Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Apa yang ingin kamu tahu tentang dunia penulis? Adakah hal-hal maupun isu yang petut dikenali sebelum terjun lebih jauh?
Engkau harus mengenali fakta bahwa menulis termasuk ke dalam keterampilan hidup (life skill). Karena itu, pembelajaran menulis di pendidikan dasar dan menengah semata untuk membuat siswa mampu menguasai literasi dasar yang akan digunakan ketika mereka dewasa kelak. Jadi, bukan untuk menciptakan mereka menjadi penulis.
Tidak ada satu bidang pun di dunia ini yang dapat lepas dengan tulis-menulis. Untuk berkomunikasi melalui surat, seseorang harus menulis. Untuk melamar pekerjaan, seseorang perlu menulis. Untuk lulus di perguruan tinggi, seseorang mesti menulis. Untuk berintreaksi di media sosial, seseorang menggunakan tulisan.
Blog jurnalisme warga seperti Kompasiana yang muncul karena teknologi digital telah menjadi wadah bagi seseorang untuk mengekspresikan banyak hal, seperti informasi, pengetahuan, opini, seni, dan hiburan. Dulu tidak terbayangkan oleh saya menulis lalu dalam hitungan detik diposkan dan dibaca oleh banyak orang yang entah di mana.
Tahun 1990an saat awal meniti karier dalam menulis, saya mengalami penolakan media berkali-kali. Tiga tahun menulis, tiga tahun ditolak.
Barulah setelah itu dua artikel saya dimuat di tabloid lokal dan satu koran nasional (1994). Kurasi media yang ketat membuat seorang penulis pemula seperti saya harus bersabar dalam bilangan tahun.
Apa yang harus dikenali penulis ketika memasuki dunia penulisan? Saya menghadirkan enam isu berikut ini.
Tulisan yang bersifat pribadi dapat dibagi menjadi pribadi tertutup dan pribadi terbuka. Pribadi tertutup bersifat rahasia sehingga tulisan itu tidak akan pernah dipublikasikan. Contoh pribadi tertutup, yaitu diari (catatan harian), surat wasiat, dan mungkin surat cinta yang tidak pernah dikirimkan.
Pribadi terbuka umumnya dikenal saat media sosial mulai merambah hidup kita. Banyak sekali tulisan yang bersifat pribadi kemudian diposkan di Facebook, X (Twitter), Instagram, atau blog dengan maksud dibaca atau diketahui oleh orang lain. Efek negatif dari sini salah satunya flexing atau sikap pamer sesuatu yang sangat pribadi.
Dalam jagat penulisan, hampir tidak ada pelatihan menulis untuk tulisan-tulisan bersifat pribadi. Tulisan semacam itu tidak memedulikan standar dan kaidah penulisan, kecuali si penulisnya sudah menguasai betul.
Tulisan yang bersifat pribadi terbuka bakal menunjukkan kemampuan menulis si empunya akun jika memang ia yang menuliskannya. Namun, faktanya beberapa akun dikelola oleh orang lain yang disebut publicist. Karena itu, beberapa figur publik yang tampak bagus menuliskan status atau pikiran dan perasaannya di media sosial, boleh jadi bukan ia yang melakukannya.
Saya belum menemukan ada pelatihan khusus publicist di Indonesia. Mungkin lebih condong pada pelatihan social media specialist yang perlu memahami berbagai segi publikasi melalui media sosial.
Mari tinggalkan tentang tulisan pribadi tertutup dan pribadi terbuka.
Seseorang pernah menuliskan statusnya di linimasa Facebook bahwa ia tidak peduli tulisannya dibaca orang atau tidak. Menurutnya tulisan buah karyanya itu bersifat personal dan tidak perlu dikomentari.
Terus buat apa dia menulis dan mengeposkannya di Facebook?
Meskipun saya menggolongkan tulisan di media sosial bersifat pribadi terbuka, tetap saja seseorang yang melakukannya harus sadar ia telah membuka diri untuk munculnya respons dari pembaca yang mungkin menjadi follower.
Seseorang tidak dapat membendung munculnya respons, seperti view, like, comment, dan share. Pengecualian jika akun di-setting privat.
Alih-alih sebagai tulisan yang bersifat pribadi terbuka, media sosial dapat berubah menjadi publik terbuka.
Publik terbuka merupakan sifat dari tulisan yang sengaja ditujukan untuk publik secara terbuka. Engkau tidak tahu siapa saja yang membaca dan engkau memahami risiko dari yang engkau tulis.
Sebelum mengeposkan tulisan di Kompasiana, selalu ada pertanyaan untuk meyakinkan. Tulisan publik terbuka di Kompasiana adalah tanggung jawab si penulis dan merupakan pandangan penulis, tidak mewakili pandangan media.