Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Penulis di Kompasiana

Sikapi Kemunculan ChatGPT dengan Terapkan 4 Hal Ini

Kompas.com - 11/01/2023, 16:39 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Kabar rilisnya ChatGPT oleh OpenAI cukup membuat heboh. Apa itu ChatGPT? ChatGPT adalah chatbot berbasis tekonologi AI (Artificial Intelligence) dengan 175 parameter dan 570 gigabyte teks.

Oleh karenanya tak mengherankan bila hasil dari interaksi kita dengan ChatGPT berupa teks sangat luar biasa hasilnya. Bahkan kabarnya sudah ada buku anak, inspirasi lirik lagu, tugas esai, bahkan logo dan animasi 3D yang dibuat dengan ChatGPT.

Kemunculan ChatGPT ini membuat semua hal serasa begitu mudah. Meski demikian, kehadiran ChatGPT ini dibayangi oleh isu etik dan pelanggaran hak cipta.

Sebab, apa yang dihasilkan ChatGPT adalah himpunan dari begitu banyak data yang sudah terdapat di internet. Apa yang dihasilkan oleh ChatGPT adalah produk dari hasil kurasi yang sudah dihilangkan sumber serta referensi atribusi tulisan yang sudah ada.

Artinya, kehadiran ChatGPT tak semata-mata lantas membuat sesuatu yang benar-benar baru dan mesti kita sikapi dengan baik dan etis dengan memperhatikan beberapa hal berikut.

1. Sebagai Pintu, Bukan "Isi Rumahnya"

Kehadiran ChatGPT sebaiknya disikapi sekadar pintu, bukan isi yang ada di dalam rumah.

Sebab, data yang dihimpun oleh ChatGPT adalah data terbuka (open) dari internet yang diserok (scrapping).

Apa yang dihasilkan oleh robot dalam sebuah percakapan yang kita lakukan sebaiknya dianggap sebagai jalan masuk menuju informasi yang lebih mendalam,

Jangan semata-mata menelan apa yang dihasilkan oleh ChatGPT dalam sebuah percakapan yang kita ingin tahu jawabannya. Sebab, bisa jadi masih ada informasi lebih mendalam jika kita mau kembali menelusur internet dari kata kunci yang dihasilkan oleh ChatGPT.

2. Sebagai Sumber Ide, Bukan Kontennya

Jadikan hasil percakapan dengan ChatGPT sebagai ide, bukan konten utama. Cara kerja ChatGPT secara sederhana adalah degnan merangkum semua ide ke paragraf/poin-poin yang sudah gramatikal.

Teks yang dihasilkan oleh ChatGPT ini tentu saja berasal dari tulisan banyak orang yang sudah tersebar di internet. Bisa saja apa yang dihasilkan ChatGPT adalah tulisan milik peneliti, artis, blogger, dan sebagainya.

Oleh karena itu, rangkuman dari ChatGPT ini sebaiknya diperlakukan sebagai ide atau gagasan untuk kita membuat sesuatu yang lebih mendalam terhadap suatu topik.

3. Sebagai Referensi Populer, Bukan Mendalam

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, apa yang dihasilkan oleh ChatGPT adalah rangkuman dari banyak tulisan yang sudah ada serta sering dicari orang di internet.

Oleh karenanya ChatGPT tak lepas dari isu pelanggaran hak cipta dan kita sebagai pengguna ChatGPT perlu kehati-hatian dalam menghlaim apa yang sudah dihasilkan ChatGPT sebagai karya milik pribadi.

Ditambah lagi, secara personal hasil instan dari ChatGPT ini dapat mengaburkan pemahaman mendalam kita terhadap suatu topik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Jumlah Mesin ATM Terus Berkurang, Ada Apa?

Jumlah Mesin ATM Terus Berkurang, Ada Apa?

Kata Netizen
4 Alasan Orang Indonesia Suka Makanan Pedas

4 Alasan Orang Indonesia Suka Makanan Pedas

Kata Netizen
Peran Vital Guru Honorer dan 'Cleansing' yang Terjadi

Peran Vital Guru Honorer dan "Cleansing" yang Terjadi

Kata Netizen
Menyikap 'Rayuan Bos', Apa yang Mesti Dilakukan Bawahan?

Menyikap "Rayuan Bos", Apa yang Mesti Dilakukan Bawahan?

Kata Netizen
Lembaga Survei, Elektabilitas, dan Strategi Partai

Lembaga Survei, Elektabilitas, dan Strategi Partai

Kata Netizen
Dari Seorang Introvert Kita Belajar...

Dari Seorang Introvert Kita Belajar...

Kata Netizen
Menyemangati Anak Ketika Gagal Masuk Sekolah Favorit

Menyemangati Anak Ketika Gagal Masuk Sekolah Favorit

Kata Netizen
Budget Tipis dari Klien, Terima atau Tolak?

Budget Tipis dari Klien, Terima atau Tolak?

Kata Netizen
5 Cara Meningkatkan Kinerja Guru Sesuai dengan Kurikulum Merdeka

5 Cara Meningkatkan Kinerja Guru Sesuai dengan Kurikulum Merdeka

Kata Netizen
Fenomena 'Makan Tabungan', Kenapa Bisa Makin Marak?

Fenomena "Makan Tabungan", Kenapa Bisa Makin Marak?

Kata Netizen
Pemimpin Populis pada Pilkada 2024

Pemimpin Populis pada Pilkada 2024

Kata Netizen
Istri Alami Baby Blues, Bukan Berarti Manja atau Lebay

Istri Alami Baby Blues, Bukan Berarti Manja atau Lebay

Kata Netizen
PPBD dan Niat Membuat Pendidikan Berkualitas serta Berkeadilan

PPBD dan Niat Membuat Pendidikan Berkualitas serta Berkeadilan

Kata Netizen
Apa yang Dipertimbangkan Sebelum Resign dari PNS?

Apa yang Dipertimbangkan Sebelum Resign dari PNS?

Kata Netizen
Ketika Judi Online Mulai Menyasar Pelajar

Ketika Judi Online Mulai Menyasar Pelajar

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com