Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yana Haudy
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Yana Haudy adalah seorang yang berprofesi sebagai Full Time Blogger. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

100 Tahun Pramoedya Ananta Toer untuk Adil Sejak Dalam Pikiran

Kompas.com - 06/02/2025, 13:24 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Dari sekian banyaknya buku Pramoedya Ananta Tour, saya sudah baca 3 novelnya: umi Manusia, Anak Semua Bangsa, dan Jejak Langkah.

Bumi Manusia saya pinjam punya ayah dan dua lainnya saya baca di rumah teman, alias pinjam. Gak modal banget, ya, semuanya pinjam.

Novel Bumi Manusia sebetulnya sudah saya lihat saat SMA. Waktu itu kita sedang euforia atas jatuhnya pemerintahan orde baru.

Mungkin karena itu ayah saya berani mengeluarkan Bumi Manusia dan menaruhnya ke rak buku. Beberapa tahun kemudian saat saya kuliah barulah saya baca novel itu.

Saat googling kita akan menemukan alasan kejaksaan agung melarang Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa karena dianggap menyusupkan ajaran komunisme dari Marxisme-Leninisme.

Mungkin pemerintah orde baru takut kalau empat novel Pramoedya yang jadi satu bagian dalam Tetralogi Pulau Buru akan jadi bahan bakar kalangan terdidik untuk melawan pengungkungan ide dan kebebasan berpendapat seperti yang dilakukan Minke.

Minke melawan segala tekanan penjajah dengan menulis dan membuat media cetak. Bahkan sampai saat Minke dibuang ke luar Jawa, dia tetap melawan pemerintah kolonial lewat tulisan.

Berkaitan dengan ayah, belakangan saya baru tahu tahun 2001 saat saya baca Bumi Manusia, buku itu belum resmi dicabut pelarangannya oleh pemerintah. Makanya toko buku Gramedia dan Gunung Agung belum berani menjualnya.

Mungkin ayah saya enggan menjawab karena beliau masih jadi pemimpin redaksi di koran nasional yang terafiliasi dengan pejabat orba. Jadi ayah saya sudah berani mengeluarkan buku Pram, tapi belum berani membicarakannya. 

Adil Sejak Dalam Pikiran

Satu yang paling saya ingat dari semua buah pikiran Pram adalah, "Harus berlaku adil sejak dalam pikiran."

Kalimat itu ada di Bumi Manusia yang diucapkan oleh Jean Marais kepada Minke. Saat itu Minke dihadapkan pada realita kehidupan Nyai Ontosoroh yang berbeda 180 derajat dengan anggapan umum yang negatif melekat pada diri nyai-nyai.

Istilah 'nyai' pada waktu itu disematkan pada perempuan simpanan yang melayani bangsawan, orang Belanda, Arab, bahkan Tionghoa.

Namun, Jean Marais mengingatkan Minke bahwa orang terpelajar haruslah menguji pendapat umum sebelum menerimanya.

Kalau pendapat umum itu mengandung kebenaran maka kita wajib menghormati dan mengindahkannya. Kalau pendapat umum  itu salah maka katakanlah salah.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai 'Skin Tone'?

Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai "Skin Tone"?

Kata Netizen
Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kata Netizen
'Deep Talk' Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

"Deep Talk" Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

Kata Netizen
Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Kata Netizen
Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Kata Netizen
Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Kata Netizen
Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kata Netizen
Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film 'Jumbo'

Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film "Jumbo"

Kata Netizen
Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Kata Netizen
Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Urbanisasi, Lebaran, dan 'Bertahan' di Jakarta

Urbanisasi, Lebaran, dan "Bertahan" di Jakarta

Kata Netizen
Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Kata Netizen
Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau