Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karla Wulaniyati
Penulis di Kompasiana

Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

"Mindfulness" dan "Mindset Growth" untuk Ibu Muda Jalani Puasa

Kompas.com - 07/03/2025, 13:46 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Persoalan sebagai ibu muda apalagi memiliki anak dibawah tiga tahun atau lima tahun adalah perjuangan tersendiri bagi seorang perempuan. 

Dalam hitungan hari, bahkan jam, ibu muda yang juga beragama Islam akan melaksanakan ibadah wajib yaitu puasa Ramadan seperti semua muslim di seluruh dunia.

Agar tetap menjalani ibadah puasa Ramadan dengan baik, mudah, bahagia di tengah kesulitan sebagai ibu muda salah satunya dengan konsep mindfulness dan mindset growth.

Ramadan dan Peranan Sebagai Ibu Muda

Bulan Ramadan adalah waktu yang penuh keberkahan. Namun, bagi banyak ibu muda, bulan ini bisa menjadi tantangan besar.

Bangun dini hari untuk menyiapkan sahur, mengurus anak yang masih kecil, menyiapkan makanan berbuka, sambil tetap menjalankan ibadah dengan khusyuk---semuanya terasa melelahkan.

Tidak jarang, ibu merasa kehabisan energi, baik secara fisik maupun mental. Lalu, bagaimana agar Ramadan tetap terasa ringan dan membahagiakan? Salah satu kuncinya ada pada mindfulness dan growth mindset

Tantangan Ibu Muda di Bulan Ramadan

Setiap ibu memiliki pengalaman unik saat menjalani Ramadan. Namun, sebagian besar menghadapi tantangan yang serupa:

1. Kurangnya Waktu Istirahat

Bangun dini hari untuk sahur, lalu kembali mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga sepanjang hari membuat ibu muda sering kekurangan tidur. Malam harinya, mereka masih harus menyiapkan makanan berbuka, membersihkan rumah, dan menjalankan ibadah.

2. Beban Tugas yang Terlalu Banyak

Di luar urusan rumah tangga, banyak ibu juga memiliki pekerjaan atau usaha sendiri. Kombinasi antara tuntutan rumah dan pekerjaan bisa membuat Ramadan terasa berat.

3. Tekanan untuk Menjadi 'Ibu Sempurna'

Di media sosial, banyak ibu membagikan menu sahur dan berbuka yang menarik, dekorasi rumah yang cantik, hingga rutinitas ibadah yang teratur. Hal ini sering membuat ibu muda merasa bersalah jika mereka tidak bisa melakukan hal yang sama.

Lalu, bagaimana cara mengatasi semua tantangan ini?

Mindfulness: Ramadan dengan Kesadaran Penuh

Mindfulness atau kesadaran penuh adalah kunci untuk menjalani Ramadan dengan lebih tenang dan bahagia. Konsep ini mengajarkan kita untuk hadir dalam momen saat ini, tanpa terbebani oleh tekanan dari masa lalu atau ekspektasi berlebihan.

1. Sadari Bahwa Ramadan Bukan Ajang Kompetisi

Tidak ada standar 'ibu sempurna' dalam Ramadan. Setiap ibu memiliki kapasitas yang berbeda. Fokuslah pada keberkahan, bukan pada kesempurnaan.

"Ramadan bukan tentang membuat makanan paling lezat atau rumah paling rapi. Ramadan adalah tentang mendekatkan diri pada Allah dengan hati yang tenang."

2. Nikmati Momen Kecil yang Berharga

Saat menyuapi anak saat sahur, resapi kebersamaan itu sebagai ibadah.

Saat memasak berbuka, niatkan sebagai bentuk kasih sayang untuk keluarga.

Saat merasa lelah, tarik napas dalam-dalam dan ingatkan diri bahwa setiap usaha adalah ladang pahala.

Mindfulness membuat kita lebih menerima keadaan dan mengurangi stres yang tidak perlu. 

Growth Mindset: Ramadan Bukan Beban, Tapi Tantangan Positif

Growth mindset adalah pola pikir yang percaya bahwa setiap tantangan bisa diatasi dengan usaha dan strategi yang tepat. Bagaimana menerapkannya dalam Ramadan?

1. Ubah Perspektif Tentang Kelelahan

Alih-alih berpikir "Kenapa Ramadan selalu melelahkan?", ubah menjadi "Bagaimana saya bisa menjalani Ramadan dengan lebih ringan?"

Dengan mindset ini, ibu akan lebih fokus mencari solusi daripada mengeluhkan keadaan.

2. Belajar Mendelegasikan Tugas

Libatkan suami atau anak yang lebih besar dalam tugas rumah.

Tidak perlu selalu memasak dari nol, gunakan bahan siap pakai atau menu yang lebih sederhana.

Kurangi ekspektasi rumah harus selalu rapi dan sempurna.

Ramadan bukan tentang seberapa banyak tugas yang bisa diselesaikan, tapi tentang bagaimana menikmati prosesnya dengan baik. 

Tips Praktis: Ramadan Lebih Ringan dan Bahagia

Berikut beberapa strategi sederhana agar ibu muda bisa menjalani Ramadan dengan lebih ringan:

Gunakan Teknik 80/20 Fokus pada 20% aktivitas yang memberi dampak terbesar. Misalnya, memilih menu sahur dan berbuka yang praktis tapi bernutrisi.

Buat Jadwal Fleksibel Tidak perlu menargetkan ibadah tambahan secara berlebihan. Mulailah dari yang paling realistis.

Ciptakan Me-Time Singkat Luangkan 5-10 menit sehari untuk sekadar beristirahat, mendengarkan lantunan Al-Qur'an, atau sekadar menikmati secangkir teh dengan tenang.

Kurangi Aktivitas yang Tidak Esensial Tidak perlu membandingkan diri dengan ibu lain di media sosial. Setiap keluarga punya ritme Ramadan yang berbeda.

Gunakan Afirmasi Positif Mulailah hari dengan mengucapkan: "Saya menjalani Ramadan dengan ringan dan penuh kebahagiaan. Setiap usaha saya bernilai ibadah." 

Ramadan Bahagia Dimulai dari Diri Sendiri

Ramadan seharusnya menjadi bulan yang menenangkan, bukan membebani. Dengan mindfulness dan growth mindset, ibu muda bisa menjalani Ramadan dengan lebih bahagia, ringan, dan penuh semangat.

Setiap usaha yang dilakukan dengan ikhlas akan bernilai ibadah. Jadi, nikmati prosesnya, terima diri sendiri dengan segala keterbatasan, dan jalani Ramadan dengan penuh cinta.

"Ramadan bukan tentang kesempurnaan, tapi keberkahan. Jangan biarkan beban harian menghilangkan esensi kebahagiaan di bulan suci."

Selamat menjalani ibadah puasa Ramadan bagi Kompasianer yang melaksanakan, semoga ibadahnya mencapai derajat taqwa.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Ibu Muda Tanpa Stres Saat Ramadan dengan Mindfulness dan Mindset Growth"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Kata Netizen
Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Kata Netizen
Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Kata Netizen
Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kata Netizen
Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film 'Jumbo'

Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film "Jumbo"

Kata Netizen
Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Kata Netizen
Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Urbanisasi, Lebaran, dan 'Bertahan' di Jakarta

Urbanisasi, Lebaran, dan "Bertahan" di Jakarta

Kata Netizen
Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Kata Netizen
Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Kata Netizen
Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kata Netizen
Film 'Jumbo' yang Hangat yang Menghibur

Film "Jumbo" yang Hangat yang Menghibur

Kata Netizen
Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau