Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Brader Yefta
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Brader Yefta adalah seorang yang berprofesi sebagai Administrasi. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Haruskah Orangtua "Sekolahkan" BPKB demi Biaya Pendidikan Anak?

Kompas.com - 30/06/2023, 18:17 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

  • Nasabah Harus Memiliki Riwayat Kredit Lancar

Lancar di sini memiliki arti tak hanya tidak pernah telat bayar sehari atau dua hari, melainkan total hari keterlambatan masih bisa ditoleransi berdasarkan aturan di internal tempat pengajuan yang dituju.

Biasanya akan dianggap wajar bila keterlambatan masih di bawah delapan hari. Nasabah yang sudah pernah pinjam punya kesempatan lebih besar disetujui daripada nasabah baru

Mengapa begitu? Sebab, profil dan kapasitas debitur sudah diketahui dan tercatat di lembaga kredit. Jadi, jika mereka kembali mengajukan pinjaman tidak pelu lagi mempertimbangkan seluruh parameter dibandingkan seperti perlakukan pada nasabah baru.

  • Kondisi Fisik BPKB Tidak Rusak, Sobek, Terpotong, atau Hilang Sebagian

Oleh karena agunannya adalah BPKB kendaraan, otomatis kondisi dan tampilan BPKB tersebut harus baik dan tidak ada cacat.

Di dalam BPKB tersebut juga tidak boleh terdapat coretan serta tulisan harus jelas sesuai dengan yang dikeluarkan oleh Samsat setempat. Lembaran faktur di dalamnya juga tidak boleh hilang atau lepas.

  • BPKB dan STNK Harus Sesuai

Hal-hal yang tercantum dalam BPKB harus sama dan sesuai dengan yang tercetak di STNK, meliputi tahun kendaraan, nomor mesin, nomor rangka, tahun keluaran, tipe, ukuran CC mesin, dan sebagainya.

Akan lebih baik bila nama yang tercantum dalam BPKB sama dengan nama di STNK, yakni atas anam debitur atau nama keluarga inti.

Hal ini karena BPKB kendaraan akan diserahkan oleh pihak pembiayaan ke Samsat untuk dicek legalitasnya alias keabsahannya.

  • Besaran Pinjaman Menyesuaikan Agunan BPKB dan Tergantung LTV

Perlu diketahui, tidak semua BPKB kendaraan, seperti mobil, bus, truk, atau motor memiliki maksimal besaran pinjaman yang sama meski tahun keluaran pabrik kendaraan-kendaraan tersebut sama.

Misalnya, pinjaman dengan agunan BPKB motor Vario biasanya lebih besar daripada motor Revo atau Beat, padahal ketiga motor itu sama-sama pabrikasi Honda. Demikian pula dengan Avanza dan mobil lain buatan Toyota, meski umur unitnya sama.

Perbedaan ini disebabkan oleh faktor Loan to Value (LTV), yakni perbanding PH dengan PH maksimal yang sangat tergantung pada tipe-tipe unit kendaraan.

  • Usia Unit Kendaraan

Umumnya, semakin tua usia kendaraan akan semakin turun pula harga jualnya. Hal ini sangat wajar karena ada faktor penyusutan dan selera pembeli yang cenderung menyukai model kendaraan terbaru.

Jadi, ketika seorang calon nasabah mengajukan pinjaman akan ada batasan usia maksimal kendaraan yang akan dijadikan jaminan.

Biasanya batas usia motor adalah tak lebih dari 8 tahun dan untuk mobil (termasuk jenis mobil pick-up) memiliki batas usia kurang dari 12 tahun.

Pertimbangan-pertimbangan itulah yang bisa diperhatikan jika para orangtua memutuskan untuk menjaminkan BPKB kendaraan bermotornya di lembaga kredit demi mendapat pinjaman uang untuk keperluan biaya pendidikan sekolah anak.

Jadi, apabila para orangtua harus "menyekolahkan" BPKB kendaraannya, pastikan portofolio kreditnya tetap sehat.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Anak Wisuda, BPKB Lanjut S2, Ini yang Harus Diperhatikan Bila Ingin "Kuliahkan" BPKB"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Kata Netizen
Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Kata Netizen
Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Kata Netizen
Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Kata Netizen
Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Kata Netizen
Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Kata Netizen
Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Kata Netizen
Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Kata Netizen
Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Kata Netizen
Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kata Netizen
Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Kata Netizen
Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Kata Netizen
Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Kata Netizen
Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Kata Netizen
Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com