Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Agustian Deny Ardiansyah
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Agustian Deny Ardiansyah adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Nihilnya Isu Lingkungan dalam Baliho-baliho Politik

Kompas.com - 08/09/2023, 15:20 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Suatu hari ketika melewati jalan untuk pergi ke sekolah, terpampang banyak sekali baliho kontestan pemilu, ada dari partai A, B, C, hingga Z.

Berbagai baliho itu memperlihatkan sosok kontestan yang akan “bertanding” memperebutkan suara di pesta pemilu 2024 nanti. Mulai dari yang mengenakan sorban, hijab, peci, memasang pose tangan mengepal, dan lain sebagainya.

Tak hanya tampilan dan pose sang sosok, kata-kata yang terdapat dalam baliho-baliho tadi juga bervariasi, mulai dari motivasi, perjuangan, doa, harapan, hingga janji-janji.

Semua bentuk kreativitas dalam baliho tersebut tak lain memiliki tujuan untuk memikat hati masyarakat menjelang pemilu 2024.

Akan tetapi, dari semua bentuk kreativitas yang terpampang dalam baliho-baliho tersebut, sangat jarang atau bahkan nihil baliho yang menyuarakan isu lingkungan.

Padahal isu lingkungan adalah isu yang sangat penting untuk bisa menapaki kehidupan di masa mendatang, bukan hanya janji pendidikan, ekonomi, sosial-budaya, atau lainnya.

Isu lingkungan mestinya juga harus dimunculkan di tiap baliho para kontestan pemilu sehingga mampu menyuarakan perbaikan lingkungan hingga ke lingkup paling kecil.

Dengan adanya isu lingkungan atau program peduli lingkungan yang disuarakan di tiap baliho tentu akan menunjukkan bahwa seorang kontestan pemilu memiliki wawasan dan cara pandang yang baik tentang isu lingkungan, baik itu di tingkat kabupaten, provinsi, maupun nasional.

Lantas kenapa harus lingkungan?

Sebab, saat ini, sekarang ini dunia sedang mengalami ancaman global tentang krisis lingkungan yang sudah semakin parah.

Gelombang panas, El Nino, La Nina, kehancuran biodiversity, hilangnya hutan, alih fungsi lahan, hingga kepunahan flora dan fauna telah nampak nyata di depan mata kita.

Maka penting seorang kontestan pemilu untuk menyuarakan isu lingkungan dan program lingkungan yang kongkrit untuk bumi yang lebih baik atau lebih ramah untuk anak cucu kita kelak.

Dengan begitu, para kontestan yang akan bertarung di pemilu nanti mampu menjawab isu linkungan dengan menerapkan segala visi dan misi dalam program kerja ketika mereka mendapat jabatan politik.

Lalu, mengapa isu lingkungan begitu penting untuk disuarakan oleh kontestan pemilu?

  • Berdampak Pada Sektor Ekonomi dan Pangan

Kekeringan yang terjadi akibat El Nino akan berdampak pada banyaknya gagal panen lalu dapat diikuti dengan melambungnya harga-harga kebutuhan pokok lainnya.

Maka dari itu, ketika kontestan pemilu menyuarakan kepeduliannya terhadap lingkungan, itu akan menggambarkan sikapnya dalam mengantisipasi dampak-dampak serta risiko dari semakin memburuknya lingkungan, yang mungkin akan terlihat dari kebijkan serta program-program yang akan ia lakukan.

  • Menjadi Tempat Tumbuh Kita Hari Ini dan Anak Cucu Kita Kelak

Sebagai kota dengan penduduk yang padat, Jakarta telah mengalami berbagai macam bencana lingkungan, seperti longsor, banjir, asap, kekeringan, kebakaran, hingga yang sedang menjadi perbincangan hangat belakangan ini adalah polusi.

Pemerintah berusaha menangani polusi ini dengan mengeluarkan kebijakan untuk Work From Home (WFH) bagi ASN. Akan tetapi, apakah hal tersebut efektif untuk mengurangi dampak polusi tanpa dibarengi dengan kebijakan yang langsung menyasar sumber masalah polusi lingkungan yang konkret?

Oleh karenanya, penting bagi kontestan pemilu untuk mengangkat isu lingkungan ini sebagai bagian dari upaya merawat tempat tumbuh kembang kita hari ini serta untuk anak-cucu kita kelak.

  • Berdampak pada Sektor Kesehatan

Jika lingkungan sehat tentu akan membuat setiap masyarakat juga sehat. Ketika lingkungan itu baik, bagus dan memiliki nilai untuk meregenerasi alam menjadi titik tumbuh, bisa dipastikan orang di dalamnya akan sehat.

Sebaliknya ketika lingkungan yang kita tinggali berbagai sumber kehidupan, seperti air, udaya, serta tanahnya tercemar berbagai zat yang membahayakan kesehatan, tentu akan membuat orang yang meninggalinya tidak sehat pula.

  • Berkurangnya Keanekaragaman Hayati

Lingkungan yang tidak sehat, tak hanya memengaruhi kualitas hidup manusia, melainkan juga makhluk hidup lain, termasuk hewan dan tumbuhan.

Di Indonesia sudah banyak hewan yang berada dalam status terancam punah, serta beribu-ribu hektar kawasan hutan yang dibabat habis demi digunakannya lahan itu untuk berbagai kepentingan yang tak mengindahkan kelestarian lingkungan.

Dengan adanya kontestan pemilu yang peduli dan mau menyuarakan isu lingkungan serta memiliki orientasi untuk memperbaiki lingkungan, itu mengisyaratkan ia akan berupaya untuk mengurangi dampak buruk lingkungan dengan membuat program-program serta kebijakan yang relevan bagi kelestarian lingkungan.

Tentunya masih banyak lagi yang dapat menjadi alasan kenapa seorang kontestan pemilu harus penting menyuarak isu lingkungan di balihonya.

Hal itu karena lingkungan adalah tempat kita hidup dan melangsungkan kehidupan, sehingga kita tidak peduli dan mulai merawat serta memperbaikinya, lalu apa yang akan kita berikan pada anak-cucu kita di masa depan?

Ayo suarakan isu lingkungan di baliho-balihomu, jangan hanya berpikir untuk koalisi gemuk dan ramping saja.

Salam Lingkungan Lestari, Salam Peduli Lingkungan.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Kenapa Baliho Kontestan Pemilu Nihil Isu Lingkungan?"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Kata Netizen
Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Kata Netizen
Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Kata Netizen
Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Kata Netizen
Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Kata Netizen
Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Kata Netizen
Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Kata Netizen
Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Kata Netizen
Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Kata Netizen
Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kata Netizen
Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Kata Netizen
Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Kata Netizen
Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Kata Netizen
Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Kata Netizen
Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com