Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Yayuk Sulistiyowati M.V. adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Pengalaman Jalani Program Hamil Tanpa KB lewat Ovulasi Billings

Kompas.com - 27/02/2023, 16:36 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

 

Bagi pasangan yang telah menikah, kehadiran buah hati merupakan hal yang didambakan. Oleh karena itu, agar kehamilan terjadi sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu merencanakan program hamil secara matang.

Adapun beberapa metode yang dapat dilakukan agar program kehamilan berjalan lancar, seperti inseminasi buatan, bayi tabung, maupun intracytoplasmic sperm injection.

Berbicara mengenai program hamil, saya pernah menjalaninya dengan metode ovulasi billings setelah anak pertama lahir.

Metode ovulasi billings merupakan metode KB alami dengan memperhatikan perubahan lendir serviks.

Dalam metode ovulasi billings, perempuan harus telaten dan memahami perubahan karakteristik lendir serviks dan pola sensasi di vulva (banyaknya cairan) selama siklus menstruasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui masa subur dan waktu fertilitas maksimal.

Menjelang ovulasi atau peristiwa lepasnya sel telur dari indung telur, lendir leher rahim akan mengalir dari vagina pada saat berdiri atau berjalan.

Sebagai perempuan, kita perlu mengamati perubahan pada vulva (bagian yang merasakan lendir) sepanjang hari atau melihatnya pada waktu tertentu, kemudian dengan rutin mencatatnya untuk mengetahui pola subur atau pola tidak subur.

Lantas, apa itu pola subur dan pola tidak subur?

Pola subur adalah pola yang terus berubah, sedangkan pola tidak subur adalah pola yang tidak berubah. Pola-pola ini mengikuti pola hormon yang mengontrol kelangsungan hidup sperma dan pembuahan.

Penelitian pola ini akan memberikan informasi yang bisa diandalkan untuk mendapatkan atau menunda kehamilan.

Menghitung Masa Subur dengan Tabel Pencatatan 

Saya masih merasa awam dalam hal ini, namun saya menjelaskan sesuai dengan yang saya lakukan.

Dengan acuan catatan berdasarkan hal yang saya rasakan, saya dan pasangan sepakat tidak melakukan kontak intim ketika vulva terasa basah dan licin jika berencana menunda kehamilan. Pada masa ini dapat dipastikan sel telur bisa dibuahi sperma.

Kita dapat melakukan hubungan intim ketika masa kering, atau jika vulva terasa kering meskipun tampak sedikit lendir yang sifatnya tidak berubah sama sekali setiap hari. Atau jika terasa ada lendir namun lengket dan kental, ini juga tidak dapat dibuahi oleh sperma.

Untuk mempermudah, saat itu saya menggunakan tabel pencatatan di buku. Hal ini sangat perlu untuk mendapatkan hasil yang tepat dan akurat. Saya mencatat setiap hari hasil-hasil pengamatan saya pada sensasi yang dirasakan oleh vulva.

Sesuai pengalaman, kita tidak melakukan kontak intim selama pengamatan berlangsung kurang lebih satu bulan atau 30 hari. Kita melakukannya kembali dengan menyesuaikan tabel pencatatan.

Hal ini sangat diperlukan kesabaran ekstra karena dalam situasi tertentu masa ovulasi bisa berubah dikarenakan faktor-faktor tertentu, seperti stres, sakit, dan lain sebagainya.

Dilansir dari billingsmethod.org, untuk merencanakan kehamilan atau mungkin menundanya, maka dapat mencermati peraturan dalam metode ovulasi billings, sebagai berikut:

Untuk Mencapai Kehamilan

Digunakan peraturan pra-ovulasi. Cara ini membantu untuk mengenal perubahan pola kesuburan lendir. Kemudian, hubungan seksual harus ditunda sampai lendir licin tampak.

Beberapa hari berikutnya adalah hari yang paling subur. Oleh karena itu, hubungan seksual hendaknya dilakukan selama ada lendir licin (vulva terasa licin).

Untuk Menunda/Menjarangkan Kehamilan

Peraturan Pra Ovulasi

  • Hindarilah hubungan seksual pada hari-hari pendarahan deras selama menstruasi.
  • Hubungan seksual boleh dilakukan pada setiap malam hari kedua (selang-seling), bila hari ini sudah dikenal sebagai tidak subur.
  • Hindarilah hubungan seksual setiap hari ketika lendir atau pendarahan menyelingi pola tidak subur. Hubungan seksual baru boleh dilakukan lagi bila 3 hari berturut-turut dikenali sebagai pola tidak subur, maka hubungan seksual boleh dilakukan pada malam ke-4. Selanjutnya gunakanlah peraturan 2.

Peraturan Puncak

Merupakan peraturan puncak. Mulai hari keempat sesudah puncak sampai akhir siklus, boleh melakukan hubungan seksual setiap hari pada setiap saat.

Peran Suami Tak Kalah Penting

Melalui paparan di atas diperlukan kekompakan dalam menyukseskan program perencanaan kehamilan dengan menggunakan metode ini.

Tidak hanya pihak perempuan, namun peran suami juga sangat penting.

Diperlukan kesabaran ekstra dalam menjalaninya, karena seringkali harus menghadapi masa puasa yang hitungannya dapat berubah-ubah.

Perlunya menjaga emosi dan dorongan atau hasrat dari pasangan dapat membantu kelancaran program perencanaan ini.

Dukungan kedua belah pihak menjadikan program ini dapat berjalan sesuai dengan rencana, keinginan atau harapan bersama.

Kini metode ini lebih berkembang dan dapat diperdalam melalui kursus atau seminar khusus.

Bahkan bagi yang ingin merencanakan buah hati sesuai dengan jenis kelamin yang diinginkan, metode ini saya rasa sangat tepat untuk dijalani.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Merencanakan Kehamilan, Coba Metode Ovulasi Billings"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Kata Netizen
Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Kata Netizen
Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Kata Netizen
Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Kata Netizen
Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Kata Netizen
Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Kata Netizen
Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Kata Netizen
Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Kata Netizen
Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Kata Netizen
Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kata Netizen
Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Kata Netizen
Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Kata Netizen
Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Kata Netizen
Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Kata Netizen
Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com