Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Adian Saputra
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Adian Saputra adalah seorang yang berprofesi sebagai Jurnalis. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

5 Manfaat Memiliki Penghasilan Dobel Gardan dalam Keluarga

Kompas.com - 04/03/2023, 10:14 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Tahun 1998, saat krisis moneter (krismon) melanda, ayah saya terkena pemutusan hubungan kerja alias PHK dari perusahaan tempatnya bekerja.

Setalah ayah saya terkena PHK, otomatis waktu itu penghasilan yang diterima keluarga kami hanya berasal dari Ibu saya yang berprofesi sebagai guru SD. Statusnya sudah PNS.

Akan tetapi, pada waktu itu gaji seorang guru belum serupa saat ini. Dulu, belum ada yang namanya sertifikasi guru.

Sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, saya yang paling merasakan dampak PHK ayah saya ini.

Di tahun 1998 itu tanpa sepengetahuan kedua orangtua, saya akhirnya memutuskan untuk cuti kuliah. Ketika cuti kuliah ini saya mengisi waktu dengan berbagai kegiatan yang sekiranya bisa menghasilkan uang.

Alhasil karena waktu itu dekat dengan pemilu, saya aktif membantu pendataan pemilih. Dari sini saya mulai dapat penghasilan sendiri.

Suatu hari, ayah saya berpesan bahwa jika nanti saya memutuskan untuk berkeluarga, upayakan cari istri yang juga bekerja dan memiliki penghasilan sendiri.

Jadi, jika ada sesuatu, seperti PHK misalnya, maka masih ada penghasilan cadangan atau gardan cadangan.

Ayah saya menggunakan istilah gardan untuk menjelaskan soal penghasilan atau gaji yang dimiliki masing-masing pasangan suami-istri.

Menurutnya, jika salah satu pihak, baik suami atau istri terkena PHK, maka keuangan keluarga tersebut masih bisa diselamatkan oleh penghasilan pihak yang tak terkena PHK.

Di zaman sekarang, rasanya jamak terlihat bahwa dalam satu keluarga, baik istri maupun suami semua bekerja dan memiliki penghasilan masing-masing. Teman-teman serta tetangga di lingkungan rumah juga demikian.

Kebetulan, ketika saya menikah 10 tahun pasca ayah saya terkena PHK, saya mendapat istri yang juga bekerja.

Istri bekerja sebagai produser eksekutif di inewsTV Lampung, televisi berita berjaringan milik Hary Tanoe. Bos MNC Grup, sementara saya bekerja sebagai jurnalis.

Nah, berangkat dari pengalaman ayah terkena PHK, saya jadi sadar bahwa pesan ayah saya mengenai pentingnya suami-istri memiliki penghasilan.

Penghasilan ganda atau dobel gardan suami dan istri ternyata memiliki banyak manfaat.

Pertama, punya cadangan jika ada masalah keuangan.

Jika pasangan suami-istri sama-sama memiliki penghasilan, dan suatu hari ada salah satu pihak yang terkena PHK atau mengalami masalah keuangan, keluarga tersebut masih memiliki cadangan keuangan.

Dengan adanya cadangan ini, pengaturan keuangan pun harus disesuaikan dengan kondisi keuangan dan jangan sampai situasi ini berlangsung terlalu lama.

Kedua, bisa menabung buat pendidikan anak.

Jika suami-istri sama-sama memiliki penghasilan alias dobel gardan, maka akan semakin leluasa untuk mengatur mana uang untuk ditabung, mana uang untuk digunakan sehari-hari.

Tabungan ini bisa digunakan untuk berbagai keperluan di masa yang akan datang, misalnya seperti pendidikan anak atau tabungan hari tua.

Manfaat ini saya rasakan sendiri. Sejak tahun 2009 saya menabung dengan skema unit link asuransi pendidikan anak, sebanyak lima ratus ribu tiap bulannya.

Dari hasil tabungan ini saya bisa gunakan selain untuk biaya pendidikan anak, juga untuk tambahan beli kendaraan keluarga.

Ketiga, menambah aset.

Penghasilan ganda yang berasal dari suami dan istri juga bisa digunakan untuk menambah aset investasi.

Pengalaman saya sendiri, dengan penghasilan ganda, saya dan istri bisa membeli rumah kedua untuk dijadikan aset serta investasi.

Tentu situasi ini didasarkan pada pengalaman pribadi saya dan istri yang memiliki penghasilan “rata-rata air”, bukan penghasilan setara juragan besar atau pejabat.

Keempat, bisa kasih bulanan ke orangtua.

Penghasilan dobel gardan juga bisa membuat saya dan istri bisa tetap memberi meski alakadarnya kepada orangtua dan anggota keluarga lain seperti uwak dan bibi.

Dengan penghasilan ganda hal ini jadi memungkinkan bagi saya. Sebab, jika hanya saya sendiri, mungkin saya akan kewalahan.

Dari keluarga ibu saya saja misalnya, mereka sembilan bersaudara, sekarang tinggal enam yang masih ada. Jika tidak dobel gardan mungkin saya tak akan bisa memberi uang sebagai tanda sayang dari keponakan ini kepada mereka.

Kelima, agak leluasa untuk filantropi.

Mirip seperti sebelumnya, dengan dobel gardan ini, kondisi keuangan keluarga jadi lebih leluasa ketika dibutuhkan untuk urusan derma.

Meski tidak banyak, saban bulan pasti ada yang diberikan sesuai persentase dari total penghasilan saya dan istri.

Selain itu tiap Lebaran Haji juga saya dan istri bisa rutin ikut kurban sapi. Hal ini menjadi begitu disyukuri mengingat penghasilan kami yang tak besar-besar amat.

Akhir kata, semoga kita semua selalu diberi sehat dan tetap diberikan rezeki yang berkah, melimpah, ruah, dan tetap muruah

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "PHK dan Urgensi Penghasilan Dobel Gardan"

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Kata Netizen
Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Kata Netizen
Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Kata Netizen
Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Kata Netizen
Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Kata Netizen
Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Kata Netizen
Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Kata Netizen
Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Kata Netizen
Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Kata Netizen
Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kata Netizen
Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Kata Netizen
Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Kata Netizen
Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Kata Netizen
Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Kata Netizen
Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com