Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Widi Kurniawan
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Widi Kurniawan adalah seorang yang berprofesi sebagai Human Resources. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Wajarkah Resign Kerja demi Menghindari Transit Stasiun Manggarai?

Kompas.com - 17/02/2023, 19:01 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Resign merupakan hal yang biasa terjadi di dalam dunia kerja. Umumnya alasan seseorang memutuskan resign dikarenakan beberapa hal, seperti tidak adanya peluang untuk berkembang hingga gaji yang tidak sesuai. Namun, bagaimana jika resign dikarenakan tidak kuat melawan ganasnya penumpang KRL di Stasiun Manggarai?

Beberapa hari yang lalu, berseliweran kabar viral di media sosial yang menyebutkan bahwa seorang karyawan dikabarkan memilih resign dari tempatnya bekerja karena tidak ingin jadi "gila" jika setiap hari harus transit KRL di Stasiun Manggarai.

Tiap harinya orang-orang berdesakan demi mencapai tempat tujuan mencari nafkahKompasianer widikurniawan Tiap harinya orang-orang berdesakan demi mencapai tempat tujuan mencari nafkah
Banyak netizen yang menanggapi cerita viral mengenai keputusan karyawan tersebut dengan menanyakan kenapa tidak mengambil alternatif lainnya untuk menghindari transit di Stasiun Manggarai, misalnya dengan menggunakan ojek online dan turun di stasiun sebelum Manggarai.

Memang tak dapat dipungkiri, bagi penumpang KRL Commuter Line yang setiap harinya harus singgah transit di Stasiun Manggarai, tentu sudah paham jika tempat tersebut memang bisa bikin stres.

Terlebih di jam-jam sibuk, baik pagi maupun sore dan malam hari. Para pekerja, pencari kerja hingga pekerjaan ilegal semacam copet, berbaur jadi satu memadati tiap kereta yang datang.

Tarif Ekonomis, KRL Commuter Line Masih Menjadi Transportasi Favorit

Para penumpang yang memadati stasiun tersebut kebanyakan adalah para pencari nafkah. Jika tidak karena terpaksa, tak ada pula yang rela berdesakan dan berimpitan tiap hari, kecuali ya itu tadi, kalangan pencopet yang masih merajalela.

Antara penumpang yang naik dan turun tangga saling berbenturanKompasianer widikurniawan Antara penumpang yang naik dan turun tangga saling berbenturan
Orang yang tiap hari naik KRL Commuter Line adalah kelas menengah ke bawah dan biasanya sudah menghitung antara pendapatan dengan pengeluaran yang harus disediakan untuk biaya transportasi.

Terlebih di zaman serba harga naik, sedangkan penghasilan masih tetap, mau tak mau sejauh belum betulan "gila", Stasiun Manggarai terpaksa tetap dijabani.

Mengeluarkan biaya tambahan untuk ojek online demi menghindari Stasiun Manggarai tentu saja bisa membahayakan kondisi finansial seseorang.

Saya pernah mencoba kombinasi ojek online plus KRL untuk menghindari transit di Stasiun Manggarai, dan untuk itu saya harus rela keluar ekstra ongkos kira-kira 25 ribu sekali perjalanan. Kalau dihitung sehari dua kali berangkat dan pulang kerja bisa kena 50 ribu rupiah per harinya.

Hitung saja total selama per bulan, 50 ribu dikalikan 20 hari kerja. Maka 1 juta rupiah per bulan bisa menguap hanya untuk naik ojol demi menghindari transit di Stasiun Manggarai.

Rela berdesakan di KRL demi bertahan hidupKompasianer widikurniawan Rela berdesakan di KRL demi bertahan hidup
Bagi yang pendapatannya berkali lipat di atas UMR tentu saja nominal itu dianggap setara uang jajan es krim semata. Tapi tipikal penumpang KRL adalah mereka yang memang butuh menghitung tiap rupiah agar bisa bertahan hidup.

Jadi, kepadatan Stasiun Manggarai sejatinya memang ajang pertarungan untuk bisa bertahan hidup. Kerasnya kehidupan benar-benar tergambar di tempat itu. Saling dorong, saling injak, saling curiga, dan meleng sedikit saja bisa terpeleset atau terjerumus ke lubang peron.

Tangkapan layar Twitter tentang Stasiun ManggaraiKompasianer Widikurniawan Tangkapan layar Twitter tentang Stasiun Manggarai

Siapa yang kuat, dia bisa mendesak masuk ke dalam KRL dan membawanya terhindar dari keterlambatan masuk kerja. Sedangkan yang lemah, dan tidak tegaan, bisa-bisa bakal lebih sering terlambat masuk kerja dan berpotensi kena potongan penghasilan bahkan berujung surat peringatan dari tempatnya bekerja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Kata Netizen
Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Kata Netizen
Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Kata Netizen
Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Kata Netizen
Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Kata Netizen
Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Kata Netizen
Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Kata Netizen
Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Kata Netizen
Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kata Netizen
Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Kata Netizen
Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Kata Netizen
Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Kata Netizen
Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Kata Netizen
Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Kata Netizen
Mengapa 'BI Checking' Dijadikan Syarat Mencari Kerja?

Mengapa "BI Checking" Dijadikan Syarat Mencari Kerja?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com