Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Isur Suryati
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Isur Suryati adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

4 Tips Menjaga Keseimbangan Karier dan Asmara

Kompas.com, 19 Mei 2023, 16:05 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Setiap orang tentu ingin sukses dalam hal karier maupun dalam hubungan asmara yang harmonis. Meski demikian, untuk bisa sukses dalam dua hal tersebut tidaklah mudah.

Yang sering terjadi justru malah banyak orang terperangkap dalam pola kerja yang terlalu banyak menyita waktu dan energi. Pada akhirnya malah merusak keseimbangan hidup alias terlalu workaholic.

Mereka yang workaholic biasanya cenderung menggunakan waktunya untuk bekerja dan mengejar karier di dunia kerja.

Ada beberapa tanda yang bisa dilihat apakah seseorang itu workaholic atau tidak, seperti sulit melepaskan diri dari pekerjaan, sering sering bekerja melebihi jam kerja yang seharusnya, dan meski sudah di rumah ia masih saja mengerjakan pekerjaannya.

Orang-orang yang workaholic ini seringkali menganggap bahwa pekerjaan adalah segalanya hingga membuat mereka mengabaikan kebutuhan lain dalam hidup, seperti kebutuhan emosional yang bisa didapat dari pasangan.

Ketika seseorang sudah gila kerja alias workaholic, maka akan membawa dampak buruk pada berbagai aspek kehidupannya, termasuk salah satunya kehidupan asmaranya.

Maka dari agar bisa memiliki kehidupan karier dan asmara yang seimbang, beberapa tips berikut mungkin akan bisa membantu, sehingga kita bisa terhindar dari pola kerja berlebihan yang akan berdampak negatif pada kehidupan asmara.

Dampak Buruk Workaholic

Memang bisa dimengerti ketika seseorang sudah workaholic, karena saya pribadi dan suami juga pernah berada di posisi yang sama.

Kami pernah sangat terobses dengan pekerjaan dan cenderung menghabiskan sebagian besar waktu kami di tempat kerja. Hal tersebut memberikan dampak buruk yang membuat kebutuhan emosional dari pasangan seperti waktu dan perhatian jadi sering terabaikan.

Sifat workaholic juga bisa berdampak pada berkurangnya waktu untuk berinteraksi dengan pasangan, sehingga terjadi kesulitan dalam menjalin komunikasi yang efektif.

Dengan hilangnya waktu bersama pasangan akibatnya bisa menimbulkan rasa kesepian dan ketidakpuasan pada pasangan.

Ketika seseorang sudah merasa diabaikan dan dianggap kurang penting oleh si workaholic, maka ia bisa mengalami penurunan kepercayaan diri dan bahkan akan mempertanyakan nilai-nilai hubungan mereka.

Mereka yang workaholic juga sering merasa gelisah jika tidak berada di lingkungan kerja dan sulit membagi waktu antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh American Psychological Association, mereka yang workaholic cenderung memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi dan bahkan dapat mengalami depresi.

Selain itu, workaholic juga cenderung memiliki produktivitas yang rendah karena kelelahan fisik dan kekurangan waktu untuk memulihkan diri.

Pentingnya Menjaga Keseimbangan antara Karier dan Asmara

Bekerja demi mencapai titik karier impian memang dibutuhkan, akan tetapi ada hal lain yang tak kalah penting untuk dimiliki setiap orang, yakni langgengnya hubungan asmara.

Oleh karenanya mempertahankan keseimbangan antara karier dan asmara merupakan hal penting yang mesti dimiliki setiap orang karena bisa berdampak positif pada kekehidupan setiap orang.

Beberapa dampak positif yang dirasakan jika bisa meraih keseimbangan antara karier dan asmara adalah bisa meningkatkan produktivitas seseorang, akan membuat hubungan dengan pasangan semakin erat dan harmonis, serta bisa membuat orang mencapai kebahagiaan dan kepuasan di hidupnya.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Institute for the Future, terungkap bahwa menjaga keseimbangan antara karier dan asmara merupakan salah satu kunci keberhasilan dan kebahagiaan hidup jangka panjang.

Oleh karena itu, menjaga keseimbangan antara karier dan asmara adalah investasi yang sangat penting untuk kebahagiaan dan kepuasan hidup yang lebih baik.

Tips Menjaga Keseimbangan Karier dan Asmara

Memang untuk bisa menjaga keseimbangan karier dan asmara tidaklah mudah, namun bukan berarti mustahil untuk dilakukan.

Oleh karena itu, berikut 4 tips yang bisa membantu kita semua menjaga keseimbangan karier dan asmara.

  • Tetapkan batas waktu kerja dan istirahat yang cukup. Kerja yang terus menerus dapat menyebabkan stres yang berkepanjangan. Untuk menghindari pola kerja workaholic, penting untuk menetapkan batas waktu kerja dan menghindari membawa pekerjaan pulang. Cobalah untuk menyelesaikan pekerjaan di kantor dan beristirahat cukup di rumah.
  • Prioritaskan waktu untuk pasangan. Penting untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama pasangan untuk memperkuat hubungan asmara. Dalam kehidupan yang sibuk, seringkali sulit untuk menemukan waktu untuk pasangan. Tetapi, cobalah untuk membuat jadwal dan prioritas untuk waktu bersama pasangan.
  • Berkomunikasi secara terbuka dan jujur. Komunikasi yang baik adalah kunci untuk hubungan asmara yang sehat. Berbicaralah secara terbuka dan jujur tentang perasaan dan kebutuhan Anda dengan pasangan. Cobalah untuk membangun hubungan yang saling mendukung dan memahami.
  • Jangan terlalu keras pada diri sendiri. Penting untuk diingat bahwa kita sebagai manusia memiliki keterbatasan. Jangan terlalu keras pada diri sendiri untuk mencapai kesempurnaan dalam semua aspek hidup kita. Cobalah untuk memprioritaskan apa yang benar-benar penting dan lakukan yang terbaik dalam kapasitas kita.

Dalam kehidupan kita, menjaga keseimbangan antara karier dan asmara dapat menjadi hal yang sulit. Namun, dengan menerapkan beberapa tips sederhana seperti menetapkan batas waktu kerja, menghabiskan waktu berkualitas bersama pasangan, dan berkomunikasi secara terbuka dan jujur, Anda dapat mencapai keseimbangan antara kedua hal tersebut.

Hidup ini tidak hanya tentang bekerja keras dan mencapai kesuksesan di karier, tetapi juga tentang mencintai dan dicintai dengan cara yang sehat dan memuaskan.

Jangan sampai terjebak menjadi workaholic yang hanya fokus pada karier, jadi membuat kita lupa untuk menjalin hubungan asmara yang sehat dan ideal. Menjaga keseimbangan karier dan asmara adalah kunci untuk memiliki kesejahteraan mental dan emosional yang sehat.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Jangan Terjebak Workaholic, Ini Tips Hidup Seimbang antara Karier dan Asmara"

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Kata Netizen
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Kata Netizen
'Financial Freedom' Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
"Financial Freedom" Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
Kata Netizen
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus 'Dosa Sampah' Kita
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus "Dosa Sampah" Kita
Kata Netizen
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Kata Netizen
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Kata Netizen
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan 'Less Cash Society'?
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan "Less Cash Society"?
Kata Netizen
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Kata Netizen
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Kata Netizen
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Kata Netizen
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Kata Netizen
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Kata Netizen
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Kata Netizen
Menerangi 'Shadow Economy', Jalan Menuju Inklusi?
Menerangi "Shadow Economy", Jalan Menuju Inklusi?
Kata Netizen
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau