Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Medical Check Up atau MCU adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan secara menyeluruh sebagai cara antisipatif untuk mendeteksi tingkat kesehatan dan informasi mengenai kondisi serta tuntutan tubuh.
Memang, salah satu kendala MCU adalah biaya yang relatif tidak murah. Padahal, biaya MCU terlihat tidak seberapa dibandingkan dengan nominal yang harus dikeluakan untuk menyembuhkan penyakit kronis.
Kalaupun tidak rutin dan hanya dilakukan sekali dalam sebulan atau setahun, setidaknya individu pernah melakukan pemeriksaan kesehatan supaya dapat mengetahui kondisi tubuh.
Anggapan bahwa “tubuhku pasti akan sehat-sehat saja, asalkan aku rajin ini, itu, ono, dan ene" perlu diperbarui. Karena kalau sehat, Anda akan dengan lebih mudah melakukan banyak hal.
Jika sakit, pada momen tertentu Anda mungkin akan kesulitan beraktivitas. Oleh karena itu, perlu secara rutin untuk memperhatikan kesehatan. Salah satu caranya dengan MCU (Medical Check Up).
Hal yang saya tuliskan di awal merupakan satu refleksi aplikatif. Bahwa, tanpa tubuh yang sehat, akan sangat sulit bagi saya mengerjakan tugas, dan tanpa stamina, akan sulit bagi saya menyelesaikan tugas dengan baik. Paling tidak untuk dinikmati oleh orang lain secara fisik.
Dalam berpastoral (melayani umat di bidang kerohanian dan sosial), saya tidak akan mampu bekerja jika saya tidak sehat. Apalagi, medan pastoral dan situasi umat yang dijumpai menuntut daya tahan tubuh yang baik.
Saya pernah harus membatalkan pelayanan di suatu tempat karena tidak dapat berjalan. Saya tidak tahu mengapa demikian, padahal sebelumnya saya tidak merasakan kesulitan apapun dengan tubuh.
Karena begitu mengganggu, saya putuskan untuk periksa ke salah satu klinik terdekat (dekat dengan komunitas pastoran). Kemudian, suster dan tenaga medis bertanya untuk mencari diagnosis yang akurat. Selain itu, mereka juga memeriksa tubuh saya mulai dari suhu tubuh, detak jantung, perut, dan kemudian darah.
Ternyata, setelah saya periksa darah, asam urat saya cukup tinggi. Saya merasa aneh, sebab tidak ada tanda-tanda sebelumnya. Maka, dengan rendah hati, saya minta bantuan dari suster untuk membuat catatan apa yang harus saya kurangi untuk dikonsumsi (walau sebenarnya ada di website) agar saya tidak terhalang dan terganggu dalam berpastoral.
Beberapa bulan kemudian, saya kembali periksa ke klinik sebab merasa pusing. Kembali, darah saya diperiksa. Ternyata, kolesterol cukup tinggi.
Setelah konsultasi dan tanya jawab, suster menyarankan saya untuk periksa kesehatan ke rumah sakit. Saya dianjurkan untuk MCU agar saya mengetahui dengan lebih akurat keadaan tubuh.
Saya minta bantuan dan tuntunan dari suster terkait hal apa saja yang perlu dipersiapkan. Dan dua hari kemudian, saya pergi kembali untuk MCU.
Sebelum MCU, saya diminta untuk puasa selama satu malam hingga pagi hari. Saat di rumah sakit, saya diminta untuk memilih satu dari tiga paket MCU dengan tarif yang berbeda.
Sore hari, hasil MCU keluar. Lalu, saya diminta untuk berkonsultasi dengan dokter yang telah dihubungi. Saya diberi kesempatan untuk bertanya sebanyak-banyak tentang hasil MCU, informasi tentang kesehatan, dan hal-hal (makanan atau aktivitas) yang harus saya kurangi.
Setelah selesai MCU dan berkonsultasi, saya diberikan resep obat. Dokter menekankan bahwa obat itu hanya membantu. Yang paling utama adalah mengontrol diri (setia) untuk menjalankan kesepakatan demi menjaga kesehatan tubuh. Maka kita perlu bijak menjaga kesehatan tubuh. Kalau tubuh sehat, kita akan lebih mudah melakukan banyak hal. Tetapi, kalau sakit, kita akan lebih mudah untuk menyerah melakukan banyak hal.
Kalimat tersebut begitu mengesankan dan selalu saya ingat hingga kini.
Setelah beberapa bulan menjalankan anjuran dokter, saya merasa lebih segar dan fit untuk melakukan tugas pelayanan. Tubuh jauh jadi lebih relaks dan pelayanan berjalan lancar serta tidak terganggu karena penyakit.
Saya juga membuat jadwal rutin untuk MCU paling tidak satu kali setahun dan cek kesehatan sederhana di klinik satu kali dalam dua bulan. Agar, proses menjaga kesehatan berkesinambungan dan tampak korelasi hasil uji laboratorium dengan pengalaman hidup sehari-hari.
Hidup secara sehat adalah hak setiap orang. Jika jasmani dan rohani sehat, tugas-tugas akan lebih mudah dikerjakan dan tepat waktu diselesaikan.
MCU bukanlah satu-satunya cara untuk menjamin tubuh sehat atau tidak. Menjaga pola makan, rajin olahraga, mengusahakan berpikir secara positif, istirahat cukup, dan menjamin waktu untuk berdoa adalah cara-cara yang perlu diperhatikan untuk mendukung jasmani dan rohani sehat.
Mari kita bijak dalam menjaga kesehatan tubuh.