Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Veronika Gultom
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Veronika Gultom adalah seorang yang berprofesi sebagai Programmer/IT Consultant. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Serangan Siber, Akankah Mengancam Kedaulatan Bangsa?

Kompas.com - 19/09/2023, 02:39 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Antara perlu atau tidak, pada kenyataannya Indonesia mengalami serangan siber anomali bahkan setiap menitnya. Lemhannas mencatat, pada tahun 2023 mengalami 2.200 serangan siber anomali tiap satu menit.

Oleh karena itu, penting bagi pertahanan Indonesia membentengi tak lagi sekadar darat, laut, dan udara, sedangkan tingkat keamanan siber dibiarkan hingga mengalami kebocoran.

Untuk aksi terorisme saja, misalnya, mungkin yang terjadi bisa di wilayah darat, laut, maupun udara. Akan tetapi, perencanaan aksi teroris dilakukan di dunia siber lewat pertukaran email, komunikasi siber jarak jauh, memata-matai lewat siber, dan lain-lain.

Jadi, apakah sudah saatnya kita memanfaatkan pasukan siber di Indonesia?

Sudah banyak kasus terjadi dan kita ketahui pencurian data dan informasi yang bersifat rahasia dalam skala nasional dapat menyerang kedaulatan rakyat.

Ini tentu karena data dan informasi kita saat ini tidak lagi dalam bentuk kertas yang bisa disimpan secara fisik di lemari-lemari arsip.

Namun data dan informasi saat ini dapat diakses secara digital. Bahaya jika informasi rahasia jatuh ke tangan pihak-pihak yang tidak semestinya.

Kalau kita menengok beberapa waktu lalu terkait kasus Bjorka, bisakah kita bertanya: sudah sejauh mana kasus tersebut? Apakah keramaian Bjorka ini sebatas ribut-ribut di media sosial seraya masalah undang-undang perlindungan data pribadi akibat ulahnya?

Masalahnya adalah "lubangnya" yang terjadi saat ini belum bisa ditutup karena belum diketahui apa yang mau ditutup untuk mencegah terulangnya kebocoran.

Maka menjadi penting jika ada benteng pertahanan siber Indonesia. Setidaknya untuk mencegah hacker-hacker agar tidak mudah masuk dan/atau mencuri data negara maupun data pribadi warganya.

"Serangan siber perlu dicegah dengan membentengi network Indonesia daripada menunggu terjadi baru kemudian ditindaklanjuti."

Serangan Hacker vs Pertahanan Siber

Kebutuhan kita terhadap internet memang tidak lagi terhindarkan dan berbanding lurus dengan dunia digital yang serba memfasilitasi kebutuhan semua orang sehari-hari.

Ini akan jadi permasalahan jika koneksi internet mendapat serangan yang mengakibatkan koneksi internet berhenti dan tidak berfungsi sama sekali.

Sebagai contoh, bagaimana kalau sistem-sitem perbankan digital di Indonesia dikacaukan dengan menggunakan jasa hacker untuk menyerang?

Dampaknya bisa jadi data-data e-wallet dan rekening bank dikacaukan sehigga tidak sesuai dengan sebenarnya. Selain itu, misalnya, data kredit macet perusahaan A menjadi data kredit atas nama perusahaan B. Ketika itu terjadi, tentu akan kacau dan merembet ke kegiatan lainnya.

Melihat serangkaian kemungkinan-kemungkinan terjadi dari adanya serangan hacker, angkatan siber diperlukan di era digital sebagai benteng pertahanan secara nasional.

Bila itu bisa dimaksimalkan, bukan tidak mungkin akan menjamin kepercayaan dan rasa percaya diri bangsa atas keamanan negara. Tentu untuk mengisi kursi-kursi staf angkatan siber mesti terus dibekali dengan teknologi yang terus berkembang.

Pelaksanaannya dalat diatur dengan peraturan kemiliteran yang disisipkan matra yang sudah ada atau membuat matra sendiri. Jadi, tugas yang diharapkan adalah bukan hanya sekadar memberantas, tetapi mencegah serangan siber.

Namun, yang perlu diperjelas dari tugas angkatan siber ini bukan untuk seenaknya memantau segala aktivitas digital masyarakat Indonesia, tetapi mesti ada guideline-nya.

Ibarat CCTV, angkatan siber mesti bisa mendeteksi secara otomatis aktivitas-aktivitas mencurigakan untuk kemudian dianalisis lebih lanjut terhadap serangan tak terduga dari hacker.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Ancaman Kedaulatan Bangsa Bukan Hanya dari Darat, Laut, dan Udara"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Apa yang Membuat 'Desperate' Ketika Cari Kerja?

Apa yang Membuat "Desperate" Ketika Cari Kerja?

Kata Netizen
Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Kata Netizen
Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kata Netizen
Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Kata Netizen
Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Kata Netizen
Menyoal Kerja Bareng dengan Gen Z, Apa Rasanya?

Menyoal Kerja Bareng dengan Gen Z, Apa Rasanya?

Kata Netizen
Solidaritas Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur

Solidaritas Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur

Kata Netizen
Kenali 3 Cara Panen Kompos, Mau Coba Bikin?

Kenali 3 Cara Panen Kompos, Mau Coba Bikin?

Kata Netizen
Tips yang Bisa Menunjang Kariermu, Calon Guru Muda

Tips yang Bisa Menunjang Kariermu, Calon Guru Muda

Kata Netizen
Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Kata Netizen
Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Kata Netizen
Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kata Netizen
Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Kata Netizen
Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Kata Netizen
Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau