Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Bagaimana dengan publik tertutup? Tulisan semacam itu bersifat untuk publik, tetapi internal. Misalnya, engkau diminta untuk menjadi penulis artikel di majalah internal.
Dahulu saya sempat rutin menulis artikel di majalah untuk Kementerian Perdagangan. Publik pembacanya terbatas hanya pegawai kementerian dan juga pemangku kepentingan dari kementerian tersebut. Itulah jenis tulisan untuk publik terbatas, termasuk jika engkau menulis untuk media komunitas.
Seseorang yang menulis untuk publik jelas harus menguasai standar, kaidah, dan kode etik penulisan. Tulisannya akan dikonsumsi oleh publik yang luas sehingga apa yang disampaikannya harus sistematis, jernih, konsisten, dan tentunya bermanfaat. Selain itu, ia pun harus menguasai berbagai ragam tulisan, seperti berita, opini, esai, feature, tajuk rencana, profil, dan obituari.
Setelah engkau memahami bahwa ada tulisan bersifat pribadi dan publik, mari tanyakan kepada diri sendiri. Apakah engkau menulis karena hobi atau profesi?
Hobi hanya dilakukan untuk kesenangan tanpa memedulikan suatu tulisan itu bakal menghasilkan benefit finansial atau benefit lain bagi penulisnya. Hobi cenderung menempatkan penulisnya sebagai penulis amatir.
Jika profesi menjadi pilihan, penulis harus menegakkan sikap profesional. Tiga hal yang menjadi ciri profesional: (1) memerlukan keterampilan untuk melakukannya; (2) menerapkan standar, kaidah, dan kode etik sesuai dengan bidangnya; dan (3) memerlukan pembayaran (kompensasi uang) untuk melakukannya.
Penulis spesialis dan generalis yang mendeklarasikan dirinya sebagai penulis tentulah sudah masuk ke wilayah profesional. Ia sudah menjadikan penulis sebagai profesi utama atau profesi pendamping.
Profesi pendamping? Banyak penulis yang masih memerankan profesi ganda, seperti guru atau dosen.
Pada saat lokakarya, ada yang bertanya kepada saya.
"Pak Bambang saya ini guru. Bagaimana saya dapat berkonsentrasi menulis, sementara ada beban kerja lain yang utama?
Jadi, saya bilang bahwa kita tidak dapat mengontrol apa yang terjadi di luar kita. Contohnya, kita tidak dapat mengeluhkan bahwa kita ini guru dengan beban kerja luar biasa sehingga tidak ada waktu untuk menulis.
Pada kenyataannya, pekerjaan misalnya sebagai guru itu di luar kontrol kita. Karena itu, fokus saja yang dapat kita kontrol dari diri kita, yaitu waktu menulis, jenis tulisan, dan produktivitas. Buat target, misalnya tahun ini saya harus menulis sekian buku teks atau buku anak.
Begitulah jika engkau berprofesi ganda, profesi penulis dapat menjadi profesi sampingan yang justru fleksibel.
Penulis dapat berdamai dengan apa pun, termasuk tenggat (deadline). Modal utama para penulis hanya waktu dan sumber bacaan, modal seperti tempat yang nyaman, wifi, kopi, dan camilan itu hanya gimmick menulis.
Simpulannya, jika engkau menjadikan menulis sebagai hobi, memang tidak perlu kita berbincang mendalam soal tarif penulisan, mutu tulisan, dan tren penulisan. Hal itu karena sebatas hobi yang dilakukan untuk kesenangan belaka.
Setelah memasuki dunia pro maka ada pertanyaan lagi. Engkau menjadi penulis mandiri atau penulis jasa? Apa pula ini?
Penulis mandiri hanya menulis untuk dan atas namanya sendiri. Penulis mandiri sangat bergantung dengan publikasi di penerbit, baik penerbit media berkala, media baru, maupun media buku.
Penulis mandiri akan cenderung menunggu karyanya diterbitkan dengan imbalan royalti atau imbalan beli putus (outright). Beberapa penulis mandiri akan tertatih mendapatkan bayaran karena bergantung pada situasi, kondisi, dan kebijakan penerbit.
Sisi lain dari penulis mandiri ialah mengikuti berbagai sayembara dan lomba penulisan untuk menghasilkan uang. Sebagai contoh, penulis buku anak dalam beberapa tahun terakhir ini mendapatkan "berkah" dari sayembara penulisan yang diadakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa serta Pusat Perbukuan. Hadiah jutaan, bahkan belasan juta sangat membangkitkan gairah berkarya sebagai penulis mandiri.
Lalu, bagaimana dengan penulis jasa? Penulis jasa berdamai dengan kredit atas namanya (pencantuman nama sebagai penulis).