Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Ketika ramai isu mengenai food vlogger, ternyata ada hal lain menarik untuk dibahas yakni kontaminan yang ada di makanan atau minuman.
Kontaminan yang ada di makanan atau minuman itu contohnya, serangga, rambut, kuku, serpihan besi, serpihan plastik, dan benda asing lainnya yang berdampak negatif untuk tubuh.
Hal yang menarik dari fenomena ini adalah bangkitnya kesadaran mengenai pentingnya penerapan hygiene pada sektor perhotelan, restoran, hingga rumah makan kecil.
Meskipun kesadaran ini muncul karena adanya "ancaman" takut digoreng oleh food vlogger dengan tipikal mencari-cari kesalahan di makanan yang sudah kita sajikan.
1. Pemilihan Lokasi Usaha yang Aman
Jauh dari Sumber Kontaminan
Ya, ini adalah hal yang paling utama untuk kita pikirkan bersama, bahwa usahakan tempat usaha kita jauh dari sumber kontaminan.
Sebagai contoh, Jauh dari banjir, tempat pembuangan sampah, dan polusi udara seperti asap, debu jalanan, atau bahkan ada bau yang tidak sedap akibat ada pembuangan limbah di sekitarnya.
Alasannya, tentu saja supaya tempat usaha kita tidak menjadi sarang tikus, lalat, kecoa, atau ada debu yang dapat mengganggu kesehatan kita.
Bayangkan kalau misalnya kita tidak sadar bahwa dapur kita tiba-tiba ada bau dari air kencing tikus, bau kecoa, atau ada telur lalat di makanan yang kita hidangkan, tentu sudah menjadi kartu merah untuk usaha kita.
Bisa-bisa ditutup oleh Dinas Kesehatan setempat, karena kita dikenal jorok dan tidak mempedulikan kesehatan konsumen.
Menelusuri Sejarah Tempat Usaha
Jika kita ingin menyewa atau membeli tempat usaha, kita perlu mencari tahu sejarah penggunaan bangunan tersebut.
Jika tempat yang kita pilih dulunya adalah bekas pabrik kimia, bengkel, atau gudang barang logam, kemungkinan besar ada risiko kontaminasi bahan kimia atau logam berat yang bisa berbahaya bagi produk makanan yang kita olah.
Misalnya, jika tempat tersebut memiliki riwayat kondisi lembap dan berkarat, ini dapat menunjukkan buruknya sirkulasi udara, yang bisa menjadi sarang pertumbuhan jamur atau bakteri.