Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yana Haudy
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Yana Haudy adalah seorang yang berprofesi sebagai Full Time Blogger. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

100 Tahun Pramoedya Ananta Toer untuk Adil Sejak Dalam Pikiran

Kompas.com - 06/02/2025, 13:24 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Minke juga diingatkan oleh Jean Marais bahwa apa yang jadi pendapat umum tidak boleh jadi ajang untuk mengadili tanpa kita tahu duduk perkaranya. 

Minke adalah orang terpelajar pada masanya karena bersekolah di HBS. Pada masa prakemerdekaan cuma bule dan anak bupati yang boleh sekolah di sana.

Anak bupati pun amat jarang. Maka Minke jadi satu dari beberapa gelintir pribumi yang sekolah di HBS (setara SMP-SMA dengan masa belajar 5 tahun).

Mengapa Pram memasukkan buah pikirannya ke tokoh Jean Marais? Mungkin karena "beban" Minke sudah banyak. Selain itu Jean dan Minke diceritakan sering terlibat diskusi yang membuat otak berpikir.

Uniknya Jean Marais seorang Prancis yang tidak lancar berbahasa Melayu. Minke pun payah berbahasa Prancis. Bahasa yang dikuasai Minke selain Jawa dan Melayu adalah Belanda. Namun, Jean menolak belajar bahasa Belanda meski dia empat tahun bertugas sebagai tentara Belanda.

Di sini seolah Pram ingin memberitahu bahwa bahasa bukanlah masalah bagi orang untuk bersahabat, yang penting sefrekuensi. 

Kutipan harus berlaku adil sejak dalam pikiran dari Pram itu di masa sekarang bisa kita jadikan peringatan.

Sudah terlalu sering kita menemui orang yang terpelajar, tapi terus-menerus berlaku tidak adil padahal jabatan yang diembannya memungkinkan mereka untuk berlaku adil. 

Ibu dan Istri

Dalam Anak Semua Bangsa kita akhirnya ngobrol dengan ibunda Minke. Di sini Pram tampak "memberontak" dari anggapan umum tentang wanita Jawa pada masa kolonial.

Alih-alih menemukan ibu Minke sebagai seorang bangsawan yang kolot dan menurut pada apa yang melekat padanya, pemikiran ibunda Minke justru mirip Kartini.

Ibunda Minke yang berpikiran terbuka, mau menerima sepak terjang Minke yang membahayakan, dan menerima ketiga istri Minke yang semuanya tidak bisa bahasa Jawa karena bukan orang Jawa.

Pernikahan pertama Minke ada di Bumi Manusia dengan Annelies Mellema saat Minke masih sekolah di HBS.

Pernikahan kedua dengan Ang San Mei saat Minke kuliah di STOVIA, dan yang ketiga dengan Prinses Kasiruta saat perjuangan melawah pemerintah kolonial makin berat dan keras. Annelies dan Ang San Mei meninggal karena sakit, sedangkan Prinses dicerai sebelum Minke dibuang penjajah ke luar Jawa.

Hanya Prinses Kasiruta yang secara langsung dikenalkan Minke ke ibunya. Lainnya hanya lewat surat karena mempertimbangkan ayah Minke yang bupati. Waktu ibunya bilang, "Milih istri, kok, selalu yang gak bisa bahasa Jawa." Tambah menarik karena ketiga istri Pram berlainan ras. 

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Tren #KaburAjaDulu hingga FOMO Anak Muda Kita

Tren #KaburAjaDulu hingga FOMO Anak Muda Kita

Kata Netizen
Efisiensi Anggaran Dimulai dari Rumah

Efisiensi Anggaran Dimulai dari Rumah

Kata Netizen
Bagaimana Membangun Pernikahan dari Titik Nol Tanpa Beban Utang?

Bagaimana Membangun Pernikahan dari Titik Nol Tanpa Beban Utang?

Kata Netizen
100 Tahun Pramoedya Ananta Toer untuk Adil Sejak Dalam Pikiran

100 Tahun Pramoedya Ananta Toer untuk Adil Sejak Dalam Pikiran

Kata Netizen
Kenapa Generasi Milenial Gengsi Tinggal di Rusun?

Kenapa Generasi Milenial Gengsi Tinggal di Rusun?

Kata Netizen
Apa Manfaat Air Lindi dari Kompos?

Apa Manfaat Air Lindi dari Kompos?

Kata Netizen
Kamu Setuju Memberi Makanan Kucing Jalanan di Jalan?

Kamu Setuju Memberi Makanan Kucing Jalanan di Jalan?

Kata Netizen
Bisakah Membangun Bangsa dengan Gizi yang Baik?

Bisakah Membangun Bangsa dengan Gizi yang Baik?

Kata Netizen
Tukang Cukur Tradisional Berinovasi, Baiknya Bagaimana?

Tukang Cukur Tradisional Berinovasi, Baiknya Bagaimana?

Kata Netizen
Antara Kepuasan Publik dan Modal Politik Diplomasi Prabowo

Antara Kepuasan Publik dan Modal Politik Diplomasi Prabowo

Kata Netizen
Memberi Utang ke Teman Itu Perkara Kredibilitas!

Memberi Utang ke Teman Itu Perkara Kredibilitas!

Kata Netizen
Kenangan Naik Becak yang Kini Jarang Ditemui di Kabupaten Tasikmalaya

Kenangan Naik Becak yang Kini Jarang Ditemui di Kabupaten Tasikmalaya

Kata Netizen
Bioaktivator, Ampuh Mempercepat Proses Pengomposan

Bioaktivator, Ampuh Mempercepat Proses Pengomposan

Kata Netizen
Bagaimana 100 Hari Prabowo-Gibran Sejauh Ini?

Bagaimana 100 Hari Prabowo-Gibran Sejauh Ini?

Kata Netizen
Mari Kita Coba dan Biasakan Menabung Tanpa Drama

Mari Kita Coba dan Biasakan Menabung Tanpa Drama

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau