Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Nasabah ini bercerita, salah seorang anaknya yang akan melangsungkan wisuda SMP diharuskan membayar sebesar 800 ribu rupiah. Padahal menurutnya, saat anaknya akan melangsungkan ujian juga sudah diminta bayaran dengan jumlah tertentu.
Kemudian ia mengatakan membutuhkan pinjaman sebesar 4 hingga juta rupiah untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya yang akan wisuda dan anak lainnya yang juga butuh membayar biaya pendidikan.
"Butuh biaya anak sekolah, hubungi saya Putri Ariani (nama samaran) marketing Bank Sabar Menanti di 0822XXXX6457 dengan agunan atau tanpa agunan, bunga ringan cicilan murah."
Iklan produk pinjaman seperti itu jamak kita temui baik di media sosial maupun disebar lewat selebaran di jalan-jalan.
Sebagai seorang yang bekerja di lembaga kredit memang saya mengakui bahwa musim anak sekolah adalah masa yang tepat untuk dijadikan sasaran strategis lembaga kredit dalam mendulang debitur alias nasabah.
Di momen ini banyak orangtua yang membutuhkan dana dan meminjam kepada lembaga kredit adalah salah satu opsi yang dipilih untuk mendapat uang demi memenuhi biaya pendidikan tersebut.
Ketika mengajukan pinjaman dan merasa syarat pengajuan kredit di bank itu terlalu kaku serta membutuhkan waktu lama untuk pencairannya, mereka bisa memilih meminjam ke multifinance atau koperasi yang memiliki syarat relatif mudah.
Namun, jika di tiga tempat tadi tidak bisa juga disetujui pengajuan peminjamannya, opsi terakhir yang bisa ditempuh adalah meminjam lewat lembaga pinjaman online melalui aplikasi peer to peer.
Terkait hal ini yang perlu diperhatikan adalah soal besaran bunga atau nominal cicilan beserta keamanan agunan. Masing-masing lembaga pinjaman pasti memiliki plus dan minus.
Oleh karena itu, bila boleh menyarankan ada baiknya sebagai orangtua untuk menyiapkan biaya pendidikan anaknya.
Para orangtua bisa menyisihkan dan menabung jauh-jauh hari sebelum sang anak mencapai usia sekolah atau kuliah.
Orangtua bisa tetapkan target tabungan yang dibutuhkan terkait biaya pendidikan dengan bertanya langsung ke pihak sekolah yang sekiranya akan dituju suatu hari nanti.
Tak lupa para orangtua juga perlu mengantisipasi adanya biaya insidental di luar biaya pokok, seperti biaya wisuda, biaya rekreasi, dan lain sebagainya.
Terkait biaya-biaya ini orangtua bisa menambahkan sekitar 5 hingga 10% dari total biaya selama 6 tahun di SD, 3 tahun di SMP, atau 3 tahun di SMA.
Namun, jika orangtua tetap memutuskan untuk mengajukan pinjaman dengan jaminan BPKB kendaraan bermotor, ada beberapa saran agar pengajuan bisa disetujui.