Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Nauval
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Muhammad Nauval adalah seorang yang berprofesi sebagai Perawat. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Nostalgia Naik “Labi-labi”, Angkutan Umum Khas Aceh

Kompas.com - 13/11/2022, 16:00 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Pertama, Supir yang Suka Ngebut dan Mengejar Setoran

Kebanyakan labi-labi adalah mobil kepunyaan pribadi. Namun ada juga sopir labi-labi yang menyewa labi-labi dari orang lain. Kalau seperti ini, maka jelas keuntungannya akan dibagi dua dengan pemilik mobil.

Biasanya mekanisme pembagiannya akan ditetapkan sesuai kesepakatan sopir dan pemilik labi-labi. Maka tidak heran jika didapati banyak sopir labi-labi yang kebut-kebutan guna mengejar setoran.

Ketika saya duduk di bangku SMP, kebanyakan sopir labi-labi didominasi oleh mereka yang masih tergolong muda, yaitu umur 24 hingga 28 tahun. Semangat menyopir sembari mengejar penumpang masih sangat tinggi sekali.

Namun tentu saja, kebut-kebutan di jalan dengan dalih alasan seperti itu tidak dapat dibenarkan. Karena keselamatan diri dan penumpang adalah yang paling utama dari semuanya.

Kedua, Kapasitas Penumpang yang Melebihi Muatan Normal

Pemandangan anak-anak sekolah yang bergelantungan dan duduk di atas atap labi-labi ketika pulang sekolah merupakan hal lumrah. Bahkan, fenomena tersebut masih sering pula saya jumpai hingga sekarang ini.

Jika normalnya dalam satu labi-labi memuat sekitar 15 hingga 18 orang penumpang. Namun jika banyak penumpang bergelantungan, maka jumlahnya bisa bertambah 5 hingga 8 orang sekali jalan.

Biasanya labi-labi yang seperti ini akan memilih jalan kampung untuk mengantar penumpang, agar terhindar dari razia polisi di jalanan.

Itulah sepenggal pengalaman saya dengan labi-labi, angkutan umum khas Aceh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Standarisasi MBG, dari Pengawasan hingga Sanksi

Standarisasi MBG, dari Pengawasan hingga Sanksi

Kata Netizen
Mencari Jalan Tengah Wisuda Sekolah agar Terlaksana

Mencari Jalan Tengah Wisuda Sekolah agar Terlaksana

Kata Netizen
6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

Kata Netizen
Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai 'Skin Tone'?

Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai "Skin Tone"?

Kata Netizen
Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kata Netizen
'Deep Talk' Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

"Deep Talk" Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

Kata Netizen
Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Kata Netizen
Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Kata Netizen
Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Kata Netizen
Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kata Netizen
Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film 'Jumbo'

Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film "Jumbo"

Kata Netizen
Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Kata Netizen
Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau