Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Pesatnya urbanisasi, ketahanan pangan di wilayah perkotaan menjadi isu krusial, terutama bagi golongan rentan dan miskin.
Kelompok ini sering kali menghadapi kesulitan dalam mengakses pangan berkualitas, yang berdampak langsung pada kesehatan dan kesejahteraan mereka.
Tingginya biaya hidup di kota-kota besar, ditambah dengan lahan terbatas untuk pertanian, memperparah situasi ini.
Kondisi ekonomi yang tidak stabil, termasuk fluktuasi harga pangan dan rendahnya pendapatan, semakin memperburuk akses mereka terhadap pangan yang cukup dan bergizi.
Bagaimana mini urban farming dapat menjadi solusi berkelanjutan dalam meningkatkan ketahanan pangan bagi golongan rentan?
Dengan memanfaatkan lahan sempit di perkotaan untuk bercocok tanam, mini urban farming menawarkan peluang bagi masyarakat miskin untuk memproduksi pangan sendiri, mengurangi ketergantungan pada pasar, dan menciptakan sumber pangan yang lebih stabil.
Pendekatan ini tidak hanya bertujuan untuk mengatasi masalah pangan, tetapi juga untuk memberdayakan komunitas, meningkatkan keterampilan, dan mendukung ekonomi lokal secara berkelanjutan.
“Mengatasi kelaparan bukanlah hanya tentang menyediakan makanan; ini tentang membangun masa depan di mana setiap orang memiliki kesempatan untuk makan dengan layak dan hidup dengan penuh potensi.” — Jacqueline Novogratz.
Konsep Mini Urban Farming
Mini urban farming adalah praktik bercocok tanam yang dilakukan di lahan terbatas di wilayah perkotaan, seperti pekarangan rumah, atap bangunan, atau bahkan di dalam ruangan dengan sistem hidroponik.
Konsep ini memanfaatkan ruang kecil yang tersedia di kota untuk menanam sayuran, buah-buahan, dan tanaman lainnya yang dapat digunakan sebagai sumber pangan.
Berbeda dengan pertanian tradisional yang membutuhkan lahan luas, mini urban farming dirancang untuk dapat diterapkan di area yang sangat terbatas, menjadikannya solusi yang praktis dan efisien bagi penduduk perkotaan, terutama bagi mereka yang berada dalam golongan rentan dan miskin.
Manfaat dari mini urban farming sangat signifikan dalam meningkatkan ketahanan pangan di lingkungan perkotaan.
Jadi, dengan menanam sendiri, masyarakat dapat mengurangi ketergantungan pada pasar dan menekan biaya hidup, terutama biaya yang dikeluarkan untuk membeli pangan.
Selain itu, mini urban farming juga memberdayakan masyarakat melalui peningkatan keterampilan bercocok tanam dan pemahaman tentang pentingnya keberlanjutan.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya