Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Akar permasalahan mengapa seseorang kesulitan mengelola dan mengatur keuangannya adalah karena tidak terbiasa melakukan financial check up atau memeriksa kondisi keuangan.
Bagi sebagian orang, melakukan financial check up dengan cara yang paling sederhana seperti mencatat pengeluaran mungkin bukanlah hal yang penting. Namun, bagi sebagian lainnya kebiasaan memeriksa keuangan dengan mencatat pengeluaran menjadi hal yang sangat penting.
Jika sudah terbiasa mencatat pengeluaran, seseorang secara otomatis akan bisa menganalisis dan memeriksa kondisi keuangannya. Apakah uang yang dikeluarkannya sudah tepat guna atau belum. Dengan begitu ia akan mampu mengelola dan mengatur keuangannya agar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
Ketika seseorang sudah memiliki kemampuan mengatur keuangannya secara mandiri dengan baik, maka kekhawatiran akan resesi ekonomi bukanlah menjadi masalah yang besar.
Hal pertama yang perlu dipahami agar seseorang dapat terbebas dari masalah finansial dan bisa mengelola keuangannya dengan baik adalah memahami konsep income dan expense.
Income
Income atau pendapatan, terbagi menjadi dua, yakni active income dan passive income.
Active income adalah pendapatan tetap yang dimiliki seseorang, seperti gaji bulanan. Sementara passive income adalah pendapatan yang diterima seseorang dengan usaha minim atau pendapatan sampingan.
Untuk memperoleh kedua pendapatan tersebut dibutuhkan kemampuan yang berbeda. Seseorang bisa mendapatkan active income dengan cara bekerja secara rutin sehingga mendapat bayaran atau gaji tetap setiap bulannya.
Lain halnya dengna passive income yang bisa didapatkan seseorang walau ia tidak bekerja, misalnya seperti melakukan investasi saham, franchise bisnis, dan lain sebagainya.
Expense
Expense atau pengeluaran umumnya terbagi menjadi tiga jenis, yakni fixed expense, savings expense, dan variable costs.
Fixed expense merupakan pengeluaran yang jumlahnya tetap dan tidak berubah. Sekalipun ada perubahan biasanya tidak signifikan dan hanya terjadi secara berkala.
Contoh dari fixed expense adalah biaya listrik/air/internet rumah, kredit kendaraan atau rumah, harga sewa rumah, dan lain sebagainya.
Savings expense adalah pengeluaran yang ditujukan sebagai tabungan. Namun, savings expense ini juga meliputi pajak properti, asuransi rumah atau kendaraan, perbaikan/biaya servis kendaraan, dan lain-lain.