Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dokter Andri Psikiater
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Dokter Andri Psikiater adalah seorang yang berprofesi sebagai Dokter. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Pengaruh Gelombang Panas Ekstrem terhadap Kesehatan Jiwa Manusia

Kompas.com - 12/05/2023, 08:22 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Akhir-akhir ini di berbagai belahan dunia, fenomena gelombang panas ekstrem mulai melanda. Adanya fenomena gelombang panas ekstrem di tahun 2023 ini bisa berdampak negatif terhadap manusia, tak hanya kesehatan fisik melainkan juga kesehatan mental.

Hubungan Gelombang Panas Ekstrem dengan Kesehatan Mental

Menurut beberapa penilitian ilmiah, suhu yang sangat tinggi dapat menyebabkan masalah kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, dan stres berkepanjangan.

Risiko ini umumnya terjadi pada orang-orang yang lebih rentan, seperti orang tua, anak-anak, dan orang-orang dengan kondisi medis tertentu.

Suhu tinggi menurut penelitian juga dapat memengaruhi kualitas tidur seseorang. Banyak orang mungkin akan mengalami kesulitan tidur atau tidka bisa tidur dengan nyenyak selama gelombang panas ekstrem ini melanda.

Hal ini tentu dapat memperburuk masalah kesehatan mental dan meningkatkan risiko gangguan tidur kronis.

Di samping itu, gelombang panas ekstrem juga dapat memicu konflik sosial dan peningkatan tingkat kekerasan.

Pada beberapa penilitian bahkan menunjukkan bahwa suhu yang sangat tinggi dapat membuat orang lebih mudah terprovokasi dan meningkatkan kemungkinan untuk terlibat dalam konflik dan kekerasan.

Dampak lain yang ditimbulkan akibat fenomena gelombang panas ekstrem adalah dapat memengaruhi produktivitas kerja dan prestasi akademik seseorang.

Hal ini dibuktikan oleh sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa suhu yang sangat tinggi dapat menurunkan kemampuan kognitif dan mengganggu konsentrasi seseorang.

Akibatnya seseorang akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas dan membuat keputusan yang baik saat dihadapkan dengan persoalan-persoalan yang sulit.

Maka dari itu, untuk mengurangi dampak negatif dari gelombang panas ekstrem terhadap kesehatan mental, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan.

Pertama, penting untuk melakukan tindakan pencegahan agar tidak terlalu banyak terpapar sinar matahari dan suhu tinggi.

Kedua, memperhatikan pola tidur yang sehat dan mengonsumsi air putih yang cukup juga dapat membantu menjaga kesehatan mental selama gelombang panas ekstrem.

Ketiga, dalam situasi yang lebih ekstrem, pemerintah juga dapat memberikan bantuan dan sumber daya untuk membantu orang-orang yang terkena dampak gelombang panas ekstrem, termasuk orang-orang yang membutuhkan bantuan medis dan sosial.

Edukasi mengenai risiko kesehatan mental selama gelombang panas ekstrem juga dapat membantu orang untuk mengenali dan mengatasi masalah ini.

Referensi

Arnfield, A. J. (2003). Two decades of urban climate research: A review of turbulence, exchanges of energy and water, and the urban heat island. International journal of climatology, 23(1), 1-26.

Burke, M., Hsiang, S. M., & Miguel, E. (2015). Global non-linear effect of temperature on economic production. Nature, 527(7577), 235-239.

Oudin strm, D., Bertil, F., Joacim, R., & Kjell, T. (2013). Can the heat alert warning system be used to predict hospital admissions

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Gelombang Panas Ekstrem dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan Jiwa"

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Mengapa 'BI Checking' Dijadikan Syarat Mencari Kerja?

Mengapa "BI Checking" Dijadikan Syarat Mencari Kerja?

Kata Netizen
Apakah Jodohku Masih Menunggu Kutemui di LinkedIn?

Apakah Jodohku Masih Menunggu Kutemui di LinkedIn?

Kata Netizen
Pendidikan Itu Menyalakan Pelita Bukan Mengisi Bejana

Pendidikan Itu Menyalakan Pelita Bukan Mengisi Bejana

Kata Netizen
Banjir Demak dan Kaitannya dengan Sejarah Hilangnya Selat Muria

Banjir Demak dan Kaitannya dengan Sejarah Hilangnya Selat Muria

Kata Netizen
Ini yang Membuat Koleksi Uang Lama Harganya Makin Tinggi

Ini yang Membuat Koleksi Uang Lama Harganya Makin Tinggi

Kata Netizen
Terapkan Hidup Frugal, Tetap Punya Baju Baru buat Lebaran

Terapkan Hidup Frugal, Tetap Punya Baju Baru buat Lebaran

Kata Netizen
Emoji dalam Kehidupan Kita Sehari-hari

Emoji dalam Kehidupan Kita Sehari-hari

Kata Netizen
Ini yang Membuat Komik Cetak Bisa Bertahan di Era Digital

Ini yang Membuat Komik Cetak Bisa Bertahan di Era Digital

Kata Netizen
Setelah All England, Kini Bersiap Olimpiade Paris 2024

Setelah All England, Kini Bersiap Olimpiade Paris 2024

Kata Netizen
Kenyataan Pahit di Balik Tagar #JanganJadiDosen

Kenyataan Pahit di Balik Tagar #JanganJadiDosen

Kata Netizen
Simak Tips Memilih Akomodasi Saat Liburan Bersama Orangtua

Simak Tips Memilih Akomodasi Saat Liburan Bersama Orangtua

Kata Netizen
Perhatikan Asupan Gizi pada Makanan agar Puasa Lancar

Perhatikan Asupan Gizi pada Makanan agar Puasa Lancar

Kata Netizen
Beras Porang, Alternatif Kaya Manfaat Ketika Harga Beras Putih Meroket

Beras Porang, Alternatif Kaya Manfaat Ketika Harga Beras Putih Meroket

Kata Netizen
Salah Kaprah Kita Soal Penggunaan QRIS

Salah Kaprah Kita Soal Penggunaan QRIS

Kata Netizen
Kelas Menengah: Di Antara Gaji Pas-pasan dan Mimpi Jadi Kaya

Kelas Menengah: Di Antara Gaji Pas-pasan dan Mimpi Jadi Kaya

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com