Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Suhendrik N.A
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Suhendrik N.A adalah seorang yang berprofesi sebagai Freelancer. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Fenomena "Cek Khodam" dari Perspektif Psikologi

Kompas.com - 27/06/2024, 23:40 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Fenomena "cek khodam" tiba-tiba saja jadi perhatian netizen. Awalnya tren ini muncul di TikTok, sampai akhirnya menyebar ke berbagai platform media sosial lainnya.

Jadi cek khodam tersebut dilakukan dengan cara menyebutkan nama, kemudian host atau pemilik akun akan menyebutkan khodam apa yang dimiliknya.

Sedangkan yang umum sebagaimana kita ketahui, "cek khodam" itu mencakup berbagai praktik tradisional dan supranatural di Indonesia.

Setiap individu mencoba memeriksa keberadaan atau mendapatkan bantuan dari khodam, yang dianggap sebagai makhluk atau entitas supranatural yang dapat memberikan perlindungan atau kemampuan tertentu.

Akan tetapi dalam pandangan psikologi, fenomena ini bisa dianalisis melalui berbagai teori dan konsep psikologis, dari kepercayaan sosial hingga mekanisme otak.

Kepercayaan dan Persepsi

Kepercayaan terhadap khodam sering kali dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya. Menurut teori pembelajaran sosial oleh Albert Bandura, individu belajar dan mengadopsi perilaku serta keyakinan dari orang lain dalam lingkungan mereka.

Dalam banyak masyarakat Indonesia, cerita tentang khodam diwariskan secara turun-temurun, memperkuat keyakinan bahwa makhluk ini ada dan dapat berinteraksi dengan manusia.

Persepsi memainkan peran penting dalam keyakinan terhadap khodam. Persepsi adalah proses di mana otak menginterpretasikan informasi sensorik dari lingkungan.

Efek Plasebo dan Pengaruh Psikologis

Sedangkan cek khodam sendiri dapat dijelaskan melalui efek plasebo, yaitu ketika keyakinan terhadap sesuatu menyebabkan perubahan nyata dalam keadaan psikologis atau fisik seseorang.

Jika seseorang percaya bahwa mereka memiliki khodam yang memberikan perlindungan atau kekuatan.

Keyakinan ini yang akhirnya bisa memengaruhi perilaku dan perasaan mereka, meningkatkan rasa percaya diri dan ketenangan, meskipun tidak ada bukti objektif tentang keberadaan khodam tersebut.

Sederhananya, efek plasebo menunjukkan kekuatan pikiran dalam mempengaruhi tubuh. Keyakinan yang kuat terhadap khodam bisa memicu reaksi psikofisiologis yang nyata.

Disosiasi dan Keadaan Transendental

Fenomena cek khodam juga bisa dijelaskan melalui konsep disosiasi, di mana individu mengalami pemisahan sementara dari realitas fisik dan memasuki keadaan kesadaran yang berbeda.

Keadaan ini sering terjadi selama praktik meditasi, doa, atau ritual, di mana seseorang merasa terhubung dengan entitas supranatural atau mengalami pengalaman transendental.

Perspektif Neuropsikologis

Kalau kita lihar dari sudut pandang lain, misalnya, neuropsikologis maka akan melihat bagaimana aktivitas otak mempengaruhi pengalaman supranatural.

Penelitian menunjukkan bahwa pengalaman mistis sering melibatkan aktivitas di lobus temporal otak, yang berkaitan dengan persepsi sensorik dan emosi.

Aktivitas abnormal di area ini bisa menyebabkan halusinasi atau sensasi yang tidak biasa, yang kemudian ditafsirkan sebagai kehadiran khodam.

Studi neuropsikologi juga menemukan bahwa praktik spiritual dan meditasi dapat mengubah aktivitas otak, memperkuat pengalaman subjektif dari kehadiran entitas supranatural.

Oleh karena itu, fenomena cek khodam adalah topik yang kaya dan kompleks yang melibatkan berbagai aspek psikologis, sosial, dan neuropsikologis.

Kepercayaan dan pengalaman terkait khodam dapat dijelaskan melalui mekanisme persepsi, efek placebo, disosiasi, dan aktivitas otak.

Sehingga ketika kita bisa perhatikan juga dari beragam sudut pandang, maka memberikan wawasan tentang bagaimana dan mengapa individu mengalami hal tersebut, tetapi juga menghormati pentingnya kepercayaan dan pengalaman budaya yang mendalam dalam kehidupan banyak orang.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Fenomena Cek Khodam: Perspektif Psikologi"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

Kata Netizen
Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai 'Skin Tone'?

Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai "Skin Tone"?

Kata Netizen
Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kata Netizen
'Deep Talk' Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

"Deep Talk" Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

Kata Netizen
Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Kata Netizen
Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Kata Netizen
Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Kata Netizen
Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kata Netizen
Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film 'Jumbo'

Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film "Jumbo"

Kata Netizen
Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Kata Netizen
Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Urbanisasi, Lebaran, dan 'Bertahan' di Jakarta

Urbanisasi, Lebaran, dan "Bertahan" di Jakarta

Kata Netizen
Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau