Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Artinya, program MBG ini bukan semata pemberian makanan, tetapi juga menyisipkan edukasi. Orangtua dan anak-anak diperkenalkan pada jenis-jenis makanan sehat dan bergizi.
Harapannya, kesadaran akan pentingnya makanan sehat dan bergizi dapat tumbuh dalam diri anak-anak untuk masa depan mereka. Efeknya tentu bersifat jangka panjang.
Sangat cocok untuk mendukung persiapan Indonesia Emas 2046.
Dukung, Jangan Gembosi!
Banyak testimoni tentang pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) beredar di media sosial. Salah satu yang ramai dibicarakan kemarin adalah testimoni jujur dari seorang siswa SD setelah mencicipi menu ayam dari MBG. Katanya, “rasanya aneh.”
Mungkin ini hanya salah satu dari sedikit testimoni yang muncul ke permukaan tentang rasa dari menu MBG. Bisa jadi, di berbagai daerah terdapat kasus serupa, seperti kekurangan pada rasa, porsi, atau mungkin tingkat kehigienisan makanan.
Di sinilah sudut pandang masyarakat sebagai warga negara mulai terbelah. Ada yang menjadikan hal ini sebagai alasan untuk menggembosi program yang sedang dijalankan pemerintah. Namun, ada pula yang berpikir positif dengan menjadikan momen ini sebagai bahan evaluasi dan refleksi bagi pelaksanaan program MBG.
Saya rasa, tak ada habisnya jika kita hanya terus mencari kekurangan dari MBG. Inilah saatnya peran kita sebagai warga negara yang baik dibutuhkan.
Kritik pedas terhadap MBG tentu harus tetap disampaikan. Namun, yang perlu dicatat adalah semangat juang di balik kritik tersebut, bagaimana kita menggunakan kritik untuk memperbaiki program demi kebaikan bersama.
Dengan kata sederhana, mari kita perbaiki bersama apa yang kurang dari program MBG ini. Jangan justru selalu mencari celah untuk menggembosi program yang bertujuan baik ini.
Mari Berjiwa Besar
Harapannya, program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat berjalan dengan baik tanpa menjadi lahan "basah" bagi beberapa oknum. Mengingat mata rantai program MBG ini panjang, potensi penyalahgunaan wewenang demi kepentingan pribadi tentu perlu diantisipasi.
Selain itu, keberadaan program ini juga dapat berdampak pada kantin-kantin sekolah yang merasa kehilangan pendapatan karena anak-anak tidak lagi banyak jajan. Hal ini harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah.
Jangan sampai program yang baru ini justru mematikan mata pencaharian warga negara sendiri. Diharapkan ada kolaborasi yang menghasilkan kebijakan yang adil dan berpihak, baik kepada pemilik kantin maupun pemerintah.
Sebagai orangtua, saya pribadi merasa sangat terbantu dengan adanya program MBG ini. Porsi pengeluaran untuk jajan anak-anak kini lebih terkontrol. Jika sebelumnya anak harus membawa bekal dari rumah, sekarang hal itu tidak lagi diperlukan karena sudah tersedia makan siang bergizi gratis di sekolah.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya