraan yang hendak menyeberangi Kali Apu dan intake saluran irigasi.
Maka tak heran bila konstruksi Sabo Kali Apu ini dirancang begitu kokoh dan kuat, karena tak hanya berfungsi sebagai penahan gempuran aliran lahar, namun juga sekaligus dapat menahan beban kendaraan yang melintas di atasnya.
Sabo selanjutnya terdapat di Kali Pabelan, di Dusun Kapuhan, Desa Kapuhan, Sawangan Magelang. Sabo ini dikenal dengan nama Grojogan (air terjun) Kapuhan oleh masyarakat setempat.
Mengapa disebut air terjun? Sebab, aliran sungai yang mengalir melewati celah di antara dinding Sabo menyerupai air terjun dan terlihat begitu menawan.
Maka tak heran bila kawasan Sabo Kali Pabelan ini menjadi salah satu destinasi ekowisata yang cukup populer.
Tak hanya itu, ada pula wisata mengendarai jeep menyusuri bagian atas Sabo Kali Pabelan ini.
Dengan dibangunnya Sabo di kali-kali sekitar Merapi, mengisyarakatkan upaya manusia untuk bisa “bersahabat” dengan alam.
Mencoba menjinakkan, mengendalikan aliran lahar dingin agar kawasan pemukiman yang dilewati aliran sungai terlindungi atau paling tidak terhindar dari kerusakan berat akibat laju lahar dingin.
Material pasir yang dibawa oleh lahar dingin pada akhirnya banyak dimanfaatkan warga untuk berbagai keperluan bangunan.
Lahar dingin yang mengendap di Sabo Kali Pabelan ini pada akhirnya menjadi sumber pendapat masyarakat setempat.
Sabo Kali Apu dan Kali Pebelan. menjadi langkah penyelamatan di daerah hilir terhadap aliran lahar dingin Merapi.
Maka sungguh, Sabo adalah perwujudan simbol persahabatan manusia dengan gunung berapi.
Salah satu prinsip dasar penanggulangan bencana dengan “memberi ruang”. Ruang bagi aliran lahar dingin agar bencana dapat diminimalkan, juga ruang bagi masyarakat yang dapat memanfaatkan endapat material lahar dingin.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Sabo Pengendali Aliran Lahar Dingin"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.