Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Akibatnya Terlalu Bergantung pada Orang Dalam Saat Seleksi Masuk Kerja"
Sulitnya mendapatkan pekerjaan di masa sekarang ini membuat banyak orang mengharapkan bantuan dari “orang dalam” yang berada di sebuah institusi, baik itu institusi dunia kerja maupun dunia pendidikan.
Istilah “orang dalam” mengacu kepada seseorang dalam sebuah institusi yang memiliki pengaruh kuat, bisa diandalkan, serta dapat dimanfaatkan untuk meloloskan tujuan tertentu.
Jika di dunia kerja, orang dalam akan bisa bermanfaat bagi seseorang pelamar kerja untuk bisa lolos seleksi dan diterima kerja di suatu institusi.
Selain itu, orang dalam juga bisa dimanfaatkan untuk seseorang yang sudah tergabung di suatu institusi untuk menaikkan pangkat, memberi keistimewaan, hingga menyediakan keuntungan-keuntungan tertentu.
Di samping itu, fenomena memanfaatkan orang dalam ini juga terjadi di dunia pendidikan. Seperti misalnya, agar bisa lulus dan masuk di sebuah institusi pendidikan nomor wahid, seseorang akan meminta bantuan pada orang dalam di institusi tersebut untuk meluluskannya.
Tak jarang, jika orang dalam tersebut sukses membantu seseorang mencapai tujuannya, mereka akan mendapat imbalan hadiah sebagai bentuk pendekatan personal.
Tujuan memberikan hadiah kepada orang dalam ini agar memperlancar proses seseorang tersebut mencapai tujuannya, baik itu diterima kerja maupun diterima di institusi pendidikan bermutu.
Para orang dalam itu bisa saja memiliki hubungan khusus terhadap seseorang yang meminta bantuan, misal karena faktor ikatan keluarga, budaya, asal daerah, hingga pertemanan.
Tak jarang pula, seseorang yang disebut orang dalam ini juga memiliki tujuan dan kepentingan tertentu. Seperi misalnya, sang orang dalam akan membantu meloloskan seseorang di tempatnya bekerja agar kelak orang itu bergabung di timnya.
Atau bisa juga si orang dalam akan memberikan suatu jabatan dan posisi tertentu kepada seseorang yang dinilai kelak akan bisa mendukungnya saat dibutuhkan.
Situasi seperti itu sudah banyak terjadi di dunia kerja. Tentu akan ada akibatnya, umumnya si orang dalam ini akan memberikan efek negatif terhadap kinerja sebuah institusi.
Sebab, jika hal itu terjadi terus-menerus maka akan meruntuhkan kapabilitas sebuah institusi dan akan memengaruhi kinerja.
Selain itu faktor orang dalam akan bisa mencederai nilai-nilai kejujuran yang terdapat di sebuah institusi, serta bisa memperburuk iklim dan sistem kerja.
Jika praktik dan fenomena mengandalkan orang dalam ini terus berlanjut maka sistem kerja di sebuah institusi akan berjalan sekadar sebagai balas jasa pada orang dalam.