Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rini Wulandari
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Rini Wulandari adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Cegah Penyebaran Mycoplasma Pneumonia di Sekolah dengan Cara Ini!

Kompas.com - 22/12/2023, 17:42 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Bagi orangtua yang memiliki anak, tentu temuan kasus mycoplasma pneumonia membuat cemas. Sebab, potensi penyebaran penyakit ini begitu efektif di lingkungan sekolah lantaran akan banyak terjadi interaksi antar anak yang intens.

Oleh karenanya, sebagai langkah pencegahan jika ada anak yang sedang batuk atau pilek disarankan untuk mengenakan masker selama proses belajar. Sekolah dapat membantu menyediakan masker ini atau menjualnya di kantin sebagai upaya antisipatif.

Jika perlu anak yang sedang batuk atau pilek bisa diberi izin untuk beristirahat dari rumah, agar tidak menularkan kepada siswa lainnya.

Sebagai catatan, mycoplasma pneumonia adalah penyakit yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan, terutama pada paru-paru.

Penyakit ini cenderung menyerang kelompok usia muda, khususnya anak-anak dan remaja. Gejala umumnya meliputi demam, batuk kering, nyeri dada, dan kadang-kadang disertai sesak napas.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P), Maxi Rondonuwu, menyampaikan bahwa Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mengeluarkan surat edaran terkait kewaspadaan terhadap mycoplasma pneumonia.

Temuan enam kasus mycoplasma pneumonia yang telah sembuh ini mencakup pasien berusia 3 hingga 12 tahun. Gejala awalnya mirip dengan pneumonia pada umumnya, demam dan batuk sebagai tanda utama yang bisa berlangsung hingga tiga minggu.

Meski begitu penanganan penyakit ini sebetulnya tidak begitu sulit, karena tidak sebabkan oleh virus. Terlebih, penyakit ini sudah tercatat dalam buku pedoman pneumonia.

Dibandingkan dengan Covid-19, influenza, atau penyakit pneumonia lainnya, mycoplasma pneumonia memiliki tingkat keparahan yang lebih rendah.

Tak semua pasien memerlukan rawat inap. Angka kematian karena penyakit ini pun relatif rendah, hanya sekitar 0,5 hingga 2 persen, itu pun dengan catatan pasien memiliki komorbid atau penyakit lain yang dapat menyebabkan komplikasi.

Penyebab dan Pengobatan Mycoplasma Pneumonia

Meskipun gejalanya mirip, penyebab mycoplasma pneumonia berbeda dengan covid-19. Mycoplasma pneumonia disebabkan oleh bakteri Mycoplasma pneumoniae, sementara Covid-19 dibsebakan oleh virus SARS-CoV-2.

Pengobatan mycoplasma pneumonia melibatkan antibiotik tertentu seperti azitromisin atau doksisiklin, sedangkan untuk Covid-19 belum ada pengobatan spesifik.

Prognosis untuk mycoplasma pneumonia cenderung baik dengan pengobatan antibiotik, sementara prognosis Covid-19 bervariasi tergantung pada faktor risiko dan keparahan gejala.

Cegah Pneumonia dengan Jaga Daya Tahan Tubuh

Anak-anak yang sakit sebaiknya diisolasi untuk mencegah penularan kepada yang lain. Penting juga bagi orangtua untuk memahami perbedaan antara mycoplasma pneumonia dan Covid-19.

Mengingat peningkatan kasus mycoplasma pneumonia yang umumnya terjadi pada anak-anak, langkah-langkah preventif perlu diambil untuk menjaga daya tahan tubuh anak dan mencegah penyebaran penyakit ini.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Meja Makan Keluarga yang Kini Sunyi
Meja Makan Keluarga yang Kini Sunyi
Kata Netizen
Melihat Kehidupan 24 Jam di Pasar Jati Mulyo
Melihat Kehidupan 24 Jam di Pasar Jati Mulyo
Kata Netizen
Masihkah Menantu PNS Jadi Pekerjaan Idola Mertua?
Masihkah Menantu PNS Jadi Pekerjaan Idola Mertua?
Kata Netizen
Perjalanan Seorang Ibu Tunggal: Tiga Anak, Satu Pelukan
Perjalanan Seorang Ibu Tunggal: Tiga Anak, Satu Pelukan
Kata Netizen
5 Cara Menikmati Macet a la 'Working Mom'
5 Cara Menikmati Macet a la "Working Mom"
Kata Netizen
Kebaikan Kecil yang Saya Temukan di Trans Jogja
Kebaikan Kecil yang Saya Temukan di Trans Jogja
Kata Netizen
Bukan Sekadar Angka Timbangan, Diet Itu tentang Perjalanan
Bukan Sekadar Angka Timbangan, Diet Itu tentang Perjalanan
Kata Netizen
Bagi Pasutri, Perhatikan Ini untuk Tetap Bisa Menafkahi Orangtua
Bagi Pasutri, Perhatikan Ini untuk Tetap Bisa Menafkahi Orangtua
Kata Netizen
Belajar Memanen Hujan lewat Joglangan
Belajar Memanen Hujan lewat Joglangan
Kata Netizen
Hilir ke Hulu Hijaunya Alam Kampung Karuhun, Sumedang Selatan
Hilir ke Hulu Hijaunya Alam Kampung Karuhun, Sumedang Selatan
Kata Netizen
Bagaimana Meyakinkan Keluarga tentang Asuransi?
Bagaimana Meyakinkan Keluarga tentang Asuransi?
Kata Netizen
Bisakah Memanen Hujan di Apartemen?
Bisakah Memanen Hujan di Apartemen?
Kata Netizen
Trik 'Receh' di Transportasi Umum yang Bikin Kamu Nyaman
Trik "Receh" di Transportasi Umum yang Bikin Kamu Nyaman
Kata Netizen
Berkat Musik di Kafe dan Latte, Akhirnya Novelku Rampung Juga
Berkat Musik di Kafe dan Latte, Akhirnya Novelku Rampung Juga
Kata Netizen
7 Cara Anak Bekasi atasi 'Commuting Stress'
7 Cara Anak Bekasi atasi "Commuting Stress"
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau