Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Setiap orang tentu ingin sukses dalam hal karier maupun dalam hubungan asmara yang harmonis. Meski demikian, untuk bisa sukses dalam dua hal tersebut tidaklah mudah.
Yang sering terjadi justru malah banyak orang terperangkap dalam pola kerja yang terlalu banyak menyita waktu dan energi. Pada akhirnya malah merusak keseimbangan hidup alias terlalu workaholic.
Mereka yang workaholic biasanya cenderung menggunakan waktunya untuk bekerja dan mengejar karier di dunia kerja.
Ada beberapa tanda yang bisa dilihat apakah seseorang itu workaholic atau tidak, seperti sulit melepaskan diri dari pekerjaan, sering sering bekerja melebihi jam kerja yang seharusnya, dan meski sudah di rumah ia masih saja mengerjakan pekerjaannya.
Orang-orang yang workaholic ini seringkali menganggap bahwa pekerjaan adalah segalanya hingga membuat mereka mengabaikan kebutuhan lain dalam hidup, seperti kebutuhan emosional yang bisa didapat dari pasangan.
Ketika seseorang sudah gila kerja alias workaholic, maka akan membawa dampak buruk pada berbagai aspek kehidupannya, termasuk salah satunya kehidupan asmaranya.
Maka dari agar bisa memiliki kehidupan karier dan asmara yang seimbang, beberapa tips berikut mungkin akan bisa membantu, sehingga kita bisa terhindar dari pola kerja berlebihan yang akan berdampak negatif pada kehidupan asmara.
Memang bisa dimengerti ketika seseorang sudah workaholic, karena saya pribadi dan suami juga pernah berada di posisi yang sama.
Kami pernah sangat terobses dengan pekerjaan dan cenderung menghabiskan sebagian besar waktu kami di tempat kerja. Hal tersebut memberikan dampak buruk yang membuat kebutuhan emosional dari pasangan seperti waktu dan perhatian jadi sering terabaikan.
Sifat workaholic juga bisa berdampak pada berkurangnya waktu untuk berinteraksi dengan pasangan, sehingga terjadi kesulitan dalam menjalin komunikasi yang efektif.
Dengan hilangnya waktu bersama pasangan akibatnya bisa menimbulkan rasa kesepian dan ketidakpuasan pada pasangan.
Ketika seseorang sudah merasa diabaikan dan dianggap kurang penting oleh si workaholic, maka ia bisa mengalami penurunan kepercayaan diri dan bahkan akan mempertanyakan nilai-nilai hubungan mereka.
Mereka yang workaholic juga sering merasa gelisah jika tidak berada di lingkungan kerja dan sulit membagi waktu antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh American Psychological Association, mereka yang workaholic cenderung memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi dan bahkan dapat mengalami depresi.
Selain itu, workaholic juga cenderung memiliki produktivitas yang rendah karena kelelahan fisik dan kekurangan waktu untuk memulihkan diri.