Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Intinya, program MBG ini membuat omzet pedagang kantin anjlok. Mereka harus berpikir keras bagaimana caranya bertahan.
Jadi, meskipun niatnya baik, program ini juga butuh solusi supaya tidak merugikan pihak lain, terutama pedagang kecil yang bergantung penuh pada kantin sekolah untuk cari nafkah.
Kalau tidak, mereka bisa kehilangan mata pencaharian yang sudah mereka geluti bertahun-tahun.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) memang punya tujuan mulia, tetapi agar tidak ada pihak yang dirugikan—khususnya pedagang kantin—perlu ada beberapa penyesuaian dan solusi.
Nah, inilah tiga solusi yang mesti dipertimbangkan:
Ini usulan sekaligus harapan dari para pedagang yang di kutip dari laman Kompas.com. Makanan gratis bisa dibagikan saat jam pulang sekolah, bukan saat istirahat.
Jadi, anak-anak tetap punya waktu untuk jajan di kantin saat istirahat, dan pedagang tidak kehilangan pelanggan. Dengan cara ini, siswa tetap dapat makanan bergizi, tapi kantin sekolah juga tetap ramai.
Makanan gratis bisa difokuskan kepada anak-anak dari keluarga menengah ke bawah. Anak-anak yang berasal dari keluarga mampu tidak perlu ikut dapat makanan gratis.
Selain lebih tepat sasaran, ini juga membuat anggaran negara (APBN) lebih hemat. Lagian, kalau anak-anak orang kaya ikut makan gratis, nanti malah jadi obesitas, kan? Hehe.
Pedagang kantin yang sudah lama jadi bagian dari sekolah harus dilibatkan langsung dalam pengelolaan makanan gratis.
Mereka bisa bantu masak atau jual makanan tambahan sesuai menu yang ditentukan pemerintah. Jadi, usaha mereka tetap jalan, dan nggak ada yang "tamat" seperti pedagang kecil di Pantura waktu jalan tol dibangun.
Terkahir, program ini harus terus dievaluasi, mulai dari menu makanan, pelaksanaannya, hingga dampaknya ke siswa dan pedagang.
Kalau ada yang tidak berjalan sesuai harapan, solusinya bisa langsung dicari sebelum masalah jadi semakin besar.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) jelas punya manfaat besar untuk siswa dan orang tua. Siswa bisa makan makanan bergizi tanpa harus memikirkan bekal, dan orang tua bisa hemat uang jajan.
Tapi, program ini juga membawa tantangan, terutama untuk pedagang kantin yang kehilangan pendapatan. Agar semua pihak bisa dapat manfaat, pengelolaannya harus benar-benar diperhatikan—mulai dari siapa yang dapat makanan gratis, kapan waktu pembagiannya, sampai bagaimana melibatkan pedagang lokal.
Kalau semua ini dijalankan dengan baik, program MBG bisa jadi solusi yang menguntungkan semua pihak tanpa ada yang merasa dirugikan.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Program Makan Bergizi Gratis: Manfaat bagi Siswa, tetapi Tantangan Pedagang Kantin"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.