Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Di era ketika media sosial menjadi pusat perhatian serta tempat berbagai informasi yang tren/viral cepat menyebar, ada satu isu yang tengah ramai dibicarakan, yakni dampak kredit macet bagi peluang kerja seseorang.
Kini mulai banyak perusahaan yang menerapkan seleksi ketat untuk calon karyawannya berdasarkan status kolektabilitas kredit, terutama untuk mengisi posisi-posisi yang berkaitan dengankeuangan, seperti finance staff dan sejenisnya.
Tren tersebut tentu memberi dampak bagi para pencari kerja, terutama mereka para fresh graduate yang merasa perlu menyelesaikan masalah kredit mereka sebelum mulai masuk dunia kerja.
Status kolektabilitas kredit sendiri diatur oleh bank sentral dan dibagi menjadi lima kategori, yakni Lancar (Kol 1), Dalam Perhatian Khusus (Kol 2), Kurang Lancar (Kol 3), Diragukan (Kol 4), dan Macet (Kol 5).
Kategori ini mencerminkan kemampuan seseorang dalam membayar angsuran kreditnya tepat waktu.
Ketika seseorang berstatus Lancar dan Dalam Perhatian Khusus dalam perbankan termasuk dalam Performing Loan, sementara status Kurang Lancar, Diragukan, dan Macet masuk dalam Non-Performing Loan.
Performing Loan: Lancar (Kol 1) dan Dalam Perhatian Khusus (Kol 2)
Status Lancar menunjukkan riwayat pembayaran angsuran tepat waktu, tanpa keterlambatan. Sementara itu, status Dalam Perhatian Khusus menunjukkan keterlambatan pembayaran hingga 90 hari.
Pihak bank, di tahap ini mungkin masih melihat aliran kas yang cukup baik, namun kurang mampu dalam membayar kewajiban.
Status Dalam Perhatian Khusus dapat mengindikasikan adanya potensi masalah keuangan.
Non-Performing Loan: Kurang Lancar (Kol 3), Diragukan (Kol 4), dan Macet (Kol 5)
Status Kurang Lancar menunjukkan keterlambatan pembayaran lebih dari 90 hari hingga 120 hari. Pada tahap ini, debitur sudah menunggak pembayaran pokok atau bunga selama beberapa bulan.
Status Diragukan menunjukkan keterlambatan lebih dari 120 hari hingga 180 hari. Pada tahap ini, debitur dianggap memiliki keterbatasan dalam membayar angsuran, bahkan jika masih memiliki aliran kas yang baik.
Status Macet menunjukkan debitur tidak membayar angsuran lebih dari 180 hari. Status tersebut adalah status terendah yang ada dalam kualitas kredit dan pihak bank perlu mengambil tindakan lebih lanjut, termasuk pelelangan agunan,
Ketika seseorang memiliki status Macet dalam kredit, tentu akan berdampak negatif dan merugikan ketika ia mencari kerja. Banyak perusahaan menggunakan status kredit sebagai salah satu pertimbangan dalam proses seleksi.
Ini memunculkan kesadaran akan pentingnya menjaga kualitas kredit untuk mempertahankan peluang karir yang baik.
Surat Keterangan Layak Kredit
Salah satu topik yang tengah menjadi perbincangan hangat adalah dampak kredit macet terhadap peluang kerja, terutama di kalangan generasi muda.
Belakangan sedang banyak perbincangan mengenai dampak kredit macet terhadap peluang kerja, terutama di kalangan generasi muda. Fenomena ini semakin mencuat lantaran banyak perusahaan yang mulai menggunakan kriteria, seperti Surat Keterangan Layak Kredit (SLIK) dari OJK sebagai salah satu pertimbangan dalam proses rekrutmen karyawan.
Kredit macet merujuk pada kondisi di mana seseorang tidak mampu membayar angsuran kredit atau pinjaman sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.
Ketika rekruter perusahaan mendapati calon karyawan yang memiliki status kredit macet, itu akan menunjukkan kemampuan finansial dan integritasnya. Hal itu tentu akan mengurangi nilai diri calon karyawan tersebut di mata seorang rekruter sebuah perusahaan.
Sebab, lembaga keuangan dan bank sering kali melihat catatan pembayaran kredit sebagai cerminan kredibilitas keuangan individu.
1. Seleksi Ketat di Sektor Keuangan
Di industri keuangan, seperti posisi Finance Staff, analisis kredit menjadi sangat signifikan.
Pencari kerja dengan catatan kredit yang buruk mungkin dianggap tidak memenuhi syarat untuk mengelola aspek keuangan perusahaan.
2. Reputasi Profesional
Kredit macet dapat berdampak pada citra profesional seseorang. Beberapa perusahaan mungkin enggan merekrut individu dengan riwayat kredit yang meragukan.
3. Tanggung Jawab dan Kepercayaan
Kemampuan mengelola keuangan dengan baik merupakan kualitas yang dihargai di tempat kerja. Riwayat kredit yang buruk bisa menunjukkan kurangnya kemampuan dan tanggung jawab dalam hal finansial.
1. Literasi Keuangan
Cara pertama yang bisa diterapkan agar tak mengalami kredit macet, penting untuk memberikan pemahaman soal manajemen keuangan sejak usia dini.
Sebab, dengan memberikan edukasi finansial dapat membantu mencegah perilaku berutang yang tidak bijak di diri setiap orang kemudian hari.
2. Pilihan Pinjaman yang Bijak
Apabila memang terpaksa membutuhkan pinjaman, pastikan dulu untuk memilih lembaga keuangan yang sah dan terpercaya. Hindari memilih lembaga peminjam ilegal yang tidak terdaftar dan diawasi oleh OJK.
3. Pembayaran Tepat Waktu
Disiplin dalam membayar angsuran kredit tepat waktu penting untuk membangun riwayat kredit yang baik.
4. Manajemen Kebutuhan dan Keinginan
Perlu untuk mempertimbangkan dengan matang sebelum mengambil pinjaman. Di samping itu penting untuk mengevaluasi apakah sejatinya kita benar-benar perlu meminjam hanya untuk memenuhi keinginan sesaat atau memang untuk keperluan mendesak.
5. Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
Buatlah rencana keuangan jangka panjang dan prioritaskan pengeluaran. Hal ini membantu menghindari situasi tak terduga yang bisa mengakibatkan kredit macet.
1. Pemahaman Produk Keuangan
Generasi muda perlu memiliki pemahaman yang kuat mengenai berbagai produk keuangan, seperti jenis-jenis pinjaman, investasi, dan asuransi. Dengan pemahaman ini, mereka dapat membuat keputusan finansial yang lebih bijak.
2. Perencanaan Keuangan
Literasi keuangan membantu generasi muda untuk merencanakan keuangan mereka dengan baik. Ini termasuk mengatur anggaran, menabung, dan mengelola utang dengan bijak.
3. Pengambilan Keputusan yang Bijak
Dengan pemahaman tentang konsekuensi dari kredit macet, generasi muda akan lebih cermat dalam mengambil keputusan finansial. Mereka akan lebih berhati-hati dalam mengambil pinjaman dan mempertimbangkan dampaknya terhadap kondisi keuangan mereka.
1. Perlu Kesadaran Diri
Generasi muda harus sadar akan pentingnya mengelola keuangan mereka dengan baik. Mereka perlu mengenali risiko dan dampak yang dapat timbul dari kredit macet.
2. Menghadapi Tekanan
Kredit macet bisa membawa tekanan psikologis dan emosional, terutama ketika para penagih hutang mulai menghubungi anggota keluarga atau teman-teman. Ini dapat berdampak pada kesehatan mental dan hubungan sosial.
1. Pembayaran dan Negosiasi
Langkah pertama adalah membayar utang yang ada. Jika sulit membayar, diskusikan dengan pemberi pinjaman mengenai opsi pembayaran yang dapat disesuaikan dengan situasi finansial.
2. Mintakan Surat Keterangan
Setelah melunasi utang, mintakan surat keterangan lunas dari pemberi pinjaman. Surat ini akan menjadi bukti bahwa utang telah diselesaikan.
3. Update Status Kredit
Proses update status kredit mungkin memerlukan waktu. Pastikan untuk terus memantau dan memastikan bahwa status kredit Anda telah diperbarui.
1. Manajemen Keuangan yang Bijak
Generasi muda perlu mengedepankan manajemen keuangan yang bijak. Ini meliputi mengatur anggaran, menabung secara rutin, dan berinvestasi untuk masa depan.
2. Pendekatan Kewirausahaan
Bagi yang memiliki minat dalam berwirausaha, ini dapat menjadi alternatif untuk menghasilkan pendapatan dan mengurangi risiko ketergantungan pada utang.
Dalam dunia yang semakin kompleks ini, memiliki pemahaman yang baik tentang manajemen keuangan adalah kunci untuk mengatasi dampak kredit macet terhadap peluang kerja.
Generasi muda perlu memahami pentingnya literasi keuangan, membuat keputusan finansial yang bijak, dan mengambil langkah-langkah konkret untuk membayar utang serta membangun masa depan finansial yang lebih baik.
Dengan pendekatan ini, mereka akan lebih siap menghadapi tantangan finansial di dunia kerja dan mampu menciptakan kestabilan finansial jangka panjang.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Mengatasi Dampak Kredit Macet terhadap Peluang Kerja"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.