Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Mengenal "Labi-labi", Angkutan Umum Khas Aceh yang Eksistensinya Kini Mulai Memudar"
Indonesia adalah negara yang unik. Selain terkenal dengan banyaknya suku serta adat istiadat, keunikan lainnya juga dapat dilihat pada moda transportasi umum.
Jika di Jakarta ada bajaj, maka di Aceh ada labi-labi.
Labi-labi merupakan angkutan umum yang populer sejak tahun 80-an yang memiliki bentuk seperti mobil pick up dengan tempat duduk dan penutup di bagian atas.
Jika dilihat sekilas, bentuknya memang mirip seperti kura-kura, mempunyai cangkang di bagian punggung belakang.
Eksistensi labi-labi di tengah masyarakat kian hari semakin memudar. Kini, masyarakat lebih sering menggunakan kendaraan pribadi ketimbang menggunakan labi-labi.
Meski demikian, labi-labi tetap masih beroperasi di jalanan kota-kota yang ada di Aceh. Tidak berbeda jauh dengan jenis angkutan lainnya, labi-labi juga mempunyai rute khusus dan tarif yang berbeda-beda.
Rute dan kode yang ada di labi-labi tidak berubah dari dulu hingga sekarang. Ini mengikuti arah kecamatan dan kampung yang ada di Aceh. Kodenya pun tidak terlalu susah untuk diingat, misal 01,02,03, dan 04.
Ketika saya masih duduk di bangku SMP, saya selalu ingat dua kode labi-labi yang akan saya tumpangi.
Kode 01 untuk menuju kota dan kode 02 untuk pulang ke rumah. Tarifnya pun cukup murah, yaitu Rp 2.000.
Adapun tarif labi-labi untuk anak sekolah dan orang dewasa berbeda. Jika anak sekolah dipatok Rp 2.000, maka untuk orang dewasa tarifnya bisa mencapai Rp 5.000 tergantung jarak yang ditempuh.
Labi-labi beroperasi dari pukul 06.00 pagi hingga 18.00 sore. Jika mencari labi-labi, maka penumpang cukup tunggu saja di pinggir jalan. Dan jika sedang terburu-buru, langsung ke terminal, karena di sanalah labi-labi mangkal.
Di Aceh, pengguna labi-labi didominasi oleh ibu-ibu. Kebanyakan ibu-ibu menggunakan labi-labi sebagai transportasi untuk ke pasar.
Tidak hanya itu, ibu-ibu juga sering menggunakan labi-labi untuk mengantar rombongan pergi takziah atau mengunjungi orang sakit karena dirasa cukup menghemat biaya dibandingkan menyewa mobil rental.
Jika banyak diminati ibu-ibu, apakah labi-labi merupakan kendaaraan yang sudah pasti aman? Belum tentu. Sebab, labi-labi juga rentan alami kecelakaan karena beberapa hal, seperti berikut: