Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Di Indonesia, biaya pendidikan itu kian hari kian mahal. Salah satu penyebabnya mungkin adalah karena perangkat teknologi pendukung yang juga terus berkembang.
Zaman yang serba canggih, membuat sistem pendidikan juga mau tak mau mengikuti kemajuan tersebut. Siswa dituntun memiliki perangkat teknologi agar bisa mengakses materi pelajaran yang mayoritas diberikan guru secara online.
Kebutuhan akan perangkat seperti laptop, smartphone, serta kuota internet ikut berperan menambah tingginya biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh orangtua untuk anaknya.
Belum lagi, tingkat kesejahteraan guru yang sayangnya masih terbilang cukup rendah, khususnya guru yang masih berstatus honorer.
Faktor lain seperti naiknya harga BBM dan biaya hidup juga secara tak langsung memengaruhi nominal kesejahteraan tenaga pendidik di Indonesia.
Sebagai seorang kreditur yang bekerja di sebuah lembaga peminjaman uang, saya sering mendapat nasabah yang berprofesi seabgai guru honorer, baik guru SD, SMP, dan SMA yang penghasilannya dibayar setiap tiga bulan atau enam bulan sekali.
Mereka sering mengajukan pinjaman dana. Namun sayangnya pengajuan itu hanya bisa disetujui dengan syarat mereka memiliki usaha atau penghasilan lain yang dilampirkan dengan dokumen legal.
Ini baru soal kesejahteraan pendidik, belum lagi soal status sekolah yang dipilih demi kepentingan eksistensi dan gengsi.
Kehadiran sekolah swasta di suatu daerah membuat mereka berusaha bersaing agar tak kalah dengan sekolah-sekolah negeri.
Bahkan, banyak lulusan dari sekolah swasta, khususnya sekolah swasta favorit yang dianggap lebih bisa bersaing dan jauh lebih unggul daripada sekolah-sekolah negeri.
Dengan adanya hal ini maka akan menjadi wajar bila biaya pendidikan anak di sekolah swasta favorit akan jauh lebih mahal.
Padahal masalah mahal atau tidaknya itu bersifat relatif. Bagi kalangan orang yang mampu secara finansial akan menganggap biaya sekolah swasta favorit mahal, untuk sebagian lainnya akan menganggap sebaliknya.
Adanya preferensi dan gengsi sosial juga menjadi pilihan yang dipilih orangtua untuk memasukkan anaknya ke sekolah swasta.
Alasan ini pula yang diungkapkan oleh salah seorang nasabah di tempat saya bekerja.
Nasabah tersebut mengajukan peminjaman uang dengan menjaminkan BPKB kendaraan bermotornya dengan alasan uang yang dipinjam itu akan digunakan untuk biaya pendidikan anaknya.