Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Akbar Pitopang
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Akbar Pitopang adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Siswa Bawa Latto-latto ke Sekolah, Bagaimana Menyikapinya?

Kompas.com - 12/01/2023, 20:58 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Fenomena permainan latto-latto kini begitu populer di kalangan masyarakat. Tidak hanya anak-anak, bahkan orang dewasa pun menggandrungi permainan latto-latto.

Permainan latto-latto merupakan permainan yang terdiri dari dua bola yang disambungkan dengan seutas tali. Adapun cara main latto-latto adalah dengan membenturkan kedua bola hingga menimbulkan bunyi yang khas.

Demam Permainan Latto-latto di Sekolah

Di hari pertama masuk sekolah pada semester genap ini, saya langsung menjumpai adanya peserta didik yang memainkan latto-latto di sekolah.

Begitu pula di hari kedua tepatnya Selasa (13/1), saya pun kembali menjumpai adanya peserta didik yang memainkan latto-latto di sekolah.

Siswa yang memainkan latto-latto di sekolah tidak hanya laki-laki tapi juga perempuan.

Meski latto-latto merupakan permainan tradisional yang sederhana, namun permainan ini juga memiliki sejumlah manfaat, antara lain dapat melatih motorik, sarana pengendalian emosi, serta mengurangi anak pada ketergantungan gadget. Namun demikian, permainan latto-latto ada baiknya tidak dibawa dan dimainkan ketika berada di sekolah. Berikut alasannya!

1. Dapat mengganggu konsentrasi dalam belajar

Semua anak sedang senang-senangnya untuk memainkan latto-latto. Ketika latto-latto dimainkan di sekolah, tentu bunyi tersebut dapat mempengaruhi konsentrasi siswa lain ketika sedang belajar.

Selain itu, bagi siswa yang mendengar bunyi latto-latto akan menimbulkan hasrat dan keinginan yang kuat dalam diri siswa untuk ikut bergabung memainkan latto-latto.

Saat saya berada di sekolah, saya menjumpai siswa yang memainkan latto-latto di depan kelas hingga membuat siswa lainnya mendekat dan ingin pula untuk memainkannya.

2. Berpotensi membahayakan orang lain

Permainan latto-latto berpotensi dapat melukai siswa jika tidak mampu mengontrol ritme permainannya. Bisa saja latto-latto tersebut terhempas dari tangan si pemegang, lalu mengenai temannya atau benda-benda yang ada di sekitarnya.

Adapun yang paling diwanti-wantikan adalah permainan latto-latto bisa melukai siswa, seperti kepala bengkak, gigi atau rahang berdarah, dan lain sebagainya. 

3. Memicu "polusi suara”

Memainkan latto-latto juga dapat menimbulkan kebisingan yang menggangu konduktivitas pembelajaran.

Jika siswa tidak diimbau untuk membawa dan atau memainkan latto-latto di sekolah, maka lambat laun pasti akan mempengaruhi siswa yang lain untuk ikut memainkannya.

Misalkan saja, latto-latto dimainkan oleh 10 orang siswa, maka hal tersebut sudah membuat kebisingan yang mengganggu konsentrasi belajar.

Coba bayangkan jika hampir seluruh siswa yang berasal dari kelas yang sama memainkannya di dalam kelas secara bersama-sama.

Atau mungkin, jika dua pertiga dari total keseluruhan murid yang ada di sekolah tersebut memainkan latto-latto secara bersamaan, maka hal tersebut akan sangat mengganggu kenyamanan bersama.

Pentingnya Kerja Sama Pihak Sekolah dan Orangtua Menyikapi Ekspansi Latto-latto di Sekolah

Siswa bermain latto-latto di dalam kelasKompasianer Akbar Pitopang Siswa bermain latto-latto di dalam kelas
Kerja sama pihak sekolah dan orangtua untuk mengimbau siswa bermain latto-latto di sekolah sangat diperlukan sebagai upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kebisingan yang dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran di sekolah.

Oleh karenanya, hendaknya pihak sekolah perlu mengumpulkan seluruh siswa untuk diberi pengarahan agar tidak membawa latto-latto ke sekolah.

Pihak sekolah juga perlu mengambil langkah tegas atas konsekuensi adanya siswa yang kedapatan membawa dan atau memainkan latto-latto di sekolah. Konsekuensi yang relevan diantaranya adalah dilakukan penyitaan.

Selain itu, orang tua perlu menegaskan kepada anaknya untuk tidak usah ikut-ikutan temannya untuk membawa latto-latto ke sekolah.

Kita semua harus bijak dalam menyikapi fenomena permainan latto-latto yang sedang viral di kalangan anak atau siswa saat ini.

Namun, semua itu harus kita kontrol atau diawasi secara baik dan penuh tanggung jawab.
Segala sesuatu pasti ada aturannya. Latto-latto cukup dimainkan di lingkungan rumah saja dan tidak perlu dimainkan di sekolah.

Hal ini dilakukan demi mewujudkan suasana pembelajaran di sekolah yang kondusif agar ketika siswa kembali ke rumah ada ilmu yang esensial yang dibawanya pulang.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Bijak Menyikapi Ekspansi Latto-Latto di Sekolah"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Mencari Jalan Tengah Wisuda Sekolah agar Terlaksana

Mencari Jalan Tengah Wisuda Sekolah agar Terlaksana

Kata Netizen
6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

Kata Netizen
Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai 'Skin Tone'?

Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai "Skin Tone"?

Kata Netizen
Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kata Netizen
'Deep Talk' Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

"Deep Talk" Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

Kata Netizen
Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Kata Netizen
Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Kata Netizen
Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Kata Netizen
Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kata Netizen
Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film 'Jumbo'

Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film "Jumbo"

Kata Netizen
Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Kata Netizen
Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Urbanisasi, Lebaran, dan 'Bertahan' di Jakarta

Urbanisasi, Lebaran, dan "Bertahan" di Jakarta

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau