Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Berikut Kiat yang Perlu Disiapkan, Supaya Lulus Menjadi Guru Penggerak"
Sejak diluncurkan oleh Kemendikbud Ristek pada Juli 2020, Program Guru Penggerak banyak menuai respon positif dari para guru.
Dilansir dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya. Guru Penggerak membantu pengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.
Untuk menjadi Guru Penggerak, guru harus mengikuti beberapa seleksi, seperti tahap I (CV, Esai) dan tahap II (Simulasi Mengajar dan Wawancara), kemudian baru mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak selama enam bulan.
Selama mengikuti program, Guru Penggerak tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru di lembaga masing-masing. Adapun metode pelatihannya, yaitu 70% belajar di tempat kerja dan komunitas praktik meliputi pemberian umpan balik dari atasan, rekan dan siswa, serta 20% belajar dari rekan guru lain, dan 10% pelatihan formal.
Dengan mengikuti Program Guru Penggerak, guru akan dibimbing oleh pengajar prakter profesional sehingga nantinya dapat meningkatkan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid.
Di zaman serba digital, penting bagi guru menguasai teknologi karena semua administrasi dan kegiatan yang menunjang kemajuan pendidikan sangat bergantung padanya, termasuk pengisian rapor pun sudah menggunakan e-raport.
Saya termasuk guru yang belum sepenuhnya menguasai teknologi, salah satunya karena kurang update terhadap informasi. Hal tersebut terjadi ketika pendaftaran Program Guru Penggerak angkatan 5, saya dinyatakan tidak lolos karena tidak mengetahui batas akhir pengisian CV.
Sebenarnya saya sudah melalui tahapannya, namun ada yang belum selesai. Maksud hati diteruskan lain hari, ternyata ketika saya buka kembali, waktu dinyatakan habis.
Tidak mau ketinggalan informasi lagi, saya pun mendaftarkan lagi dan kemudian dinyatakan lolos untuk tahap 1 angkatan ke 7. Di sinilah pentingnya seorang guru menguasai teknologi, sehingga tidak mengalami kegagalan hanya karena kurang update informasi.
Dari pengalam tersebut, saya pun belajar bahwa untuk bergabung dalam Program Guru Penggerak, calon peserta juga perlu mempersiapkan beberapa hal, antara lain:
Pertama, Selalu Update Informasi terkait Program Guru Penggerak
Seperti yang saya sampaikan di atas, bahwa sebagai guru harus akrab dengan teknologi. Jika memang ingin mendaftar Program Guru Penggerak, maka harus selalu buka SIMPKB, untuk mengetahui informasi pengumuman pendaftaran hingga alur pendaftaran guru penggerak.
Kedua, Mengisi Curriculum Vitae (CV)
Pada CV pertama, calon peserta akan diminta untuk menuliskan motivasi hingga kelebihan yang dimiliki.