Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Tidak Sulit, Begini Kiat Menanam Cabai Rawit di Pekarangan Rumah"
Cabai rawit merupakan jenis tanaman populer yang disukai banyak orang. Biasanya, cabai rawit digunakan sebagai pelengkap cita rasa makanan.
Nah, bagi kamu yang gemar membuat masakan dengan cabai rawit. Sekarang, kamu bisa menanam cabai rawit sendiri di pekarangan rumahmu.
Dengan cara menanam cabai rawit sendiri, maka kamu tidak perlu repot membeli cabai. Hal ini sekaligus bisa menghemat pengeluaranmu jika suatu waktu harga cabai melonjak di pasaran.
Sejatinya menanam cabai rawit tidaklah sesulit yang dibayangkan. Cabai rawit cenderung lebih mudah dirawat bila dibandingkan dengan cabai panjang maupun cabai hibrida.
Namun, bagaimana jika tidak memiliki lahan di pekarangan rumah?
Tenang, jangan khawatir. Hal pertama yang perlu kamu persiapkan bukanlah lahan yang berhektar-hektar, melainkan polybag untuk menyilakan bibit cabai bertunas. Kalau kamu punya ternak, bisa beri benih cabai dengan sedikit pupuk organik.
Aku biasanya menggunakan pupuk kambing atau pupuk ayam. Kalau tidak ada, lebih baik buat saja pupuk kompos. Syukur-syukur kalau buahnya banyak, bisa dibagi-bagi dan dijual.
Kalau tidak punya polybag, bagaimana?
Jika di rumah tidak punya polybag, maka kita bisa gunakan bekas wadah mi instan untuk menyemai calon tunas cabai rawit. Tentu saja kita tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan.
Andai di rumahmu tidak ada polybag maupun wadah mi instan, lagi-lagi tak perlu bingung, kamu bisa menggunakan karung bekas bungkus semen.
Nah, ketika tunas cabai rawit mulai tumbuh ke atas tanah kira-kira 3-4 minggu, maka bisa segera dipindahkan ke bedengan alias lahan terbuka. Ini khusus bagi kamu yang punya lahan.
Tidak perlu banyak-banyak, cukup satu bedengan sepanjang 3 meter saja. Soalnya jarak tanam cabai rawit tidak terlalu lebar, hanya sekitar 2-3 jengkal tangan orang dewasa.
Nah, ketika tanaman cabai rawit mulai berbunga dan berbuah, sebenarnya kita tak perlu memberikannya pupuk lagi. Tapi, kalau ingin mendapatkan buah yang lebih lebat dan banyak, maka perlu diberi pupuk seperti phonskha cair ataupun NPK dengan sistem cor (siram tanahnya).
Meski begitu, jika di awal-awal penyemaian sudah ada pupuk organik, tak perlu kita tambah lagi. Cukup kita usir tumbuhan pengganggu yang bisa merebut nutrisi tanah dari cabai.
Memasuki usia 11-12 minggu (kira-kira 3 bulan), sejatinya cabai rawit sudah boleh dipanen.
Tidak ada aturan khusus untuk memetik cabai rawit. Tapi, jangan pula kalian cabut dari akarnya.
Cabai rawit, terutama yang berasal dari bibit lokal (racik sendiri) biasanya mampu bertahan hingga 2 tahun. Ini kalau kita rajin merawatnya, ya.
Tapi, bisa dibayangkan kalau kita menanam cabai rawit secara berkala. Alhasil, tak perlu beli cabai lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.