Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Noer Ashari
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Noer Ashari adalah seorang yang berprofesi sebagai Operator. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Program Makan Bergizi Gratis dan Tantangan Pedagang Kantin

Kompas.com - 19/01/2025, 12:33 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Intinya, program MBG ini membuat omzet pedagang kantin anjlok. Mereka harus berpikir keras bagaimana caranya bertahan.

Jadi, meskipun niatnya baik, program ini juga butuh solusi supaya tidak merugikan pihak lain, terutama pedagang kecil yang bergantung penuh pada kantin sekolah untuk cari nafkah. 

Kalau tidak, mereka bisa kehilangan mata pencaharian yang sudah mereka geluti bertahun-tahun.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) memang punya tujuan mulia, tetapi agar tidak ada pihak yang dirugikan—khususnya pedagang kantin—perlu ada beberapa penyesuaian dan solusi. 

Nah, inilah tiga solusi yang mesti dipertimbangkan:

1. Makan Gratis di Jam Pulang Sekolah

Ini usulan sekaligus harapan dari para pedagang yang di kutip dari laman Kompas.com. Makanan gratis bisa dibagikan saat jam pulang sekolah, bukan saat istirahat. 

Jadi, anak-anak tetap punya waktu untuk jajan di kantin saat istirahat, dan pedagang tidak kehilangan pelanggan. Dengan cara ini, siswa tetap dapat makanan bergizi, tapi kantin sekolah juga tetap ramai.  

2. Prioritaskan Siswa yang Membutuhkan 

Makanan gratis bisa difokuskan kepada anak-anak dari keluarga menengah ke bawah. Anak-anak yang berasal dari keluarga mampu tidak perlu ikut dapat makanan gratis. 

Selain lebih tepat sasaran, ini juga membuat anggaran negara (APBN) lebih hemat. Lagian, kalau anak-anak orang kaya ikut makan gratis, nanti malah jadi obesitas, kan? Hehe.  

3. Libatkan Kantin Lokal yang Sudah Lama Eksis

Pedagang kantin yang sudah lama jadi bagian dari sekolah harus dilibatkan langsung dalam pengelolaan makanan gratis. 

Mereka bisa bantu masak atau jual makanan tambahan sesuai menu yang ditentukan pemerintah. Jadi, usaha mereka tetap jalan, dan nggak ada yang "tamat" seperti pedagang kecil di Pantura waktu jalan tol dibangun.  

Terkahir, program ini harus terus dievaluasi, mulai dari menu makanan, pelaksanaannya, hingga dampaknya ke siswa dan pedagang. 

Kalau ada yang tidak berjalan sesuai harapan, solusinya bisa langsung dicari sebelum masalah jadi semakin besar.  

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) jelas punya manfaat besar untuk siswa dan orang tua. Siswa bisa makan makanan bergizi tanpa harus memikirkan bekal, dan orang tua bisa hemat uang jajan. 

Tapi, program ini juga membawa tantangan, terutama untuk pedagang kantin yang kehilangan pendapatan. Agar semua pihak bisa dapat manfaat, pengelolaannya harus benar-benar diperhatikan—mulai dari siapa yang dapat makanan gratis, kapan waktu pembagiannya, sampai bagaimana melibatkan pedagang lokal. 

Kalau semua ini dijalankan dengan baik, program MBG bisa jadi solusi yang menguntungkan semua pihak tanpa ada yang merasa dirugikan.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Program Makan Bergizi Gratis: Manfaat bagi Siswa, tetapi Tantangan Pedagang Kantin"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Berburu Koin Jagat sampai Tidak Tahu Tempat

Berburu Koin Jagat sampai Tidak Tahu Tempat

Kata Netizen
Tinjau Ulang Wacana Libur Sekolah Selama Ramadan

Tinjau Ulang Wacana Libur Sekolah Selama Ramadan

Kata Netizen
Hobi Anak untuk Membuka Ruang Life Skill Mereka

Hobi Anak untuk Membuka Ruang Life Skill Mereka

Kata Netizen
Melihat Perkembangan Transportasi Publik di Toraja

Melihat Perkembangan Transportasi Publik di Toraja

Kata Netizen
Karena Faktor Ekonomi Banyak Orang Berburu Koin Jagat?

Karena Faktor Ekonomi Banyak Orang Berburu Koin Jagat?

Kata Netizen
Tahun 2025 Tahun YONO, Bukan YOLO

Tahun 2025 Tahun YONO, Bukan YOLO

Kata Netizen
Apa yang Membuatmu Ingin Sekali Jadi Penulis?

Apa yang Membuatmu Ingin Sekali Jadi Penulis?

Kata Netizen
Inovasi dan Komunikasi Ketika Siswa Review Makan Bergizi Gratis

Inovasi dan Komunikasi Ketika Siswa Review Makan Bergizi Gratis

Kata Netizen
Dampak Industri Asuransi Properti Pasca-kebakaran di LA

Dampak Industri Asuransi Properti Pasca-kebakaran di LA

Kata Netizen
Program Makan Bergizi Gratis dan Tantangan Pedagang Kantin

Program Makan Bergizi Gratis dan Tantangan Pedagang Kantin

Kata Netizen
Cara Tetap Bisa Mengompos Walau Musim Hujan

Cara Tetap Bisa Mengompos Walau Musim Hujan

Kata Netizen
Ketahanan Pangan dari Rumah, Panen Singkong Manehot

Ketahanan Pangan dari Rumah, Panen Singkong Manehot

Kata Netizen
Jadikan AI sebagai Alternatif Solusi Bukan Sahabat Sejati

Jadikan AI sebagai Alternatif Solusi Bukan Sahabat Sejati

Kata Netizen
Mendaftar Sekolah Kemudian 'Waiting List', Kok Bisa?

Mendaftar Sekolah Kemudian "Waiting List", Kok Bisa?

Kata Netizen
Musim Liburan, tetapi Tetap Bisa Nikmati Kulineran

Musim Liburan, tetapi Tetap Bisa Nikmati Kulineran

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau