Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dina Amalia
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Dina Amalia adalah seorang yang berprofesi sebagai Penulis. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Antara Buku, Pendidikan, dan Kecerdasan Buatan

Kompas.com - 30/09/2024, 23:37 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Sebelum kecerdasan buatan atau biasa disapa AI menjadi sorotan lebih, diberi kesempatan untuk bisa mempelajarinya melalui program Studi Independen di bawah naungan Kemendikbudristek, di mana bidang AI yang saya ambil adalah terfokus pada ranah Bisnis.

Ketika mempelajarinya, menjadi hal tabu tetapi sekaligus menjadi ilmu baru bagi saya. Seperti yang saat itu difokuskan, yakni bagaimana kita bisa membangun sebuah startup (digital) berbasis kecerdasan buatan / AI.

Setelah program studi selesai, sempat tidak menyangka kalau AI akan mendapat sorotan yang lebih, tepatnya di 2022 akhir ketika Open AI meluncurkan sebuah aplikasi Chat GPT.

Mulanya biasa saja, tetapi rupanya AI berkembang cepat hingga menjadi gempuran baru di tengah era digital yang bahkan hampir tidak terbendung.

Kehadiran AI sangat berdampak besar bagi umat manusia, di mana orang-orang mulai memanfaatkannya bahkan hingga bergantung, dua diantaranya adalah dunia pendidikan dan penulisan.

Mengapa bisa dikatakan bergantung? Selayaknya minta tolong, AI bisa diperintah untuk menghasilkan sebuah teks, dan ketika teks sudah berhasil muncul/diberikan, layaknya (seperti) seorang penulis yang menuliskan sebuah teks (karya tulis) bahkan dengan hasil yang jelas hingga langsung kepada inti pembahasannya.

Memang, AI tergolong sangat canggih, ketika baru ingin menggunakannya sudah digoda dengan keefisienan dan inovasi yang menonjol, yang mana kemampuannya bukan hanya sekedar menghasilkan teks yang informatif dan kompleks saja, tetapi juga dengan kecepatannya yang sangat andal, sehingga membuat manusia ingin dimanjakan.

Meski demikian, apakah teks-penulisan yang dihasilkan oleh AI setara dengan karya manusia?

Jawabannya: belum tentu. Diwarta dari AIDA, AI kerap gagal untuk menyelami kedalaman gagasan/pemikiran manusia dan tidak mampu mempertahankan atau menyaingi butir-butir emosi manusia.

Hal inilah yang menjadi pengingat, bahwa kecanggihan teknologi sekalipun, tidak mampu mengalahkan kedalaman dan keotentikan emosional yang menjadi sebuah kualitas tak tergantikan dari diri dan karya-karya manusia.

Pendidikan di Antara Bayang-Bayang Kecerdasan Buatan

Teringat kembali masa-masa akhir perkuliahan, di mana mencari buku (entah dengan cara membeli atau meminjam) sudah menjadi kewajiban dan budaya tersendiri untuk menunjang penyelesaian tugas akhir.

Ketika saya pribadi menjalani dan menyelesaikannya tentu mengikuti arahan tetap, yakni menggunakan buku dan jurnal. Tetapi, sempat heran ketika ada yang memilih menggunakan AI untuk menyelesaikan sebagian karyanya.

Dalam tugas akhir sendiri, ketika mau mengutip tulisan tentu harus mencantumkan lengkap sumbernya, dari judul buku, siapa penulisnya, hingga tahun buku tersebut diterbitkan. 

Seketika saya bertanya-tanya sendiri, "Kalau pakai AI, siapa nama penulis yang akan dicantumkan?

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Kata Netizen
Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Kata Netizen
Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kata Netizen
Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Kata Netizen
Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Kata Netizen
Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Kata Netizen
Jadikan Sekolah sebagai Penjaga Bahasa Daerah

Jadikan Sekolah sebagai Penjaga Bahasa Daerah

Kata Netizen
Merasa Kesepian dalam Rumah Tangga, Bisakah Terjadi?

Merasa Kesepian dalam Rumah Tangga, Bisakah Terjadi?

Kata Netizen
Revitalisasi Pasar Tradisional, Adakah Dampaknya dengan Masa Depan?

Revitalisasi Pasar Tradisional, Adakah Dampaknya dengan Masa Depan?

Kata Netizen
Frugal Living sampai Ekstrem, Adakah yang Dirugikan?

Frugal Living sampai Ekstrem, Adakah yang Dirugikan?

Kata Netizen
Sumpah Pemuda dan Kesadaran Berbahasa Indonesia

Sumpah Pemuda dan Kesadaran Berbahasa Indonesia

Kata Netizen
Bagaimana Antisipasi Penularan Wabah Penyakit Sapi Ngorok?

Bagaimana Antisipasi Penularan Wabah Penyakit Sapi Ngorok?

Kata Netizen
Ini Alasan Kompos Disebut sebagai 'Emas Hitam'

Ini Alasan Kompos Disebut sebagai "Emas Hitam"

Kata Netizen
Kenali Motif Penipuan di Industri Jasa Keuangan

Kenali Motif Penipuan di Industri Jasa Keuangan

Kata Netizen
Kapan Memulai Chemistry dengan Calon Mertua?

Kapan Memulai Chemistry dengan Calon Mertua?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau