Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Selama bulan Ramadan bisa dikatakan sesi kultum (Kuliah Tujuh Menit) di Masjid-masjid jadi tempat penceramah lokal mendapat panggungnya.
Tidak hanya Ustad, tetapi dari Bapak-bapak hingga remaja diberi ruang untuk dakwah di masjid.
Apalagi jika pengisi kultum diisi oleh anak-anak muda yang memiliki latar belakang sekolah agama atau pondok pesantren, cara penyampaian mereka pun seringnya cukup menarik dan berapi-api, membuat suasana shalat tarawih menjadi lebih hidup.
Sedangkan untuk Bapak-bapak, walau tidak memiliki latar pendidikan agama, ketika Ramadan akan mendapat kesempatan mengisi satu atau dua kali sesi mengisi kultum selama satu bulan.
Maka, ketika waktunya tiba untuk memberi kultum, biasanya merasa minder atau tidak percaya diri, dikarenakan jam terbang mengisi tausiah keagamaan rendah serta keilmuan agama yang biasa-biasa saja.
Oleh karena itu, ada 4 hal yang bisa dipersiapkan untuk meminimalisir rasa grogi dan lancar ketika menyampaikan kultum.
1. Pilih Materi Ringan
Pilihlah materi-materi seperti hormat kepada orangtua, makna bersyukur kepada Allah, atau materi-materi yang sifatnya mempererat jalinan jemaah di masjid.
Maka tiap jemaah yang menyimak pun merasa sejuk dan relate, karena materi yang disampaikan tidak terlalu berat.
2. Menggunakan Poin-Poin
Namanya kultum, maka waktu yang diberikan biasanya tidak lebih dari 10 menit. Maka untuk lebih memfokuskan apa yang ingin disampaikan, buat poin-poin yang ingin disampaikan sebelum naik mimbar.
Sebagai contoh: Anda akan mengangkat tema "bersyukur", maka pada poin pertama Anda bisa memberikan beberapa contoh perilaku keseharian kita yang kurang pandai bersyukur, cukup 2 menit saja.
3. Mencontoh Kultum Orang Lain
Anda bisa melihat beberapa referensi beberapa dai' yang mengisi kultum, Anda belajar bagaimana seorang penceramah mengatur ritme bicaranya.
Banyak sekali kini referensi yang bisa dijadikan contoh, YouTube hingga siniar online menyediakan beberapa materi ceramah dan penceramah yang bisa ditiru gayanya.
4. Bahasa Kultum Sesuai Audience
Jika Anda mengisi kultum di suatu tempat yang segmented seperti tarawih, maka kita bisa sesuaikan gaya bahasa sesuai dengan jamaah yang mendengarkan.
Apalagi jika ceramah di masjid dekat rumah, sebagai penceramah mesti bisa memilih dan meiliah kata yang hendak dibawakan karena banyak anak-anak yang hadir.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Kultum Ramadan di Masjid Kampung sebagai Ajang Pencarian Penceramah Lokal"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.