Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Akmal Latang
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Muhammad Akmal Latang adalah seorang yang berprofesi sebagai Foto/Videografer. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Kasus Tindak Pidana Anak dan Remaja Bukan Kenakalan Semata

Kompas.com - 18/02/2023, 18:56 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang cukup sulit, sebab di masa remaja banyak orang yang akan mulai menghadapi banyak masalah, seperti masalah sosial, ekonomi, keluarga, atau psikologis.

Saat menginjak masa remaja, seseorang seringkali tidak merasa yakin akan siapa diri mereka sebenarnya dan bagaimana mereka harus berlaku dalam masyarakat.

Di masa ini, biasanya mereka akan mulai mencari jati dirinya dan status sosial melalui berbagai tindakan, bisa melalui tindakan positif namun juga tak jarang melalui tindakan negatif.

Tindakan negatif yang ditempuh para remaja dalam proses pencarian jati dirinya ini bisa berupa melakukan tindak pidana. Salah satu caranya adalah dengan mencari perhatian untuk menunjukkan eksistensi.

Faktor Pemicu Tindak Pidana oleh Anak-anak dan Remaja

Berdasarkan data dari Kepolisian Negara Republik Indonesia, tindak pidana yang dilakukan oleh anak-anak dan remaja di Indonesia cukup tinggi. Hal ini terlihat dari jumlah kasus yang dilaporkan kepada pihak keamanan setiap tahunnya.

Contoh tindak pidana oleh anak-anak maupun remaja yang kerap terjadi di Indonesia adalah kasus pencurian, perjudian, penyalahgunaan narkoba, tindak kekerasan, dan lain-lain.

Faktor penyebab banyaknya anak-anak dan remaja melakukan tindak pidana ini beragam, di antaranya dalah faktor lingkungan dan pergaulan yang negatif.

Tak sedikit anak-anak dan remaja yang lahir dan tinggal di lingkungan yang sama dengan orang-orang yang juga melakukan kejahatan.

Lingkungan seperti ini tentu akan membawa pengaruh buruk pada anak di masa perkembangannya. Mereka akan mudah terpengaruh dan menganggap bahwa melakukan tindakan seperti orang di sekitarnya adalah hal yang wajar.

Faktor lain yang turut menyebabkan anak-anak dan remaja melakukan tindak kejahatan adalah ekonomi.

Kondisi keuangan keluarga yang kurang mampu membuat mereka terpaksa memilih jalan pintas melakukan kejahatan demi bisa “bertahan hidup.”

Faktor ekonomi ini juga erat kaitannya dengan faktor lain, yakni pendidikan. Sulitnya ekonomi di keluarga menyebabkan anak-anak dan remaja ini tidak bisa mendapatkan pendidikan yang layak.

Padahal mendapatkan pendidikan yang layak bagi anak seusia mereka ini adalah hal yang penting, sebab dengan pendidikan mereka jadi paham mengenai norma-norma sosial yang seharusnya diikuti.

Tindak Pidana oleh Anak-anak dan Remaja Bukan Kenakalan Semata

Dengan banyaknya tindak pidana yang dilakukan oleh anak-anak dan remaja maka hal itu tidak dapat disebut sebagai “kenakalan” semata.

Sebab, tindak kejahatan yang mereka lakukan bukan saja tidak sesuai dengan norma sosial, melainkan juga melanggar hukum.

Anak-anak dan remaja yang melakukan tindak pidana ini mungkin tidak paham akan konsekuensi atas tindakannya.

Tindak pidana dan kejahatan yang mereka lakukan mungkin adalah cara mereka untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi. Mereka tak sadar cara yang mereka tempuh justru malah merugikan orang lain dan juga diri mereka sendiri.

Maka dari itu, dalam menangani kasus tindak pidana oleh anak-anak dan remaja harus dilakukan dengan pendekatan berbeda, tidak bisa disamakan dengan penanganan tindak pidana orang dewasa.

Pendekatan rehabilitatif dianggap sebagai pendekatan yang lebih efektif dibandingkan dengan hukuman yang berat.

Pendekatan ini berfokus pada pemulihan anak-anak dan remaja yang melakukan tindak pidana dengan cara memberikan dukungan dan bimbingan agar dapat kembali ke jalur yang benar.

Pendekatan ini juga berfokus pada pencegahan tindak pidana dengan cara memberikan pendidikan dan pelatihan kepada mereka agar dapat menghindari tindak pidana di masa depan.

Akan tetapi dalam beberapa kasus, anak-anak dan remaja pelaku tindak pidana dinilai kelakuannya sudah tidak dapat diperbaiki dan mesti dikenakan sanksi hukuman yang setimpal.

Peran Penting Orangtua Mencegah Anak Lakukan Tindak Pidana

Orangtua memiliki peran penting demi mencegah anaknya tidak melakukan tindak pidana yang bisa merugikan dirinya dan orang lain.

Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan orangtua untuk mencegah tindak pidana oleh anak-anak atau remaja.

  1. Mendidik anak tentang norma sosial dan hukum. Orangtua dapat mendidik anak tentang norma sosial dan hukum yang berlaku dalam masyarakat, sehingga anak dapat memahami konsekuensi dari tindakan yang dilakukan.
  2. Memberikan pendidikan moral. Orangtua dapat memberikan pendidikan moral kepada anak, sehingga anak dapat memahami nilai-nilai yang baik dan buruk dalam hidup.
  3. Memberikan contoh yang baik. Orangtua dapat memberikan contoh yang baik kepada anak, dengan tidak melakukan tindak pidana atau perbuatan yang merugikan orang lain.
  4. Menjaga komunikasi. Orangtua dapat menjaga komunikasi dengan anak, sehingga dapat mengetahui perasaan, pikiran, dan masalah yang dihadapi anak.
  5. Menjaga kondisi ekonomi. Orangtua dapat menjaga kondisi ekonomi keluarga, sehingga anak tidak merasa terdesak untuk melakukan tindak pidana.
  6. Menjaga kondisi fisik dan mental. Orangtua dapat menjaga kondisi fisik dan mental anak, sehingga anak tidak merasa tertekan atau merasa tidak memiliki jalan keluar dari masalah yang dihadapi.
  7. Mengajak anak untuk bergabung dalam kegiatan positif. Orangtua dapat mengajak anak untuk bergabung dalam kegiatan positif seperti olahraga, seni, atau kegiatan sosial.
  8. Meminta bantuan profesional. Orangtua dapat meminta bantuan profesional jika merasa anak memiliki masalah yang sulit diatasi sendiri.

Pendidikan dasar, dukungan, dan perhatian dari orangtua kepada anak adalah sumber pertama yang dibutuhkan anak dalam proses perkembanga mereka.

Pembentukan karakter serta pola pikir anak sangat dipengaruhi oleh interaksi dan lingkungan yang mereka dapatkan bersama orangtua,

Oleh karenanya, agar anak tak menempuh jalan yang salah dalam masa perkembangan mental dan fisiknya, dibutuhkan pengawasan dan perhatian penuh dari orangtua.

Sebab jika anak tidak memperoleh pengawasan dan perhatian dari orangtuanya maka akan berdampak serius pada perkembangan anak.

  1. Anak-anak akan lebih rentan terpengaruh oleh lingkungan dan pergaulan negatif, seperti pergaulan yang bebas atau akses terhadap konten yang tidak sesuai dengan usia.
  2. Anak-anak akan kurang memahami norma-norma sosial yang seharusnya diikuti yang akan membuat mereka melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri atau orang lain.
  3. Anak-anak akan kurang memahami pentingnya pendidikan dan menjadi kurang termotivasi untuk belajar dan berkembang.
  4. Anak-anak akan kurang merasa diharapkan dan diakui, sehingga mereka mengalami masalah emosional dan mental seperti depresi atau masalah perilaku.

Tugas Bersama Orangtua dan Pemerintah Cegah Tindak Pidana Anak

Selain peran penting orangtua untuk mendampingi dan memberi dukungan dalam masa perkembangan anak, pemerintah juga mesti turut andil dalam pencegahan tindak pidana anak.

Pemerintah dapat melakukan berbagai upaya untuk mencegah dan menanggulangi tindak pidana anak dan remaja.

Di antaranya adalah dengan memberikan kemudahan akses pendidikan yang berkualitas bagi anak-anak dan remaja.

Pendidikan layak dan berkualitas di Indonesia masih belum merata didapatkan oleh seluruh anak di Indonesia. Anak-anak yang tinggal di kawasan pedalaman masih kesulitan untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Jadi, dengan upaya bersama pemerintah, orangtua, dan masyarakat untuk mencegah terjadinya tindak pidana anak dan remaja dengan cara meningkatkan pendidikan, membuat program pemberdayaan bagi anak-anak dan remaja, dan lain sebagainya, maka niscaya akan tercipta lingkungan yang positif.

Jika anak dan remaja tumbuh dan berkembang di lingkungan yang positif, dengan demikian mereka sebagai generasi penerus bangsa ini dapat menjadi generasi emas yang menjanjikan.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Anak-anak dan Remaja, Antara Kenakalan dan Krisis Identitas"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Standarisasi MBG, dari Pengawasan hingga Sanksi

Standarisasi MBG, dari Pengawasan hingga Sanksi

Kata Netizen
Mencari Jalan Tengah Wisuda Sekolah agar Terlaksana

Mencari Jalan Tengah Wisuda Sekolah agar Terlaksana

Kata Netizen
6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

Kata Netizen
Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai 'Skin Tone'?

Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai "Skin Tone"?

Kata Netizen
Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kata Netizen
'Deep Talk' Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

"Deep Talk" Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

Kata Netizen
Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Kata Netizen
Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Kata Netizen
Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Kata Netizen
Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kata Netizen
Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film 'Jumbo'

Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film "Jumbo"

Kata Netizen
Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Kata Netizen
Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau