Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Satria Widiatiaga
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Satria Widiatiaga adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Kompas.com - 31/03/2024, 22:19 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Selama bulan Ramadan bisa dikatakan sesi kultum (Kuliah Tujuh Menit) di Masjid-masjid jadi tempat penceramah lokal mendapat panggungnya.

Tidak hanya Ustad, tetapi dari Bapak-bapak hingga remaja diberi ruang untuk dakwah di masjid.

Apalagi jika pengisi kultum diisi oleh anak-anak muda yang memiliki latar belakang sekolah agama atau pondok pesantren, cara penyampaian mereka pun seringnya cukup menarik dan berapi-api, membuat suasana shalat tarawih menjadi lebih hidup.

Sedangkan untuk Bapak-bapak, walau tidak memiliki latar pendidikan agama, ketika Ramadan akan mendapat kesempatan mengisi satu atau dua kali sesi mengisi kultum selama satu bulan.

Maka, ketika waktunya tiba untuk memberi kultum, biasanya merasa minder atau tidak percaya diri, dikarenakan jam terbang mengisi tausiah keagamaan rendah serta keilmuan agama yang biasa-biasa saja.

Oleh karena itu, ada 4 hal yang bisa dipersiapkan untuk meminimalisir rasa grogi dan lancar ketika menyampaikan kultum.

1. Pilih Materi Ringan

Pilihlah materi-materi seperti hormat kepada orangtua, makna bersyukur kepada Allah, atau materi-materi yang sifatnya mempererat jalinan jemaah di masjid.

Maka tiap jemaah yang menyimak pun merasa sejuk dan relate, karena materi yang disampaikan tidak terlalu berat.

2. Menggunakan Poin-Poin

Namanya kultum, maka waktu yang diberikan biasanya tidak lebih dari 10 menit. Maka untuk lebih memfokuskan apa yang ingin disampaikan, buat poin-poin yang ingin disampaikan sebelum naik mimbar.

Sebagai contoh: Anda akan mengangkat tema "bersyukur", maka pada poin pertama Anda bisa memberikan beberapa contoh perilaku keseharian kita yang kurang pandai bersyukur, cukup 2 menit saja.

3. Mencontoh Kultum Orang Lain

Anda bisa melihat beberapa referensi beberapa dai' yang mengisi kultum, Anda belajar bagaimana seorang penceramah mengatur ritme bicaranya.

Banyak sekali kini referensi yang bisa dijadikan contoh, YouTube hingga siniar online menyediakan beberapa materi ceramah dan penceramah yang bisa ditiru gayanya.

4. Bahasa Kultum Sesuai Audience

Jika Anda mengisi kultum di suatu tempat yang segmented seperti tarawih, maka kita bisa sesuaikan gaya bahasa sesuai dengan jamaah yang mendengarkan.

Apalagi jika ceramah di masjid dekat rumah, sebagai penceramah mesti bisa memilih dan meiliah kata yang hendak dibawakan karena banyak anak-anak yang hadir.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Kultum Ramadan di Masjid Kampung sebagai Ajang Pencarian Penceramah Lokal"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Apa yang Membuat 'Desperate' Ketika Cari Kerja?

Apa yang Membuat "Desperate" Ketika Cari Kerja?

Kata Netizen
Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Kata Netizen
Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kata Netizen
Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Kata Netizen
Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Kata Netizen
Menyoal Kerja Bareng dengan Gen Z, Apa Rasanya?

Menyoal Kerja Bareng dengan Gen Z, Apa Rasanya?

Kata Netizen
Solidaritas Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur

Solidaritas Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur

Kata Netizen
Kenali 3 Cara Panen Kompos, Mau Coba Bikin?

Kenali 3 Cara Panen Kompos, Mau Coba Bikin?

Kata Netizen
Tips yang Bisa Menunjang Kariermu, Calon Guru Muda

Tips yang Bisa Menunjang Kariermu, Calon Guru Muda

Kata Netizen
Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Kata Netizen
Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Kata Netizen
Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kata Netizen
Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Kata Netizen
Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Kata Netizen
Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau