Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Novaly Rushans
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Novaly Rushans adalah seorang yang berprofesi sebagai Relawan. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Kenapa Kini Sulit Sekali Mencari Kerja?

Kompas.com - 31/07/2024, 22:52 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Orang yang hanya lulusan SMA umum sulit diterima di pekerjaan konstruksi atau manufaktur yang membutuhkan keterampilan khusus.

Keempat, Terjadi perubahan dan pergeseran budaya kerja yang fleksibel. Salah satu hal positif saat pandemi adalah perubahan cara kerja offline menjadi online atau gabungan dari keduanya yang biasa disebut hibrid.

Perubahan ini juga membuat perusahaan tidak memerlukan kantor yang luas bahkan yang bekerja dari coworking space atau dari cafe.

Dampaknya, pekerjaan semakin lebih mudah dan perusahaan bisa mengurangi jumlah pekerjanya. apalagi teknologi informasi yang sudah sangat mudah dengan adanya kecerdasan artifisial (AI). Banyak pekerjaan bisa dikerjakan secara cepat tanpa memerlukan keterampilan tertentu.

Lalu Apa Solusi yang Bisa Dilakukan?

Hopeless of Job terjadi karena sulitnya mencari pekerjaan yang didambakan. Keterbatasan pekerjaan di sektor formal.

Terjadi persaingan yang ketat di kalangan calon pekerja. Semakin tersedianya aplikasi untuk kemudahan beberapa pekerjaan.

Orang yang tak kunjung diterima kerja formal sejatinya bisa beralih menjadi pekerja mandiri untuk hal kreatif.

Memang dibutuhkan keterampilan tambahan, dibutuhkan jaringan dan market yang lebih luas. Tak melulu di wilayah lokal tapi bisa menjangkau nasional bahkan global.

Ada orang yang menjual baju batik dari sebuah wilayah yang masuk kategori desa di Jawa Tengah, namun dengan keterampilan penjualan online, usahanya bisa meraup omset yang besar.

Pembelinya dari seluruh wilayah di Indonesia bahkan ke luar negeri. Tempat bekerja sudah tak memandang kota atau desa. Semua akan sama saja.

Asal ada jaringan internet yang stabil dan baik. Itu yang menyebabkan lebih baik pemerintah bisa memberikan jaringan internet yang mudah dan gratis ketimbang memberikan makan gratis (maaf keluar konteks).

Solusinya adalah cobalah menjadi pekerja mandiri, bisa Enterpreneur, Solopreneur, atau apalah sebutannya. Gunakan media sosial yang ada, atau marketplace yang banyak tersedia.

Hopeless of Job bisa diatasi dengan merubah mindset, dari pelamar kerja menjadi pembuat kerja.

Melamar pekerjaan menjadi dilamar untuk suatu pekerjaan. banyak jalan namun perlu effort, perlu kesabaran. Perlu banyak belajar. Perbanyak jaringan.

Karena sudah banyak contoh berhasil, sudah banyak orang sukses dari cara menjadi pekerja mandiri. Percayalah dan banyaklah berdoa dengan ikhtiar terbaik.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Hopeless of Job, Kenapa Bisa Terjadi?"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Urbanisasi, Lebaran, dan 'Bertahan' di Jakarta

Urbanisasi, Lebaran, dan "Bertahan" di Jakarta

Kata Netizen
Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Kata Netizen
Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Kata Netizen
Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kata Netizen
Film 'Jumbo' yang Hangat yang Menghibur

Film "Jumbo" yang Hangat yang Menghibur

Kata Netizen
Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Kata Netizen
Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Kata Netizen
Tiba-tiba Emas Ramai Dibeli, Ada Apa Ini?

Tiba-tiba Emas Ramai Dibeli, Ada Apa Ini?

Kata Netizen
Kembalinya Fitrah Guru Mengajar Setelah Ramadan

Kembalinya Fitrah Guru Mengajar Setelah Ramadan

Kata Netizen
Titiek Puspa dan Karyanya Tak Lekang Waktu

Titiek Puspa dan Karyanya Tak Lekang Waktu

Kata Netizen
'Selain Donatur Dilarang Mengatur', untuk Siapa Pernyataan Ini?

"Selain Donatur Dilarang Mengatur", untuk Siapa Pernyataan Ini?

Kata Netizen
Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang 'Tidak'?

Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang "Tidak"?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau