Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Krisanti_Kazan
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Krisanti_Kazan adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Kompas.com - 07/11/2024, 12:06 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Pesatnya urbanisasi, ketahanan pangan di wilayah perkotaan menjadi isu krusial, terutama bagi golongan rentan dan miskin.

Kelompok ini sering kali menghadapi kesulitan dalam mengakses pangan berkualitas, yang berdampak langsung pada kesehatan dan kesejahteraan mereka. 

Tingginya biaya hidup di kota-kota besar, ditambah dengan lahan terbatas untuk pertanian, memperparah situasi ini.

Kondisi ekonomi yang tidak stabil, termasuk fluktuasi harga pangan dan rendahnya pendapatan, semakin memperburuk akses mereka terhadap pangan yang cukup dan bergizi.

Bagaimana mini urban farming dapat menjadi solusi berkelanjutan dalam meningkatkan ketahanan pangan bagi golongan rentan?

Dengan memanfaatkan lahan sempit di perkotaan untuk bercocok tanam, mini urban farming menawarkan peluang bagi masyarakat miskin untuk memproduksi pangan sendiri, mengurangi ketergantungan pada pasar, dan menciptakan sumber pangan yang lebih stabil. 

Pendekatan ini tidak hanya bertujuan untuk mengatasi masalah pangan, tetapi juga untuk memberdayakan komunitas, meningkatkan keterampilan, dan mendukung ekonomi lokal secara berkelanjutan.

Mengatasi kelaparan bukanlah hanya tentang menyediakan makanan; ini tentang membangun masa depan di mana setiap orang memiliki kesempatan untuk makan dengan layak dan hidup dengan penuh potensi.” — Jacqueline Novogratz.

Konsep Mini Urban Farming

Mini urban farming adalah praktik bercocok tanam yang dilakukan di lahan terbatas di wilayah perkotaan, seperti pekarangan rumah, atap bangunan, atau bahkan di dalam ruangan dengan sistem hidroponik. 

Konsep ini memanfaatkan ruang kecil yang tersedia di kota untuk menanam sayuran, buah-buahan, dan tanaman lainnya yang dapat digunakan sebagai sumber pangan. 

Berbeda dengan pertanian tradisional yang membutuhkan lahan luas, mini urban farming dirancang untuk dapat diterapkan di area yang sangat terbatas, menjadikannya solusi yang praktis dan efisien bagi penduduk perkotaan, terutama bagi mereka yang berada dalam golongan rentan dan miskin.

Manfaat dari mini urban farming sangat signifikan dalam meningkatkan ketahanan pangan di lingkungan perkotaan.

Jadi, dengan menanam sendiri, masyarakat dapat mengurangi ketergantungan pada pasar dan menekan biaya hidup, terutama biaya yang dikeluarkan untuk membeli pangan. 

Selain itu, mini urban farming juga memberdayakan masyarakat melalui peningkatan keterampilan bercocok tanam dan pemahaman tentang pentingnya keberlanjutan. 

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

'Selain Donatur Dilarang Mengatur', untuk Siapa Pernyataan Ini?

"Selain Donatur Dilarang Mengatur", untuk Siapa Pernyataan Ini?

Kata Netizen
Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang 'Tidak'?

Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang "Tidak"?

Kata Netizen
'Fatherless' bagi Anak Laki-laki dan Perempuan

"Fatherless" bagi Anak Laki-laki dan Perempuan

Kata Netizen
Mudik Backpacker, Jejak Karbon, dan Cerita Perjalanan

Mudik Backpacker, Jejak Karbon, dan Cerita Perjalanan

Kata Netizen
Antara RTB dan Kualitas Hidup Warga Jakarta?

Antara RTB dan Kualitas Hidup Warga Jakarta?

Kata Netizen
Apa yang Membuat Hidup Sederhana Jadi Pilihan?

Apa yang Membuat Hidup Sederhana Jadi Pilihan?

Kata Netizen
Pembelajaran dari Ramadan, Minim Sampah dari Dapur

Pembelajaran dari Ramadan, Minim Sampah dari Dapur

Kata Netizen
Bagaimana Premanisme Bisa Hidup di Tengah Kehidupan?

Bagaimana Premanisme Bisa Hidup di Tengah Kehidupan?

Kata Netizen
Kasus Konstipasi Meningkat Selama Puasa, Ini Solusinya!

Kasus Konstipasi Meningkat Selama Puasa, Ini Solusinya!

Kata Netizen
Zakat di Sekolah, Apa dan Bagaimana Caranya?

Zakat di Sekolah, Apa dan Bagaimana Caranya?

Kata Netizen
Kesiapan Tana Toraja Sambut Arus Mudik Lebaran

Kesiapan Tana Toraja Sambut Arus Mudik Lebaran

Kata Netizen
Ada Halte Semu bagi Pasien Demensia di Jerman

Ada Halte Semu bagi Pasien Demensia di Jerman

Kata Netizen
Memberi Parsel Lebaran, Lebih dari Sekadar Berbagi

Memberi Parsel Lebaran, Lebih dari Sekadar Berbagi

Kata Netizen
Melihat Kota Depok Sebelum dan Setelah Lebaran

Melihat Kota Depok Sebelum dan Setelah Lebaran

Kata Netizen
'Mindful Eating' di Bulan Ramadan dan Potensi Perubahan Iklim

"Mindful Eating" di Bulan Ramadan dan Potensi Perubahan Iklim

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau